Kulit

Sering ke Gym? Waspadai 5 Penyakit Kulit Ini

Ruri Nurulia, 14 Mar 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Meski menjanjikan kesehatan fisik, diam-diam pusat kebugaran atau gym bisa menjadi sarang penyakit kulit. Bagaimana bisa?

Sering ke Gym? Waspadai 5 Penyakit Kulit Ini

Secara rutin pergi ke pusat kebugaran atau gym untuk berolahraga memang baik untuk kesehatan. Namun, perlu diketahui bahwa gym pun bisa menjadi sarana pertukaran bakteri, virus, dan jamur yang dapat menyebabkan penyakit kulit.

Ketika Anda melakukan  push-up, peregangan, atau untuk latihan angkat beban, bayangkan berapa banyak orang yang juga berkeringat ketika duduk atau berbaring di atas bangku latihan (training bench) saat berlatih. Tak hanya keringat, orang-orang yang berolahraga di gym juga bisa meninggalkan hal-hal lain seperti virus, bakteri, atau jamur yang dapat menyebabkan infeksi kulit jika Anda sampai terpapar.

Berikut ini adalah lima penyakit atau infeksi kulit yang mengancam ketika Anda berlatih di gym.

1. Infeksi jamur atau kurap (ringworm)

Menurut Joshua Zeichner, M.D., direktur penelitian kosmetik dan klinis di departemen dermatologi Rumah Sakit Mount Sinai, New York, Amerika Serikat, seperti dikutip di laman Men’s Health, kurap berbentuk seperti cincin. Penyebabnya adalah infeksi jamur yang menyerang permukaan kulit, lalu membentuk pola seperti cincin merah yang melingkar. Selain area kulit yang terpapar bisa terasa gatal dengan ruam yang terlihat jelas, tak ada gejala lain yang timbul dari infeksi ini. Kurap dapat muncul di berbagai area tubuh, tapi yang paling sering adalah daerah torso (dada, punggung, perut), lengan bagian atas, atau paha.

Penting untuk Anda ketahui, jamur tumbuh subur di lingkungan yang basah. Jadi, jika salah satu alat di pusat kebugaran terlihat basah atau ‘berkeringat’, jamur ringworm penyebab kurap bisa jadi mengintai Anda, jika para pengguna sebelumnya memiliki kurap.

Risiko terjadinya infeksi akan meningkat jika Anda punya luka terbuka pada kulit. Meski demikian, Anda juga bisa dengan mudahnya terpapar hanya dengan kontak dekat dengan alat yang terkontaminasi, misalnya seperti menyandarkan lengan di tiang alat angkat beban, atau duduk di atas karpet latihan yang kotor.

Pengobatan kurap adalah dengan penggunaan krim clotrimazole untuk menyerang jamur penyebab kurap. Jika tak kunjung sembuh, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan pengobatan yang lebih ampuh.

Selanjutnya

2. Tinea pedis atau kutu air (athlete’s foot)

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) tinea pedis, adalah kurap atau kutu air yang berkembang di kaki Anda.  Gejala pertama yang tampak adalah rasa gatal di sekitar telapak kaki, serta kulit kering dan pecah-pecah di antara jari-jari kaki. Ruam yang timbul biasanya berwarna sama seperti kulit, dan kadang menimbulkan lecet yang gatal.

Dikatakan oleh dr. Kartika Mayasari, seseorang yang memakai sepatu dalam jangka waktu lama bisa membuat kaki cenderung lembap, sehingga memicu pertumbuhan jamur. Saat jamur tumbuh, kulit akan memproduksi lebih banyak sel untuk mengganti sel yang rusak. Oleh karena itu, kulit yang terkena kutu air tampak bersisik. Memakai sepatu basah, sepatu plastik, kaus kaki basah, atau kaki yang sering terkena air dapat menyebabkan infeksi jamur pada kaki.

Jamur penyebab kutu air biasa ditemukan di berbagai fasilitas publik seperti gym, khususnya di ruang loker atau ruang ganti. Jika seseorang yang terinfeksi kutu air melepas sepatunya lalu berjalan bertelanjang kaki di ruang ganti, bisa jadi Anda akan ikut terpapar. Jika tak yakin dengan kebersihan ruang ganti di gym, lakukan pencegahan dengan cara menyemprotkan antijamur ke area kaki.

Jika Anda mendapati kutu air pada kaki, segera ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat supaya kutu air tidak menyebar ke bagian bawah kuku kaki dan menyebabkan infeksi yang berkepanjangan. Biasanya dokter akan memberikan obat antijamur seperti clotrimazole dan tolnaftate, yang akan membunuh jamur tanpa merusak sel kulit yang tidak terkena infeksi.

Selanjutnya

3. Infeksi staph

Infeksi staph adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus sp. Bakteri ini dapat ditemukan bahkan pada orang sehat, dan biasanya tidak menyebabkan masalah. Namun, infeksi staph dapat mematikan apabila bakteri menyerang lebih dalam pada tubuh, memasuki aliran darah, sendi, tulang, paru-paru atau jantung. 

Menurut Jason Reichenberg, M.D., direktur dermatologi di Universitas Texas, AS, infeksi staph pada umumnya tampai seperti benjolan bernanah atau berolan merah pada kulit yang terasa hangat jika disentuh dan bengkak. Anda juga dapat mengalami demam, dan area yang terinfeksi terasa sakit. Ini tandanya infeksi menyebar semakin dalam ke dalam kulit. 

