HomeInfo SehatPernapasanKabut Asap Bisa Picu Penyakit Ini Saat Asia Games di Palembang
Pernapasan

Kabut Asap Bisa Picu Penyakit Ini Saat Asia Games di Palembang

dr. Fiona Amelia MPH, 28 Agu 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Pelaksanaan Asian Games di Palembang terancam kabut asap. Kondisi polusi tersebut dapat memicu berbagai penyakit seperti berikut ini.

Kabut Asap Bisa Picu Penyakit Ini Saat Asia Games di Palembang

Kejadian kabut asap di Palembang masih masih bisa dikendalikan hingga perhelatan Asian Games minggu kedua. Meski demikian, status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan di kota masih berlangsung hingga 30 Oktober 2018. Warga dan pengunjung pun diimbau untuk tetap waspada terhadap penyakit yang dapat muncul akibat polusi tersebut.

Efek jangka pendek

Polutan udara dalam kabut asap umumnya mengandung ozon, oksida nitrogen, sulfur oksida, karbonmonoksida, dan logam berat. Kandungan-kandungan ini, terutama ozon, dapat memicu gangguan kesehatan dalam jangka pendek. Gangguan ini, yang umumnya terjadi di saluran napas dalam penyakit sebagai berikut:

  • Batuk, iritasi tenggorokan, hingga infeksi saluran napas atas. Kadar ozon yang tinggi akan mengiritasi saluran napas, yang biasanya berlangsung selama beberapa jam setelah terpapar kabut asap.
  • Serangan asma. Bagi penderita asma, paparan ozon dosis tinggi dari kabut asap dapat memicu serangan asma yang lebih berat dari biasanya.
  • Sesak napas. Ozon yang terhirup dapat memengaruhi kapasitas paru-paru, sehingga seseorang merasa sesak atau sulit untuk bernapas dalam, khususnya saat berolahraga.

Kabut asap juga mengandung materi partikulat (particulate matter) yang tak hanya mengganggu saluran napas, tetapi juga memicu peradangan dan penyempitan pembuluh darah.

Oleh sebab itu, paparan kabut asap bisa memicu episode serangan jantung pada individu yang rentan, yakni yang memiliki riwayat serangan jantung atau faktor risiko penyakit jantung koroner.

Efek jangka panjang

Dalam jangka panjang, paparan terhadap kabut asap juga dapat meningkatkan risiko gangguan atau penyakit berikut:

  • Menurunnya fungsi paru secara permanen, utamanya pada anak-anak. Hasil studi menemukan bahwa kapasitas paru anak dapat menurun hingga 20 persen akibat paparan kabut asap yang terus-menerus.
  • Meningkatkan risiko penyakit akibat terpapar logam berat. Kabut asap mengandung logam berat seperti timbal, merkuri, dan arsen. Seiring dengan waktu, kadar logam berat dapat terakumulasi di dalam tubuh dan memicu gangguan kesehatan saat mencapai kadar yang berbahaya.Secara spesifik arsen dapat meningkatkan risiko kanker, merkuri dapat menyebabkan kerusakan saraf dan kelainan bawaan lahir, serta timbal dapat menurunkan fungsi otak dan menyebabkan gangguan belajar pada anak.
  • Meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke. Polutan di dalam kabut asap dapat memicu pengerasan dan penyempitan pembuluh darah.

Lindungi diri Anda!

Kota-kota besar biasanya telah dilengkapi oleh alat yang dapat mendeteksi pencemaran udara. Karenanya, sebagai langkah awal menghindari dampak polusi kabut asap, Anda perlu mengetahui indeks standar pencemar udara (ISPU) setempat, yang dibagi ke dalam 5 kategori, yakni baik (ISPU 1-50), sedang (ISPU 51-100), tidak sehat (ISPU 101-199), sangat tidak sehat (ISPU 200-299), dan berbahaya (ISPU 300 atau lebih).

ISPU dapat Anda temukan di dalam billboard digital khusus berlogo Kementerian Lingkungan Hidup yang terpampang di jalan-jalan protokol.

Selain itu, lakukan kiat berikut ini:

  • Batasi aktivitas di luar ruangan saat ISPU mencapai kadar yang tidak sehat. Meski belum sampai kadar berbahaya, peluang Anda mengalami berbagai gangguan penyakit tetap meningkat dengan semakin lamanya terpapar kabut asap.
  • Batasi intensitas aktivitas fisik saat kabut asap muncul. Semakin intens aktivitas Anda, semakin tinggi peluang mengalami gangguan saluran napas. Ganti aktivitas seperti lari atau bersepeda dengan yang lebih ringan dan aman seperti berjalan.
  • Gunakan masker khusus bila harus berada di lokasi yang mengalami pencemaran udara. Umumnya masker berlabel N95, N97 atau N99, yang menunjukkan efektivitas dalam menyaring partikel polutan (95, 97, atau 99 persen).
  • Pilih waktu olahraga yang tepat. Bila ingin berolahraga, lakukan di pagi hari pukul 05.00-06.00 WIB atau di malam hari setelah pukul 18.00 WIB, saat kadar ozon mencapai kadar terendahnya.
  • Saring udara yang masuk ke rumah. Bila memungkinkan, gunakan penyaring (filter) udara di dalam rumah.

Kemunculan kabut asap mungkin akan membuat Anda kecewa karena tak bisa menonton pertandingan Asian Games secara langsung di Palembang. Demi menjaga kesehatan dan terhindar dari penyakit akibat polusi udara, Anda dapat menyaksikan laga atlet jagoan dari balik layar televisi. Sayangi kesehatan Anda, karena itulah yang lebih penting.

[NP/ RVS]

Polusi UdaraPenyakitAsian GamesPolusiKabut AsappernapasanPalembang

Konsultasi Dokter Terkait