HomeInfo SehatKesehatan UmumMengenali Respon Tubuh Saat Digelitik
Kesehatan Umum

Mengenali Respon Tubuh Saat Digelitik

Tim Redaksi KlikDokter, 12 Apr 2010

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Salah satu cara mudah untuk membuat anak kecil tertawa adalah dengan menggelitiknya. Dengan menggelitik salah satu bagian tubuhnya, anak tersebut akan merasa geli dan tertawa. Namun, tidak

Mengenali Respon Tubuh Saat Digelitik

Klikdokter.com - Salah satu cara mudah untuk membuat anak kecil tertawa adalah dengan menggelitiknya. Dengan menggelitik salah satu bagian tubuhnya, anak tersebut akan merasa geli dan tertawa. Namun, tidak semua orang akan merasa geli saat digelitik dan tidak semua tempat bersifat sensitif terhadap geli.

Disamping itu, respon yang diberikan setiap orang saat digelitik pun berbeda-beda, sebagian orang mungkin akan tertawa, terkejut atau bahkan marah (merasa terganggu). Mengapa satu tindakan yang sama dapat memberikan respon yang begitu berbeda? Untuk menjawabnya diperlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai sensasi geli dan respon yang terjadi dalam tubuh untuk menghadapi rangsangan tersebut.

Mengapa Tubuh Merasa Geli?Sensasi geli merupakan suatu respon terhadap sentuhan pada salah satu bagian tubuh yang dapat menimbulkan gerakan refleks (tidak disadari) untuk menghindar atau menimbulkan tawa. Pada tahun 1897, psikolog G.Stanley Hall dan Arthur Alin membedakan geli menjadi 2 jenis.

Tipe geli yang pertama disebabkan oleh rangsangan sentuhan halus yang bergerak di atas kulit, dan dikenal sebagai knismesis. Tipe geli tersebut tidak terkadang akan disertai oleh sensasi gatal dan tidak akan menimbulkan respon tawa. Contohnya adalah rasa geli yang dirasakan oleh kulit saat terdapat semut (binatang kecil lainnya) yang berjalan diatas kulit. Rasa geli tersebut akan menimbulkan respon tubuh untuk menyingkirkan sumber geli tersebut.

Tipe geli yang kedua merupakan tipe geli yang memicu timbulnya tawa. Sensasi geli ini ditimbulkan oleh sentuhan yang lebih berat secara berulang terhadap area tubuh tertentu, dan dikenal sebagai gargalesis. Sensasi geli tersebut dapat menimbulkan rasa yang menyenangkan, namun terkadang akan menimbulkan sensasi yang tidak menyenangkan.

Menurut Stearns (1972), sensasi geli terjadi akibat adanya rangsangan pada reseptor sentuhan dan reseptor nyeri di kulit. Namun meskipun diperantarai oleh sentuhan, bukan berarti bahwa area yang paling sensitif terhadap sentuhan merupakan area yang paling sensitif terhadap geli.

Sebagai contoh : telapak tangan merupakan area yang sangat sensitif terhadap sentuhan, namun pada umumnya orang akan lebih merasakan geli pada telapak kaki dibandingkan telapak tangan. Beberapa area lain yang mudah merasa geli antara lain adalah daerah ketiak, batang tubuh, leher, lutut, pusar, pinggang, dll.

Hingga saat ini masih belum dapat diketahui alasan mengapa area tubuh tertentu lebih sensitif terhadap geli dibandingkan area tubuh lainnya. Pada tahun 1924, JC Gregory menyatakan bahwa area tubuh yang paling sensitif terhadap geli merupakan area tubuh yang paling rentan terhadap serangan. Menurutnya, rasa geli tersebut akan memberikan keuntungan bagi setiap individu untuk lebih melindungi daerah tersebut.

Respon yang diberikan terhadap rangsangan geli bersifat sangat subjektif, tergantung dari pengalaman setiap orang sehigga masing-masing orang memiliki tingkat sensitifitas yang berbeda-beda terhadap rangsangan tersebut. Rasa geli yang dirasakan seseorang juga sangat dipengaruhi oleh persepsi dalam otak terhadap rangsangan sentuhan yang “diduga” akan menimbulkan rasa geli.

Sebagai contoh: seseorang yang pernah mengalami rasa geli yang hebat akibat di gelitik di area pinggangnya akan segera memberikan respon geli dan tertawa ketika akan digelitik di tempat yang sama, bahkan sebelum pinggangnya mulai digelitik. Respon tersebut muncul akibat adanya persepsi yang berlebihan dari otak terhadap rangsangan yang akan diberikan.

Seseorang yang tertawa saat digelitik dipengaruhi oleh faktor sosial. Seseorang akan tertawa jika yang menggelitik adalah orang yang dikenal. Namun, jika yang melakukannya adalah orang lain dan dilakukan dengan tiba-tiba, maka respon yang timbul bukanlah tertawa namun bisa menjadi respon menarik diri, tidak suka bahkan marah.

Mengapa Tidak Bisa Merasakan Geli Saat Menggelitik Diri Sendiri? Dalam suatu penelitian tentang otak di University College London menunjukkan bahwa otak kecil (serebelum) merupakan bagian dari otak yang mampu mencegah timbulnya sensasi geli jika kita menggelitik diri kita sendiri. Otak kecil berperan untuk mengendalikan gerakan tubuh. Otak kecil ini mampu membedakan rangsangan yang terduga dan tidak terduga.

Saat mendapatkan rangsangan sentuhan yang terduga (misal ketika kita mencoba menggelitik tubuh sendiri), kita mampu mengetahui bagian tubuh mana yang akan disentuh (digelitik) dan otak kecil akan menekan rangsangan tersebut sehingga otak tidak memberikan reaksi terhadap rangsangan tersebut (tidak terasa geli).

Namun, saat tubuh digelitik oleh orang lain, tubuh tidak dapat memperkirakan bagian tubuh mana yang akan diserang sehingga otak kecil belum mempersiapkan diri untuk menekan rangsangan tersebut. Akibatnya otak akan memberikan respon terhadap rangsangan tersebut. Adanya unsur “kejutan” memegang peranan penting dalam menimbulkan sensasi geli ini. Perbedaan reaksi terhadap rangsangan yang terduga dan rangsangan yang tidak terduga terbentuk sebagai respon yang dikembangkan oleh tubuh untuk melindungi diri (waspada).[](DP)

Psikologi Klinis

Konsultasi Dokter Terkait