Kudis atau scabies merupakan salah satu masalah kulit yang sering terjadi di negara tropis, termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu jenis tungau Sarcoptes scabiei varian hominis.
Tungau ini menginfeksi dengan cara masuk ke lapisan terluar kulit atau epidermis dan meninggalkan telur di dalamnya. Telur kemudian akan menetas dalam tiga sampai empat hari dan berkembang menjadi tungau dewasa selama 1-2 pekan.
Setelah 4-6 pekan, tubuh kamu akan mengeluarkan reaksi alergi, seperti gatal dan ruam. Alergi tersebut dipicu protein dan feses yang dikeluarkan tungau di kulit. Meski tubuh kamu belum mengeluarkan gejala pada periode waktu tersebut, kamu sudah bisa menularkan scabies kepada orang lain.
Untuk menghentikan penularannya, scabies perlu diobati segera. Bagaimana cara mengobati scabies pada manusia?
Artikel lainnya: Mitos-Mitos soal Kudis yang Tak Perlu Anda Percayai
Pengobatan untuk Mengatasi Scabies
Bila kamu merasa pernah berkontak kulit langsung dengan penderita scabies atau mulai mengalami gejala khas scabies, seperti gatal dan ruam yang semakin parah saat malam hari, segera temui dokter kulit.
Dokter akan melakukan pemeriksaan dan merekomendasikan cara mengobati kudis yang tepat bagi kondisi kamu.
Selain itu, dokter juga akan menyarankan keluarga atau teman sekamarmu untuk mengikuti perawatan scabies bersama, meskipun mereka tidak memiliki gejala.
Dokter biasanya akan memberikan resep obat oles dan obat minum. Obat oles digunakan pada seluruh tubuh, dari leher hingga tubuh bagian bawah. Selain itu, obat oles perlu dibiarkan selama 8–14 jam.
Disampaikan oleh dr. Devia Irine Putri, “Obat yang biasa diresepkan dokter untuk mengobati scabies adalah krim permetrin, obat anti gatal (antihistamin), dan antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bakteri sekunder.”
Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Frontiers in Medicine menyatakan, krim dengan kandungan permetrin 5% adalah obat oles utama yang diberikan dokter untuk menyembuhkan scabies.
Namun, kesembuhan scabies tidak hanya bergantung pada pemakaian krim yang tepat. Perawatan bersama orang yang berkontak dekat juga akan menentukan proses penyembuhan.
Bila obat oles tidak dapat menyembuhkan penyakit ini, dokter akan memberikan resep obat minum, yaitu ivermectin. Pengobatan ini biasanya akan diresepkan untuk kondisi scabies yang sudah parah atau pasien dengan daya tahan tubuh lemah.
Obat ini tidak direkomendasikan untuk ibu hamil atau menyusui dan anak-anak dengan berat badan kurang dari 15 kilogram.
“Dengan menggunakan obat yang tepat dan sesuai dengan anjuran dokter, umumnya gejala sudah mereda dalam dua sampai empat minggu”, tambah dr. Devia.
Artikel lainnya: Berbagai Cara Menghilangkan Bekas Kudis
:format(webp)/article/2XZxLHZDqUa1jN-4KBTvS/original/1673148269-Pilihan%20Pengobatan%20Scabies%20%28Kudis%29%20Sampai%20Tuntas%20%282%29.jpg?w=256&q=100)
Selain melakukan perawatan sesuai dengan resep dari dokter, kamu juga bisa melakukan beberapa perawatan rumahan untuk mengurangi gejala scabies.
Perawatan pertama yang bisa kamu coba adalah mandi oat. Berdasarkan sebuah studi yang dimuat dalam Journal of Drugs in Dermatology, oat bermanfaat untuk memperbaiki kulit kering, bersisik, kasar, dan mengurangi intensitas gatal.
Perawatan kedua adalah kompres dingin. Kamu bisa mencoba cara ini bila gejala gatal masih terasa parah.
Artikel Lainnya: Manfaat Oatmeal untuk Mengatasi Masalah Kulit
Gejala Tidak Hilang Setelah Pengobatan Scabies, Pertanda Apa?
Sayangnya, meski pengobatan scabies telah tuntas, sisa gejala seperti ruam atau gatal dapat bertahan hingga satu bulan setelah pengobatan usai. Dokter biasanya akan meresepkan obat tambahan untuk meredakan rasa gatal yang parah.
Bila gejala tetap dirasakan setelah perawatan selama dua minggu, ada beberapa kemungkinan penyebabnya, yaitu:
- Infeksi scabies berulang yang disebabkan oleh penularan dari keluarga atau teman sekamar yang tidak melakukan pengobatan scabies secara bersama-sama
- Mengalami resistensi obat, sehingga obat yang diresepkan tidak mampu menghilangkan tungau dan meredakan gejala
- Penyakit scabies telah berada di tahap parah sehingga diperlukan kombinasi obat oles dan oral untuk melawan penyakit ini
- Infeksi scabies berulang yang disebabkan oleh pakaian, alas tidur, atau handuk yang tidak dibersihkan dengan baik
- Memiliki alergi ruam kulit atau dermatitis atopik
Bila gejala gatal terus berlanjut hingga lebih dari dua sampai empat minggu atau timbul ruam baru di bagian kulit lainnya, segera konsultasikan kepada dokter. Cara mengobati penyakit scabies alias kudis mungkin perlu dilakukan secara berulang untuk kasus seperti ini.
Artikel lainnya: Benarkah Skabies Hewan Bisa Menular ke Manusia?
Yuk, #JagaSehatmu dengan melakukan pengobatan scabies bersama dengan orang yang berkontak erat hingga tuntas, sehingga infeksi berulang tidak terjadi.
Selain itu, kamu juga perlu memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, khususnya tempat tidur dan pakaian.
Apabila kamu masih memiliki pertanyaan mengenai pengobatan scabies atau masalah kulit lainnya, jangan ragu untuk menggunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
(APR/JKT)
- Ständer, S., & Ständer, S. Diakses pada 2022. Itch in Scabies-What Do We Know?. Frontiers in medicine, 8, 628392.
- Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. Diseases. Scabies.
- Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. FAQs. Scabies.
- World Health Organization. Diakses pada 2022. Scabies.
- Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Scabies.
:format(webp)/article/sK1aKULklvMtorR3vmgqj/original/1673148207-Pilihan%20Pengobatan%20Scabies%20%28Kudis%29%20Sampai%20Tuntas.jpg?w=256&q=100)