Pernapasan

Hati-hati, Emosi Bisa Jadi Penyebab Asma Kambuh!

Ayu Maharani, 13 Feb 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Emosi negatif dipercaya bisa jadi penyebab asma mendadak kambuh. Benar tidaknya anggapan tersebut, ini penjelasan medisnya.

Hati-hati, Emosi Bisa Jadi Penyebab Asma Kambuh!

Ketika saluran udara menuju paru-paru membengkak dan menyempit, lalu penderitanya mengalami sesak napas, maka kondisi itu disebut sebagai asma.

Menurut American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology, asma alergi merupakan jenis asma yang paling umum.

Jika Anda mengalami asma alergi, hal yang sering menyebabkan penyakit tersebut kambuh adalah alergen. Adapun beberapa jenis alergen, yaitu serbuk bunga, tungau, debu, bulu hewan, dan spora jamur.

Tak cuma alergen, Allergy and Asthma Foundation of America (AAFA) mengatakan bahwa emosi yang berlebih juga bisa jadi penyebab asma!

Hubungan Asma dan Emosi

Senada dengan AAFA, dr. Arina Heidyana pun menyetujui bahwa emosi bisa jadi penyebab kambuhnya asma alergi.

“Iya, emosi negatif bisa berlanjut menjadi stres berat. Stres inilah yang dinilai menjadi faktor risiko timbulnya serangan asma mendadak. Sebenarnya tak cuma asma, emosi negatif juga bisa memicu penyakit lain karena hal itu bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh,” jelasnya.

The American Institute of Stress melaporkan, orang yang sedang stres dan terpapar alergen dapat mengalami reaksi asma alergi yang jauh lebih parah daripada orang yang tidak stres.

Sebuah studi yang dipublikasikan oleh International Journal of Child Health and Human Development juga pernah membahas hubungan antara asma dan masalah mental.

Dua masalah mental yang dibahas di studi tersebut adalah depresi berat dan gangguan kecemasan.

Para peneliti menilai, kondisi pasien akan jauh lebih baik jika terapi mental dari psikolog atau psikiater ikut diberikan.

Artikel Lainnya: Kenali 6 Penyebab Asma yang Bisa Menyerang Anda

Gangguan kecemasan atau anxiety juga punya gejala yang mirip dengan asma. Keduanya bisa membuat penderitanya mengalami nyeri dada dan sesak napas.

Lalu, menurut penelitian yang diterbitkan oleh NCBI, mereka yang stres juga dapat bereaksi terhadap skin prick test (tes tusuk kulit).

Tes yang dilakukan di lengan bawah bagian dalam itu berfungsi untuk memeriksa reaksi alergi dari zat tertentu.

Orang yang keadaan mentalnya sedang tidak baik, akan mengalami bentol dan gatal-gatal yang lebih lama daripada orang yang baik-baik saja.

Tak cuma emosi negatif, AAFA mengingatkan bahwa kegembiraan yang berlebih juga bisa jadi pemicunya kambuhnya asma.

Kenapa demikian? Tanpa Anda sadari, saat seseorang sangat bahagia, ia cenderung berteriak keras, tertawa terbahak-bahak, dan melakukan beberapa gerakan yang melelahkan.

Respons emosional dan fisik yang berlebih, entah itu positif atau negatif, mampu mengubah pernapasan Anda.

Artikel Lainnya: Risiko Kematian di Balik Penyakit Asma

Bagaimana Cara Mengelola Emosi agar Asma Alergi Tak Sering Kambuh?

Mengelola respons emosional Anda dapat mengurangi kekambuhan asma alergi. AAFA merekomendasikan Anda untuk mencoba teknik pernapasan berikut ini:

  • Tarik napas perlahan melalui hidung, lalu keluarkan melalui mulut.
  • Habiskan interval 7 detik untuk menarik napas, menahan napas, lalu menghembuskan napas.
  • Cobalah untuk fokus hanya pada napas Anda dan tidak memikirkan hal lain.

Selain teknik pernapasan di atas, Anda juga bisa melakukan latihan observasi seperti di bawah ini:

  • Fokuslah mengamati objek dari alam yang ada di dekat Anda.
  • Jangan lakukan apa pun, kecuali mengamati objek tersebut.
  • Lakukan selama yang Anda bisa sambil melatih pernapasan juga.

Artikel Lainnya: Tips agar Rumah Bebas dari Penyakit Asma

Kapan Harus ke Dokter untuk Memeriksakan Diri?

Jika gejala asma dapat dikendalikan dengan baik, Anda tidak perlu memeriksakan diri ke dokter.

Sebaliknya, apabila intensitas atau kekambuhan asma meningkat, periksa ke dokter harus jadi opsi utama.

Sebagai pasien, Anda juga harus jujur kepada dokter mengenai kecemasan yang akhir-akhir ini mengganggu. Ceritakan jujur kepada dokter apabila Anda mengalami gejala-gejala berikut ini:

  • Kehilangan selera makan.
  • Merasa hampa, putus asa, mudah marah.
  • Penurunan atau kenaikan berat badan.
  • Kesulitan tidur.
  • Kesulitan berkonsentrasi atau mengingat sesuatu.
  • Kehilangan minat dalam aktivitas.

Ketika mengalami gejala di atas, dokter dapat mengombinasikan perawatan medis asma dengan terapi tertentu dari psikolog atau psikiater.

Kini Anda sudah mengetahui kenapa emosi bisa menyebabkan asma, khususnya asma alergi, sering kambuh.

Bila masih ada pertanyaan seputar gangguan pernapasan lain, konsultasikan hal itu pada dokter kami lewat fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter.

(OVI/AYU)

Asma

Konsultasi Dokter Terkait