Kesehatan Bayi

Bayi ASI Sering BAB, Normalkah?

dr. Alberta Jesslyn Gunardi. BMedSc Hons, 12 Feb 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Bingung mendapati bayi Anda yang baru lahir sering BAB? Apakah ini ada kaitannya dengan pemberian ASI? Jangan panik dulu, baca penjelasan medisnya di sini.

Bayi ASI Sering BAB, Normalkah?

Setiap bayi yang baru lahir dan mendapat ASI eksklusif akan mengalami peningkatan dalam BAB dan BAK. Tak jarang, orang tua dibuat panik karenanya.

Saat bayi sering BAB sampai lebih dari tiga kali sehari, kebanyakan orang tua akan langsung mengira bahwa anaknya mengalami diare. Padahal sebenarnya tidak demikian.

Untuk mengetahui kondisi kesehatan bayi yang sebenarnya dan kecukupan ASI, Anda dapat memperhatikan warna, konsistensi, dan frekuensi tinja bayi.

Frekuensi BAB Bayi yang Normal

Kondisi bayi baru lahir yang sering BAB umum dijumpai. Namun, ketahuilah bahwa konsistensi dan frekuensi tinja bayi yang diberi ASI akan berbeda dengan bayi yang diberikan susu formula.

  • Bayi yang Diberi ASI

Normalnya, bayi dengan ASI eksklusif yang berusia 0-3 bulan akan mengalami BAB rata-rata 4-10 kali sehari. Namun, bisa saja bayi baru lahir mengalami BAB hanya 2-3 hari sekali.

Selain dari frekuensi BAB, perhatikan pula konsistensi tinja bayi. Bayi yang diberikan ASI akan memiliki tinja lebih encer.

Inilah yang kemudian menimbulkan anggapan bahwa bayi baru lahir sering BAB  mencret.

Artikel Lainnya: BAB Bayi Berbusa, Bahayakah?

  • Bayi yang Diberi Susu Formula

Sementara itu, bayi dengan susu formula memiliki frekuensi BAB lebih sedikit, yaitu 1-4 kali sehari. Baru kemudian setelah satu bulan, frekuensinya menurun menjadi 1-2 kali sehari.

Jika melihat konsistensi tinja, bayi susu formula akan cenderung memiliki tinja lebih lengket.

Penyebab Bayi ASI Sering BAB

Bila melihat pembahasan tadi, Anda bisa menyimpulkan bahwa bayi ASI lebih sering BAB ketimbang bayi dengan susu formula.

Lalu, mengapa bayi baru lahir sering BAB dan kentut? Itu karena tubuh bayi baru lahir belum memiliki kemampuan untuk mengontrol sistem pencernaan.

Saat perut bayi terisi, susu merangsang saluran pencernaannya dan memberikan dorongan untuk buang air besar. Biasanya bayi akan BAB beberapa saat setelah menyusu.

Saat bayi menginjak usia enam bulan, sistem pencernaannya akan bekerja semakin baik. Apalagi pada usia enam bulan, ia sudah mulai mengonsumsi makanan lain selain ASI.

Pada usia tersebut, frekuensi BAB dan konsistensi tinja akan menyesuaikan dengan makanan yang dikonsumsi.

Jadi, tak perlu risau apabila mendapati bayi Anda yang baru lahir sering BAB. Bayi Anda baik-baik saja, selama tinjanya tidak bercampur dengan darah atau lendir, masih ada ampasnya, dan tidak disertai demam.

Artikel Lainnya: Ada Gumpalan Putih di BAB Bayi, Apa Penyebabnya?

Tanda-Tanda BAB Bayi yang Perlu Diwaspadai

Apabila bayi Anda BAB kurang dari tiga kali sehari, kemungkinan mereka tidak mendapatkan cukup ASI.

Kemudian, perhatikan juga ciri-ciri fisik dari tinjanya. Selama beberapa hari pertama, bayi ASI akan mengeluarkan mekonium sehingga tinja akan berwarna gelap.

Kemudian dalam waktu 48 jam, tinja akan berwarna lebih terang dan lebih encer lalu mulai berwarna kuning hijau.

Apabila tinja berubah menjadi merah berdarah, hitam, atau putih, maka Anda perlu segera konsultasi kepada dokter.

Perhatikan juga tanda-tanda di bawah ini:

  • Bayi tiba-tiba tidak buang air besar sesuai jadwal rutin
  • Bayi tampak sembelit atau kesakitan
  • Bayi mengalami diare lebih dari satu hari
  • Konsistensi tinja keras

Pada bayi baru lahir, dalam beberapa bulan akan terjadi berbagai perubahan pada konsistensi tinja dan frekuensi BAB. Karena itu, penting bagi Anda untuk memperhatikan dan mengevaluasinya dengan saksama.

Apabila konsistensi tinja berubah menjadi keras dan kering, bayi akan mengalami kesulitan mengeluarkannya sehingga akan terus menangis dan gelisah.

Selain itu, apabila konsistensi sangat cair sampai ampasnya hanya sedikit, bayi menjadi lebih rentan dehidrasi. Jadi, pastikan bayi tetap mau minum susu.

Segera periksakan anak Anda ke dokter apabila menemukan baik konsistensi atau frekuensi BAB yang tidak seperti biasanya.

Dokter memerlukan informasi yang detail untuk menegakkan diagnosis, seperti frekuensi, warna, konsistensi, dan volume BAB. Anda juga dapat mengambil foto tinja bayi untuk ditunjukkan kepada dokter.

Jangan lupa untuk konsumsi makanan bergizi bagi ibu, sehingga ASI yang terkandung mengandung nutrisi tinggi.

Apabila punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, Anda bisa chat dokter melalui fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter.

[WA]

Sumber:

Medical News Today. Diakses 2022. Breastfed baby poop: What is cause for concern?

Healthline. Diakses 2022. Poop in Breastfed Babies: What to Expect

BABASIBayi

Konsultasi Dokter Terkait