Covid-19

Bagaimana Perkembangan Vaksin Virus Zika?

dr. Alvin Nursalim, SpPD, 12 Mar 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Virus Zika ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang telah terinfeksi. Bahayanya, bisa mengancam nyawa dan bayi tak tumbuh normal. Adakah vaksin virus zika?

Bagaimana Perkembangan Vaksin Virus Zika?

Pernahkah Anda mendengar tentang virus Zika? Virus Zika adalah virus yang termasuk ke dalam genus flavivirus yang ditularkan oleh nyamuk yang pertama kali diidentifikasi di Uganda pada tahun 1947. Wabah penyakit virus Zika telah dicatat di Afrika, Amerika, Asia dan Pasifik.

Pada tahun 2015, sempat terjadi outbreak Zika dan ditemukan adanya hubungan antara mikrosefali dan infeksi Zika. Mikrosefali merupakan suatu kondisi ketika lingkar kepala bayi lebih kecil daripada ukuran rata-rata.

Saat ini kita memiliki harapan dalam menghadapi penyakit Zika. Tinggal selangkah lagi sampai vaksin Zika dapat digunakan secara luas. Lalu, bagaimana perkembangan vaksin Zika saat ini?

Perkembangan Vaksin Virus Zika

Saat ini, vaksin virus Zika telah dikembangkan di beberapa negara. Namun Amerika Serikat adalah negara yang sangat serius dalam mengembangkan vaksin ini, melalui organisasi kesehatan National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID).

Setelah diuji pada hewan percobaan, sekarang vaksin telah sampai pada tahap percobaan kepada manusia. Vaksin Zika mengandung bagian dari DNA yang disebut plasmid. Plasmid mengandung gen yang bertugas mengekspresikan kode protein virus Zika kepada sistem imun tubuh.

Sesuai dengan teori pemberian vaksinasi, orang yang disuntik dengan vaksin akan membuat respons imun terhadap virus tersebut. Sehingga mampu melindungi mereka dari infeksi di masa yang akan datang.

Artikel Lainnya: Mengenal Aedes Aegypti, Si Pembawa Virus Zika

Vaksin DNA ini tidak mengandung protein yang dapat menularkan penyakit, sehingga orang tidak akan mendapatkan infeksi Zika yang “sebenarnya” dari pemberian vaksin ini.

Sayangnya sampai pada saat penulisan ini, belum ada vaksin Zika yang sudah lolos uji klinis skala besar dan siap digunakan untuk masyarakat luas. Saat tulisan ini dibuat, terdapat sekitar 18 kandidat vaksin yang berada dalam berbagai tahap perkembangan penelitian praklinis dan klinis.

Masih banyak yang harus dipelajari tentang demam Zika, termasuk bagaimana virus dapat menyebabkan penyakit pada berbagai usia, jenis kelamin, kondisi medis (misalnya kehamilan), dan masalah-masalah lainnya .

Jika vaksin virus Zika telah sempurna dan siap digunakan, timbul pertanyaan lain yang masih diteliti hingga saat ini: Siapakah yang pantas mendapatkan vaksin tersebut?

Belum jelas siapa yang akan mendapatkan vaksinasi ini, apakah diberikan kepada populasi wanita usia subur atau diberikan kepada anak wanita sejak usia sedini mungkin. Jika kita belajar dari kasus infeksi rubela, seluruh vaksin yang penyakitnya berisiko menyebabkan cacat lahir diberikan pada anak sejak usia sedini mungkin.

Artikel Lainnya: Jika Terkena Virus Zika, Tidak Boleh Hamil Lagi Selamanya?

Cara Mencegah Penularan Virus Zika

Satu satunya cara mencegah penularan virus Zika adalah dengan mencegah gigitan nyamuk. Adapun beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah gigitan nyamuk adalah:

  • Gunakan pakaian yang tertutup untuk mencegah gigitan nyamuk.
  • Tutupi kereta bayi dengan kelambu.
  • Selalu ikuti instruksi label penggunaan obat penangkal nyamuk. Jangan menggunakan produk yang mengandung minyak lemon eucalyptus atau para-menthane-diol (PMD) pada anak di bawah 3 tahun.
  • Jangan mengoleskan obat anti serangga ke tangan, mata, mulut, luka, atau kulit yang teriritasi.
  • Jika Anda juga menggunakan tabir surya, oleskan tabir surya pertama dan kedua penolak serangga.
  • Zika juga dapat ditularkan melalui hubungan seks. Penggunaan kondom dapat menurunkan risiko penularan virus ini melalui hubungan seks.

Kini, Anda tidak bingung lagi tentang bagaimana mencegah virus Zika bukan? Yuk, kita hidup bersih dan jaga stamina tubuh untuk hidup sehat dan terbebas dari infeksi virus ini.

(RPA)

vaksinVirus Zika

Konsultasi Dokter Terkait