Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeInfo SehatReproduksiBerbahayakah Penebalan Dinding Rahim? Ini Faktanya
Reproduksi

Berbahayakah Penebalan Dinding Rahim? Ini Faktanya

dr. Fiona Amelia MPH, 14 Sep 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Penebalan dinding rahim kerap dikaitkan dengan penyakit seperti kanker. Sebenarnya, berbahayakah penebalan dinding rahim?

Berbahayakah Penebalan Dinding Rahim? Ini Faktanya

Penebalan dinding rahim bukanlah kanker. Namun, wanita yang mengalaminya lebih berisiko terkena kanker rahim.

Dinding rahim terdalam dibentuk dari lapisan endometrium. Lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah ini mengalami perubahan seiring dengan naik-turunnya hormon estrogen di sepanjang siklus haid.

Di awal siklus, hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium membuat endometrium bertumbuh dan menebal. Tujuannya agar rahim siap menerima embrio atau bakal janin jika terjadi kehamilan. 

Karena ovulasi––yaitu saat sel telur dilepaskan dari salah satu ovarium––kadar hormon progesteron pun mulai meningkat.

Jika kehamilan tidak terjadi, kadar kedua hormon tersebut akan menurun. Penurunan kadar progesteron akan memicu luruhnya endometrium, yang tampak sebagai darah haid. 

Lalu, seberapa bahaya penebalan dinding rahim ini? Berikut penjelasan lengkapnya. 

Penebalan Dinding Rahim, Apakah Berbahaya?

Terjadinya penebalan dinding rahim atau hiperplasia endometrium berkaitan dengan tingginya kadar estrogen yang tidak diimbangi oleh kadar progesteron. 

Untuk diketahui, progesteron baru dibentuk jika terjadi ovulasi. Sebaliknya, tanpa ovulasi, tidak akan ada pembentukan progesteron. Akibatnya, sel-sel endometrium akan terus tumbuh dan menebal sebagai respons terhadap tingginya kadar estrogen.

Artikel Lainnya: Ciri-Ciri Rahim yang Sehat dan Subur, Wajib Diketahui Wanita

Mekanisme tersebut juga dapat menjadi cikal-bakal mengapa penebalan dinding rahim kerap terjadi setelah menopause. Hal ini karena menopause menyebabkan ovulasi berhenti, dan progesteron tidak lagi dibentuk.

Selain menopause, penebalan dinding rahim juga bisa terjadi saat seorang wanita memasuki masa perimenopause (menjelang menopause). Ini karena perimenopause mengakibatkan ovulasi menjadi tidak teratur.

Kondisi-kondisi lain yang menyebabkan kadar estrogen berlebihan––faktor risiko penebalan dinding rahim––meliputi:

  • Penggunaan obat-obatan yang berperan seperti estrogen.
  • Penggunaan estrogen dosis tinggi jangka panjang setelah menopause pada wanita yang belum menjalani operasi pengangkatan rahim.
  • Haid yang tidak teratur akibat sindrom polikistik ovarium atau gangguan kesuburan.
  • Obesitas atau kelebihan berat badan.

Jika terjadi penebalan dinding rahim, gejala utama dapat berupa gangguan haid atau perdarahan rahim yang tidak normal. 

Perdarahan haid menjadi lebih banyak atau lebih lama dari biasanya, siklus haid lebih pendek dari 21 hari, atau mengalami perdarahan setelah menopause.

Kapan Perlu ke Dokter?

Konsultasi Dokter Gratis Tanpa Keluar Rumah Saat Pandemi, Ini Caranya

Sekarang kamu sudah tahu, ‘kan, mengenai bahaya atau akibat penebalan dinding rahim? Karena itu, kamu perlu ke dokter apabila mengalami pendarahan haid yang lebih banyak atau lebih lama dari biasanya.  

Dokter akan mencurigai adanya penebalan dinding rahim bila:

  • Seorang wanita berusia 35 tahun atau lebih.
  • Mengalami perdarahan yang tidak normal.
  • Usia lebih muda dari 35 tahun dan perdarahan tidak normal tak bisa diatasi dengan obat-obatan. 

Dokter akan melakukan USG secara transvaginal untuk memeriksa apakah dinding rahim mengalami penebalan dari ukuran normal. 

Di samping itu, dokter juga akan memeriksa apakah terdapat sel-sel keganasan.

Artikel Lainnya: Benarkah Pengangkatan Rahim Kurangi Kepuasan Seks Wanita?

Sebagian besar kasus penebalan dinding rahim dapat diatasi dengan terapi hormon yang mengandung progestin. Namun, kondisi itu bisa kembali kambuh jika kamu memiliki berat badan berlebih atau indeks massa tubuh lebih dari 35 kg/m2.

Pada kasus yang berat, fungsi dan bentuk sel endometrium bisa berubah sehingga berpotensi menjadi kanker rahim

Karenanya, operasi pengangkatan rahim atau histerektomi merupakan terapi terbaik bila kamu tak lagi menginginkan keturunan. Kekambuhan tidak akan terjadi setelah prosedur ini dilakukan.

Melihat bahayanya kondisi dinding rahim yang tebal, jangan ragu untuk segera membawa diri ke dokter spesialis kandungan jika mengalami pola haid yang tidak normal atau volume haid berlebihan. 

Penebalan dinding rahim yang terdeteksi secara dini memiliki peluang sembuh yang lebih besar. Ini berarti risiko kanker rahim juga bisa dihindari.

Apabila punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, klik fitur Tanya Dokter untuk berkonsultasi secara online kepada dokter. Jangan lupa download aplikasi KlikDokter, solusi untuk #JagaSehatmu!

[RS]

RahimDinding Rahim

Konsultasi Dokter Terkait