Pencernaan

Jenis-Jenis Diare yang Perlu Kamu Tahu

dr. Valda Garcia, 30 Agt 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ternyata, jenis diare itu berbeda-beda. Masing-masing jenis bisa menunjukkan apa yang terjadi di dalam tubuhmu. Mari ketahui macam-macam diare di sini.

Jenis-Jenis Diare yang Perlu Kamu Tahu

Diare adalah kondisi ketika seseorang mengalami buang air besar yang lebih sering, dengan tekstur tinja yang cair. Sebagian besar diare disebabkan oleh bakteri dan virus.

Meskipun sebagian besar kasus diare dapat sembuh sendiri, terkadang diare bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti ketidakseimbangan elektrolit dan gagal ginjal. 

Pada dasarnya terdapat lima jenis diare yang dapat dialami oleh seseorang, mulai dari diare osmotik hingga diare paradoksikal. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai macam-macam diare tersebut.

1. Diare Osmotik

Anak Diare, Haruskah Diberi Antibiotik?

Diare osmotik terjadi karena tingginya jumlah air yang ditarik ke dalam rongga usus, sehingga konsistensi tinja di dalamnya akan bersifat lebih cair. Diare osmotik menunjukkan adanya gangguan penyerapan pada usus. 

Hal ini sering dialami oleh orang dengan intoleransi laktosa dan orang-orang yang sensitif terhadap pemanis buatan. Kondisi ini dapat dicegah dengan mengurangi atau menghindari konsumsi produk susu serta makanan yang mengandung pemanis buatan.

Diare osmotik juga bisa disebabkan oleh efek samping dari obat-obatan dan perawatan medis, seperti penggunaan antibiotik, obat tekanan darah, kemoterapi, dan terapi radiasi dosis tinggi.

Artikel Lainnya: Makanan yang Baik untuk Kesehatan Pencernaan Anda

2. Diare Sekretorik

Jenis diare ini hampir sama dengan diare osmotik. Pengeluaran cairan di dalam rongga usus lebih tinggi sehingga membuat konsistensi tinja yang lebih cair. 

Bila kamu sudah menghindari produk susu dan pemanis buatan namun tetap mengalami diare, kemungkinan kondisimu disebabkan oleh diare sekretorik.

Hal ini dapat dipicu oleh adanya reaksi infeksi atau gangguan hormon. Jika mengalami hal ini, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan diri ke dokter sehingga dapat dinilai secara keseluruhan penyebab.

3. Diare Eksudatif

Waspada Bahaya Dehidrasi akibat Diare

Tekstur tinja bisa cair, disertai dengan lendir, darah, atau nanah. Jika kamu mengalami kondisi tersebut, kategori diare yang terjadi kemungkinan adalah diare eksudatif. 

Diare eksudatif paling sering disebabkan oleh reaksi peradangan pada usus, seperti pada penyakit Crohn atau kolitis ulseratif. Namun, kondisi ini dapat juga diakibatkan oleh infeksi bakteri, misalnya E. coli.

Diare eksudatif dapat diatasi berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Jika dipicu oleh peradangan usus, akan diberikan steroid yang merupakan antiperadangan atau imunosupresan.

Jika disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan memberikan pengobatan berupa antibiotik yang tepat untuk menangani kondisi tersebut.

Artikel Lainnya: Jangan Cemas, Ini Obat Diare Alami Anak untuk Pertolongan Pertama

4. Diare Paradoksikal

Diare paradoksikal adalah kondisi ketika tinja yang cair disertai dengan sembelit. Jenis diare ini dapat terasa sangat tidak nyaman bagi penderitanya.

Penyebab diare yang satu ini sebenarnya karena konstipasi yang memicu impaksi tinja. Terkadang, tinja bisa bocor di sekitar impaksi sehingga muncullah diare paradoksikal.

Pada kondisi ini, dokter biasanya akan mengatasi sembelit yang dialami terlebih dahulu. Banyak metode yang dapat dilakukan, salah satunya berupa prosedur enema (pemasukkan cairan ke dalam kolon melalui anus).

Jenis diare ini dapat dicegah dengan mencegah timbulnya sembelit, seperti mengonsumsi makanan yang tinggi serat dan mencukupi kebutuhan cairan.

5. Pseudodiarrhea

Kondisi ini mirip dengan sindrom iritasi usus dan diare paradoksikal, yaitu adanya reaksi sembelit di dalam diare. Oleh sebab itu, selain dengan enema, pseudodiarrhea juga membutuhkan asupan serat yang cukup untuk meredakan sembelitnya terlebih dahulu.

Penggunaan obat-obatan antidiare juga diperlukan untuk mengatasi jenis diare ini serta menghindari kondisi yang lebih parah. 

Selain itu, diare ini memiliki gejala yang hampir mirip dengan beberapa jenis diare yang disebutkan di atas. Bila mengalami kondisi ini, kamu disarankan untuk melakukan pemeriksaan diri ke dokter sehingga bisa diberikan terapi yang tepat.

Berdasarkan durasinya, diare juga dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu diare akut, diare persisten, dan diare kronis.

  • Diare akut: berlangsung kurang dari 2 minggu
  • Diare persisten: berlangsung sekitar 2-4 minggu
  • Diare kronis: berlangsung lebih dari 4 minggu

Itulah penjelasan mengenai jenis-jenis diare. Perlu diketahui bahwa diare dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti dehidrasi, gagal ginjal, hingga kematian. Oleh karena itu, penanganan diare harus tepat.

Untuk menghindari komplikasi, kamu harus mencukupi kebutuhan cairan saat diare. Konsumsi juga oralit atau obat antidiare untuk membantu menghentikan diare. 

Selain itu, hindari konsumsi makanan atau minuman yang dapat memperparah diare, seperti susu dan produk olahannya.

Jika kondisi diare tak kunjung membaik atau disertai demam, lendir, darah, ataupun nanah, segeralah periksa diri ke dokter agar dapat memperoleh terapi yang tepat.

Apabila kamu masih memiliki pertanyaan seputar topik ini, jangan sungkan untuk berkonsultasi kepada dokter melalui fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter. Mari #JagaSehatmu selalu!

[RS]

DiareGangguan Pencernaan

Konsultasi Dokter Terkait