Ditambahkan oleh Dr. Jason, infeksi ini dapat ditularkan lewat luka pada tubuh atau luka yang terbuka, atau ketika Anda berbagi handuk atau berolahraga di atas karpet yang kotor. Sebagai perlindungan, bersihkan dengan mengelap karpet sebelum Anda menggunakannya untuk berlatih. Orang yang menggunakannya sebelum Anda bisa jadi terinfeksi. Tutup rapat luka dengan plester dan jangan berbagi handuk dengan siapapun.

Infeksi staph membutuhkan penanganan dokter, yang biasanya Anda akan diberikan antibiotik krim atau pil. Anda juga harus waspada jika jenis jamur yang menginfeksi Anda adalah Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), maka bisa berpotensi mematikan jika memasuki aliran darah.

Selanjutnya

4. Folikulitis

Folikulitis atau peradangan pada folikel rambut bisa muncul ketika bakteri masuk ke akar folikel (lubang tempat rambut tumbuh) yang kemudian menyebabkan peradangan. Biasanya terdapat benjolan berwarna merah mirip jerawat berisi nanah, yang sering kali ditemui di area dada atau kaki. Benjolan-benjolan yang timbul biasanya lunak, menyebabkan rasa tak nyaman, khususnya jika benjolan berukuran besar.

Mirip dengan jamur ringworm, bakteri penyebab folikulitis tumbuh subur pada benda-benda yang lembap. Risiko terinfeksi dapat meningkat jika ada luka pada kulit, atau pada kondisi kulit kering yang pecah-pecah.

Biasanya pengobatan yang dibutuhkan adalah kompres panas di area yang terkena. Jika perlu, bisa juga diikuti dengan penggunaan antibiotik topikal (dioleskan pada kulit) seperti bacitracin untuk membunuh bakteri.

Ingin merasa aman saat di gym dari ancaman bakteri ini? Jangan mencukur rambut sebelum berlatih di gym untuk mencegah masuknya bakteri ke dalam tubuh. Jika ada luka, tutup rapat dengan plester. Minimalkan risiko dengan penggunaan sabun antibakteri atau sabun pembersih jerawat yang mengandung benzoil peroksida, yang dapat membantu menghilangkan bakteri dari kulit.

5.Mata ikan (plantar wart)

Mata ikan—yang disebabkan oleh human papillomavirus (HPV)—terlihat seperti benjolan dengan warna menyerupai kulit, disertai bintik-bintik hitam yang biasanya disebut biji kutil (yang  sebenarnya adalah gumpalan pembuluh darah kecil). Anda bisa saja hanya mendapati benjolan tunggal, tapi biasanya mata ikan ditemukan berkerumun. Selain itu, biasanya mata ikan terasa lunak ketika disentuh, dan biasa muncul di telapak kaki atau telapak tangan.

Mengingat virus penyebabnya ini menyukai tempat-tempat yang lembap, seperti halnya kutu air, Anda dapat terinfeksi hanya dengan berjalan bertelanjang kaki di ruang ganti gym.

Menurut dr. Resthie Rachmanta Putri, M.Epid., untuk mengurangi benjolan yang ada, dapat digunakan obat-obat tertentu yang bersifat keratolitik, seperti asam salisilat. Pastikan untuk menggunakannya hanya pada mata ikan. Hindari kulit yang tidak terpapar di sekitarnya. Di pasaran tersedia juga plester yang mengandung asam salisilat. Sedangkan untuk mengurangi friksi atau gesekan yang ada, pilih sepatu yang nyaman atau gunakan bantalan pada sepatu.

Jika mata ikan tak juga hilang setelah berbulan-bulan, atau ketika terasa sakit atau menyebar, segera kunjungi dokter kulit. Anda mungkin akan diresepkan asam salisilat khusus atau penggunaan cairan pendingin, atau apapun yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh Anda guna memerangi infeksi.

Lakukan Langkah Pencegahan

Pergi berlatih ke gym, apalagi secara rutin, memang merupakan kebiasaan yang sehat. Meski demikian, dengan potensi penularan berbagai penyakit kulit akibat virus, bakteri, dan kuman yang berseliweran di gym, Anda harus waspada. Terapkan langkah-langkah preventif ini:

-          Gunakan pakaian yang menutup tubuh dengan baik untuk menghindari adanya kontak langsung dengan cairan tubuh orang lain.

-          Bersihkan alat-alat yang akan Anda gunakan, misalnya kursi latihan, alat beban, atau karpet yoga dengan lap bersih atau tisu beralkohol.

-          Bawa handuk bersih yang cukup lebar untuk dijadikan alas saat Anda berlatih sambil berbaring.

-          Setelah selesai berolahraga, bilas tubuh dengan air mengalir dan sabun.

Selain dengan melakukan langkah-langkah pencegahan di atas saat berlatih di gym, jaga kesehatan dan daya tubuh dengan mengonsumi makanan dengan gizi lengkap. Jika ditemukan adanya penyakit kulit, lebih baik memeriksakannya ke dokter kulit agar dapat diobat secara tepat dan tuntas.

[RVS]

gymkulitinfeksipenyakit kulitbakteriJamurkutu airMata Ikan

Konsultasi Dokter Terkait