Kesehatan Umum

Cokelat Bikin Batuk, Apa Iya?

dr. Devia Irine Putri, 21 Mar 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Di balik kelezatannya, makan cokelat dipercaya bisa menyebabkan batuk. Apa benar? Ini fakta tentang cokelat yang bikin batuk.

Cokelat Bikin Batuk, Apa Iya?

Cokelat memang menjadi favorit segala usia. Masalahnya, banyak orangtua yang melarang anak makan cokelat karena dianggap dapat menyebabkan batuk. Apa benar cokelat penyebab batuk?

Perihal cokelat bikin batuk mungkin sudah mendarah daging. Namun, tahukah Anda bahwa sebuah penelitian menyebutkan cokelat justru bisa membantu meredakan batuk? 

Makan Cokelat Menyebabkan Batuk?

Batuk merupakan refleks yang dipicu oleh stimulasi dari saraf sensoris di saluran napas untuk membersihkan jalan napas dari berbagai iritan. 

Iritan dapat berupa debu, asap, atau makanan yang masuk ke saluran pernapasan. Setelah jalan napas terbebas dari iritan, keluhan akan menghilang.

Di sisi lain, batuk bisa menjadi pertanda adanya infeksi pada sistem pernapasan. Kasus ini paling sering disebabkan infeksi virus

Dalam beberapa kasus, kejadian tersebut juga dapat disebabkan infeksi bakteri. Gejalanya dapat berupa batuk disertai dahak berwarna kuning kehijauan, demam, atau keluhan lainnya. 

Keluhan yang paling sering adalah sakit kepala, ngilu pada tubuh, hidung tersumbat, dan pilek.

Artikel Lainnya: Mengintip Manfaat Cokelat untuk Tubuh Anda 

Hal yang wajar bila orangtua melarang anak untuk makan cokelat karena takut batuk. Sebab, memang terdapat sejumlah makanan yang dapat memicu batuk akibat meningkatnya produksi lendir di saluran pernapasan.

Namun, hingga saat ini belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa cokelat penyebab batuk. 

Bahkan, Profesor Alyn Morice, kepala penelitian kardiovaskular dan pernapasan di University of Hull, Inggris, mengungkapkan cokelat justru dapat meredakan batuk.

Hal ini disebabkan karena kandungan cokelat yang disebut theobromine. Zat ini mampu menekan aktivitas saraf vagus yang berperan dalam mekanisme terjadinya batuk.

Untuk membuktikannya, penelitian dilakukan pada tiga kelompok, yaitu mereka yang diberi theobrominecodein, dan placebo. Tiga kelompok tersebut diberikan capsaicin, yaitu zat pemicu batuk. 

Hasilnya mengejutkan. Kelompok yang diberi theobromine membutuhkan kadar capsaicin yang lebih tinggi untuk memicu batuk, dibandingkan plasebo dan codein.

Artinya, zat yang terkandung di dalam cokelat (theobromine) lebih efektif dibandingkan obat batuk standar yang sering digunakan. Meski demikian, penelitian lebih lanjut masih terus dilakukan untuk benar-benar memastikannya.

Artikel Lainnya: Konsumsi Cokelat Dapat Lindungi Kulit dari Bahaya Sinar UV

Tetap Perhatikan Konsumsinya

Meskipun kandungannya dipercaya bisa membantu meredakan batuk, bukan berarti Anda bisa mengonsumsi cokelat secara bebas. 

Cokelat adalah makanan tinggi kalori. Anda perlu membatasi konsumsinya, terlebih jika saat ini sedang menjaga berat badan. Para ahli menyarankan untuk mengonsumsi cokelat tidak lebih dari 30-60 gr per harinya.

Selain memerhatikan jumlahnya, Anda juga disarankan memilih jenis cokelat hitam (dark chocolate). 

Cokelat ini memiliki jumlah kalori lebih rendah dibandingkan cokelat susu (milk chocolate) yang cenderung lebih manis dan berkalori tinggi. 

Kini, Anda tak perlu khawatir lagi akan pernyataan cokelat menyebabkan batuk. Pasalnya, batuk merupakan refleks alami dari tubuh untuk membuang berbagai iritan maupun tanda awal infeksi saluran pernapasan. 

Namun, jika batuk yang dialami berlangsung terus-menerus dan mengganggu aktivitas, sebaiknya segera ke dokter agar ditangani dengan tepat. Gunakan LiveChat dokter untuk konsultasi lebih cepat.

(FR/AYU)

BatukNutrisiherbal

Konsultasi Dokter Terkait