Kesehatan Umum

Benarkah Tingkat Kematian pada Duda Lebih Tinggi?

dr. Nadia Octavia, 07 Jun 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematian pada duda lebih tinggi. Simak penjelasannya di bawah ini.

Benarkah Tingkat Kematian pada Duda Lebih Tinggi?

Perceraian tentu merupakan hal yang tidak diinginkan oleh pasangan yang sudah menikah. Namun terkadang karena kondisi tertentu, perceraian harus terjadi. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa duda memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dibanding janda.

Secara logis, sebenarnya pria yang bercerai biasanya memiliki beban hidup yang lebih sedikit dibanding dengan wanita yang bercerai. Namun, hal ini bisa berbeda jika seorang duda harus bekerja dan merawat anak.

Terbiasa menyerahkan urusan rumah tangga dan anak kepada istri pun membuat seorang duda menjadi ketergantungan. Akhirnya, setelah bercerai ia pun merasakan kerepotan yang luar biasa karena tidak terbiasa menghadapi urusan rumah tangga.

Tentunya banyak perubahan yang terjadi setelah bercerai. Selain menyandang status duda atau janda, mengurus anak bahkan diri sendiri tentunya terasa lebih berat ketimbang saat dihadapi berdua dengan pasangan.

Penyebab tingkat kematian duda lebih tinggi

Berdasarkan studi yang dipublikasikan oleh jurnal The Lancet Public Health menemukan bahwa tingkat kematian duda lebih tinggi 3 kali lipat dibandingkan pria beristri atau wanita yang sudah bercerai.

Penelitian ini dilakukan pada populasi dari the Canadian Community Health Survey terhadap sejumlah 40,000 orang tua (yang masih menikah atau bercerai). Dilakukan selama lebih dari 11 tahun, penelitian tersebut akhirnya menemukan beberapa fakta unik.

Pada penelitian tersebut ditemukan beberapa faktor yang bisa meningkatkan angka kematian duda. Faktor-faktor tersebut misalnya para duda lebih sedikit mengonsumsi buah dan sayur lebih sedikit dibandingkan pria menikah (karena tidak ada yang menyiapkan makanan sehat), menjadikan minuman beralkohol sebagai pelarian dan usia yang lebih tua dari pasangannya (saat bercerai).

Salah satu faktor risiko yang terbesar adalah kesepian karena tidak memiliki pasangan. Banyak literatur medis yang menyebutkan bahwa kesepian dan terisolasi secara sosial dapat meningkatkan risiko kematian lebih cepat, obesitas, gangguan tidur, peningkatan hormon stres, penyakit jantung dan penurunan fungsi otak.

Tingkat stres duda lebih tinggi

Kemampuan menangani stres para duda juga kurang baik bila dibandingkan dengan wanita yang bercerai. Di saat yang sama para duda harus dapat merawat anak dengan baik (jika sudah memiliki anak). Selain itu, ia juga dituntut harus bisa mengurus keperluan rumah tangga, sekaligus mengurus diri sendiri dan bekerja. Terlebih lagi, kemampuan multitasking seringkali tidak dimiliki oleh pria. Oleh karena itu, tak heran tingkat stres duda lebih tinggi.

Selain itu para pria juga terdidik sejak kecil untuk mengabaikan emosi. Semisal tidak boleh terlihat lemah, menangis atau sedih berlebihan. Jika dibiarkan, kondisi tersebut dapat berujung pada depresi. Untuk itu cobalah mencari teman untuk berbagi keluh kesah hidup Anda.

Tidak perlu terburu-buru mencari pasangan baru dan menikah lagi, namun paling tidak Anda memiliki orang tempat berbagi. Bisa keluarga, teman atau kerabat Anda. Tetapkan juga tujuan yang realistis agar Anda tidak stres dan hindari menaruh ekspektasi berlebihan. Jangan lupa juga untuk menjalani gaya hidup sehat seperti menajaga pola makan dan berolahraga secara teratur.

Meski dari penelitian di atas terbukti bahwa tingkat kematian pada duda lebih tinggi dibandingkan pria menikah atau wanita yang sudah bercerai, Anda sebagai duda tidak perlu berkecil hati. Hindari stres dan tetaplah bahagia dengan melakukan hal – hal yang Anda senangi dan membuat Anda terus bersemangat.

[NP/ RVS]

KematianEmosiStresDuda

Konsultasi Dokter Terkait