Kesehatan Umum

Cara Penularan TBC yang Perlu Diwaspadai

Tamara Anastasia, 30 Okt 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Mengingat Indonesia ada di urutan ketiga dunia dengan kasus TBC terbanyak, cara penularannya tentu perlu diketahui dan diwaspadai.

Cara Penularan TBC yang Perlu Diwaspadai

TBC atau tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang banyak diderita masyarakat Indonesia dengan tingkat penularan yang tinggi. Oleh karena itu, cara penularannya perlu diwaspadai agar Anda bisa melindungi diri dari penyakit tersebut.

WHO Global TB Report 2018 memperkirakan insiden TBC di Indonesia mencapai 842.000 kasus dengan mortalitas 107.000 kasus. Lewat angka tersebut, Indonesia ada di urutan ketiga dunia sebagai negara dengan beban TBC tertinggi setelah India dan Tiongkok.

TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang bersifat sistemik. Biasanya, penyakit ini menyerang hampir ke seluruh organ tubuh dengan lokasi yang paling banyak terserang adalah paru-paru. 

Tapi tidak menutup kemungkinan juga TBC menginfeksi organ tubuh lainnya seperti otak, kulit, usus, tulang dan sebagainya.

Dari KlikDokter, dr. Karin Wiradarma menjelaskan, salah  satu cara penyebaran penyakit TBC yang patut diwaspadai adalah melalui bersin dan batuk. Pasalnya TBC ditularkan lewat droplet (partikel kecil dari air liur) di udara.

“Kadang kalau ada orang yang batuk atau bersin, Anda mungkin hanya menganggap itu adalah penyakit yang biasa. Tapi sebenarnya Anda kan tak tahu sebenarnya orang tersebut sakit apa. Bisa saja ia punya TBC. Karenanya, selalu waspada dan jaga jarak jika ada orang yang terlihat sedang flu atau batuk,” imbau dr. Karin.

Cara mencegah penularan TBC

Dokter Karin juga menyarankan Anda untuk menerapkan langkah-langkah ini untuk mencegah penularan atau tidak sampai tertular TBC:

  • Menutup mulut saat bersin atau batuk
  • Menggunakan masker saat pergi ke tempat umum, terutama saat ke rumah sakit
  • Selalu mencuci tangan setelah bepergian

Selain itu, dr. Karin juga ingin meluruskan bahwa ciuman tidak bisa menularkan bakteri TBC. 

“TBC tidak menular melalui ciuman, karena bakteri tidak terdapat di dalam air liur, melainkan di dalam dahak yang keluar saat batuk atau bersin. Bakteri TBC harus ‘dipaksa’ ke udara. Penularan bisa terjadi saat Anda menghirup bakteri tersebut,” katanya menjelaskan.

Meski demikian, jika pasangan terdiagnosis TBC, kuman yang keluar saat batuk bisa bertahan di udara yang lembap selama berjam-jam. Jadi, demi mencegah penularan, sebaiknya hindari kontak fisik untuk sementara waktu sampai pasangan dinyatakan sembuh.

Berjabat tangan, pelukan dan memakai barang yang sama dengan penderita juga tidak akan menularkan bakteri TBC. Meski begitu, hindari makan atau minum dari wadah atau alat makan yang sama dengan penderita karena ada potensi penularan.

“Terutama jika Anda memiliki daya tahan tubuh yang rendah, maka penularan bisa sangat mudah terjadi. Semakin lemah sistem imun tubuh seseorang, maka akan makin mudah terinfeksi. Tinggal di lingkungan yang kurang terpapar sinar matahari, lembap, dan sempit dapat dengan mudahnya meningkatkan risiko penularan infeksi TBC, ” tambah dr. Karin.

Satu lagi langkah penting pencegahan penularan, yaitu dengan melakukan vaksin BCG. Bayi baru lahir hingga usia 2 bulan adalah kelompok usia yang paling efektif untuk menerima vaksin ini. 

Orang dewasa juga diperbolehkan menerima vaksin BCG jika belum diberikan semasa anak-anak. Namun, efektivitas vaksin pada orang dewasa akan lebih rendah, sehingga jarang dianjurkan.

Bila Anda teman, kolega di kantor, atau anggota keluarga yang terdiagnosis TBC, ingatkan ia untuk ikut aktif mencegah penularan dengan selalu menutup mulut saat batuk dan bersih dan rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Membuang dahak pun tak boleh sembarangan di tempat umum.

Selain itu, ketahui juga siapa saja yang berisiko terkena TBC supaya bisa lebih waspada, yaitu:

  • Orang-orang dengan imunodefisiensi (HIV/AIDS)
  • Pecandu narkotika dan alkohol
  • Orang-orang yang tinggal di daerah padat penduduk dan panti jompo
  • Orang-orang yang sering berkontak dengan penderita TBC
  • Tenaga medis
  • Turis yang datang ke Negara dengan angka kasus TBC tinggi

Memang TBC bisa diobati hingga tuntas. Namun, jika penularannya bisa dicegah dengan cara-cara di atas, Anda tak perlu pusing atau repot buang uang, waktu, dan tenaga untuk mengobati, bukan?

(RN/ RH)

penyakit infeksiTBCinfeksiTuberkulosis

Konsultasi Dokter Terkait