Kehamilan

7 Penyakit Selain Virus Zika yang Ditularkan oleh Nyamuk

dr. Citra Roseno, 12 Feb 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Selain virus Zika, Anda juga perlu mewaspadai beberapa penyakit lain yang ditularkan oleh nyamuk. Apa saja penyakit-penyakit tersebut?

7 Penyakit Selain Virus Zika yang Ditularkan oleh Nyamuk

Kemarin WHO (Wolrd Health Organization) menyatakan virus Zika sebagai kasus kedaruratan kesehatan masyarakat. Penyebaran virusnya yang cepat telah mengkhawatirkan banyak pihak, begitu pula dengan kemungkinan kaitan antara infeksi virus tersebut dan angka mikrosefali pada bayi.

Khususnya di Indonesia, selain virus Zika juga perlu diwaspadai beberapa penyakit lain yang ditularkan oleh nyamuk.

Perubahan musim di Indonesia yang tengah memasuki musim hujan meningkatkan insiden beberapa penyakit yang ditularkan melalui nyamuk. Umumnya virus atau parasit tersebut akan masuk ke dalam tubuh nyamuk, berkembang biak, untuk kemudian ditularkan kepada manusia.

1. Malaria

Parasit penyebab malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina, yang sering menggigit pada waktu senja hingga fajar. Penyakit ini memiliki angka kematian yang cukup tinggi terutama pada kelompok bayi, anak balita, dan ibu hamil. Di Indonesia, angka kejadian tertinggi per tahun 2013 terdapat di Papua, Papua Barat, dan NTT. Parasit penyebab malaria pada manusia antara lain Plasmodium falciparum, P. vivax, P. malariae, dan P. ovale.

Gejala yang ditimbulkan adalah demam, menggigil, dan gejala seperti flu selama sekitar tujuh hari. Selain Indonesia, daerah yang juga sering mengalami kasus malaria adalah Afrika sub-Sahara, Asia, dan Amerika Latin. Terapi yang efektif saat ini adalah dengan terapi ACT (artemisinin-based combination).

2. Dengue

Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kejadian infeksi dengue saat ini sedang meningkat di Indonesia seiring musim pancaroba yang terjadi. Di luar Indonesia, kejadian infeksi dengue juga sedang meningkat di kawasan Hawaii.

Setiap tahunnya di dunia, 400 juta orang terinfeksi dengue yang menjadi penyebab penyakit dan kematian utama pada daerah beriklim tropis dan subtropis. Infeksi dengue dapat bermanifestasi sebagai demam dengue atau demam berdarah dengue (DBD).

Gejala awal DBD berupa demam tinggi mendadak yang berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakkan bola mata, nyeri otot, terkadang disertai tanda perdarahan seperti bintik-bintik merah, dan pada infeksi berat menimbulkan gangguan saluran cerna, syok hingga kematian.

Untuk vaksin dengue di Indonesia, diharapkan tahun 2016 ini sudah dapat beredar untuk masyarakat.

3. Chikungunya

Chikungunya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Karakteristik infeksi chikungunya mirip dengan DBD seperti demam mendadak, menggigil, mual, sakit kepala, dan bintik-bintik kemerahan pada kulit, namun ditambah keluhan spesifik nyeri sendi terutama sendi siku, lutut, pergelangan tangan dan kaki, serta nyeri otot yang berlangsung sekitar satu minggu.

Kejadian chikungunya juga meningkat pada daerah Eropa, sekitar Samudra Pasifik dan Hindia. Membedakan dengue dan chikungunya saat ini dilakukan melalui isolasi virus, serta gejala chikungunya yang lebih dominan yakni nyeri di daerah persendian.

4. Demam Kuning

Virus demam kuning atau yellow fever ditularkan melalui spesies nyamuk Aedes atau Haemagogus.

Umumnya orang yang terinfeksi demam kuning tidak menunjukkan gejala atau hanya bergejala ringan. Gejala awal biasanya demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, mual, dan muntah. Setelah beberapa jam atau hari, sekitar 15% kasus akan berlanjut menjadi keluhan yang lebih berat seperti demam tinggi, tubuh kuning, perdarahan, hingga kegagalan multiorgan.

Vaksin demam kuning dianjurkan untuk orang berusia lebih dari 9 bulan yang akan memasuki daerah risiko transmisi demam kuning, seperti Afrika dan Amerika Selatan. Di Indonesia, vaksin ini dapat diperoleh di beberapa klinik dan kantor kesehatan bandar udara.

5. Kaki Gajah

Penyakit kaki gajah atau filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh tiga spesies cacing filaria seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori, yang ditularkan oleh semua jenis nyamuk seperti Culex, Anopheles, Mansonia, dan Aedes.

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI, terdapat 19% orang Indonesia yang tubuhnya mengandung mikrofilaria dari seluruh populasi penduduk. Gejala penyakit ini berupa demam, radang dan pembengkakan kelenjar getah bening, hingga pembesaran tungkai, lengan, buah dada, dan buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas.

Penyakit kaki gajah bersifat menahun, dan bila tidak mendapat pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap seumur hidup seperti pembesaran kaki, lengan, dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.

Sejak tahun 2002, pemerintah melakukan pemberian obat anti-filaria massal untuk mencegah penyebaran penyakit kaki gajah di daerah endemis.

6. Radang Otak

Umumnya, infeksi virus penyebab radang otak atau ensefalitis disebabkan oleh nyamuk jenis Culex, terutama Culex tritaeniorhynchus. Infeksi radang otak pada manusia mayoritas tidak bergejala atau berupa gejala ringan seperti flu. Namun, persentase kecil penderita akan mengalami radang otak dengan gejala berupa sakit kepala hebat yang tiba-tiba, demam tinggi, disorientasi, koma, tremor, dan kejang. Vaksin untuk virus ini tersedia bagi orang yang akan bepergian ke daerah endemis.

7. Virus West Nile

Virus ini tercatat ditemukan di Eropa, Timur Tengah, Amerika, Kanada, Afrika, India, sebagian Asia, dan Australia. Belum tersedia vaksin untuk penyakit ini. Infeksi pada manusia bisa tidak bergejala, namun kurang dari 1% penderita dapat mengalami peradangan otak dan selaput otak.

Penanganan utama akibat virus ini adalah istirahat total, menjaga asupan cairan tubuh, menjaga nutrisi tubuh, dan obat-obatan simptomatik. Namun, pada kasus yang lebih berat, dapat dibutuhkan transfusi darah.

Untuk mencegah gigitan nyamuk, Anda dapat menggunakan obat antinyamuk, pakaian yang tertutup, penggunaan kelambu ketika tidur, serta melakukan tindakan 4M Plus seperti pada pencegahan DBD.

Bila punya pertanyaan lain seputar topik lainnya, gunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi dengan dokter.

nyamuk

Konsultasi Dokter Terkait