Kehamilan

Mengungkap Risiko Hamil di Bawah Usia 20 Tahun

dr. Andika Widyatama, 17 Apr 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Hamil di bawah usia 20 tahun ternyata mengundang sederet dampak buruk kesehatan. Apa saja?

Mengungkap Risiko Hamil di Bawah Usia 20 Tahun

Hamil di bawah usia 20 tahun masih menjadi masalah kesehatan global. Pada kebanyakan kasus, keadaan ini terjadi di wilayah dengan status pendidikan dan ekonomi yang rendah.

Penting diketahui, para ahli tidak menganjurkan seorang wanita untuk hamil di bawah usia 20 tahun. Sebab di usia tersebut, organ reproduksi wanita masih belum “matang”, sehingga sederet dampak buruk kesehatan lebih mungkin untuk terjadi.

Fakta menyebutkan bahwa komplikasi selama kehamilan dan persalinan merupakan penyebab utama kematian pada wanita usia 15 hingga 19 tahun di seluruh dunia. Bahkan setiap tahun, ada sekitar 3,9 juta wanita berusia 15 hingga 19 tahun yang melakukan aborsi secara tidak aman.

Dampak buruk hamil di bawah usia 20 tahun

Hamil di bawah usia 20 tahun dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, di antaranya:

● Tekanan darah tinggi dan preeklamsia

Hamil pada usia di bawah 20 tahun dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi. Penelitian menyebutkan, wanita hamil yang terkena tekanan darah tinggi lebih berisiko untuk mengalami preeklamsia. Preeklamsia merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, terdapat protein dalam urine, dan retensi cairan di bawah kulit.

Preeklamsia dapat membahayakan ibu hamil maupun janin. Karena, kondisi ini turut menimbulkan masalah pada ginjal atau jantung. Komplikasi seperti kelahiran prematur juga dapat terjadi akibat preeklampsia. Bayi yang lahir prematur memiliki perkembangan organ tubuh yang belum sempurna, sehingga cenderung mengalami masalah kesehatan di kemudian hari.

● Anemia

Hamil di bawah usia 20 tahun juga turut meningkatkan risiko terjadinya anemia. Kondisi ini merupakan masalah kesehatan yang ditandai dengan kurangnya komponen sel darah merah (hemoglobin) yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Anemia yang terjadi selama kehamilan dapat memengaruhi tumbuh kembang janin dalam kandungan. Akibatnya, janin menjadi kurang asupan oksigen dan zat gizi.

● Bayi berat lahir rendah (BBLR)

Kejadian BBLR biasanya meningkat pada wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun. Bayi yang mengalami BBLR biasanya memiliki berat berkisar antara 1500-2500 gram. Bayi yang lahir pada kondisi ini perlu diletakkan di dalam ventilator setelah dilahirkan, untuk membantu proses pernapasannya.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine, anak yang lahir pada kondisi BBLR akan mengalami gangguan saat proses belajar, juga memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung dan diabetes di kemudian hari.

● Depresi pasca persalinan

Wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun lebih berisiko untuk mengalami depresi pasca persalinan atau postpartum depression. Keadaan ini harus segera diatasi, karena dapat memengaruhi kondisi sang ibu maupun kualitas perawatan bayi yang baru dilahirkan.

Faktanya, memang ada beragam efek negatif yang bisa terjadi pada wanita yang  hamil di bawah usia 20 tahun. Oleh karenanya, Anda atau pasangan sebaiknya menunda kehamilan hingga usia sang wanita berkisar antara 20 hingga 35 tahun. Di bawah usia yang disarankan tersebut, tentu ada beragam risiko yang harus siap dihadapi.

[NB/ RVS]

preeklamsiaKehamilanHamil di Bawah Usia 20 TahunHamil

Konsultasi Dokter Terkait