Beragam Cara Efektif Mencegah Lupus Kembali Kambuh

Ketidakpastian adalah salah satu tantangan yang harus dihadapi ketika menderita lupus. Soalnya, peradangan jangka panjang akibat sistem kekebalan (imun) menyerang sel dan jaringan tubuh ini bisa kambuh sewaktu-waktu. 

Ketika lupus kambuh atau flare up, penderitanya mengalami gejala berupa demam berkelanjutan, kian mudah lelah, sendi nyeri dan bengkak, luka pada mulut atau hidung, ruam kulit, serta pembengkakan kaki.

Fenomena lupus kambuh tidak dapat sepenuhnya diprediksi. Meski begitu, Anda tidak perlu berkecil hati jika menderita penyakit autoimun ini.

Sebab, risiko kambuhnya lupus bisa dikurangi dengan menjalani sederet tips berikut:

Artikel Lainnya: Mengenal Jenis Penyakit Lupus dan Faktor Risikonya

Tips untuk mengurangi risiko lupus kambuh yang pertama adalah rutin kontrol ke dokter. Hal ini juga meliputi melakukan pemeriksaan laboratorium secara teratur. 

Disampaikan dr. Reza Fahlevi, kontrol ke dokter dan pemeriksaan lab dilakukan untuk mengetahui apakah lupus aktif atau tidak.

Menurut Lupus Foundation of America, lupus aktif menandakan adanya peradangan pada bagian tubuh tertentu. Peradangan bisa membuat lupus lebih mudah kambuh.

Dengan mengetahui dan mengobati lokasi peradangan, risiko kambuhnya lupus bisa diminimalkan.

Selanjutnya, manfaat rutin pergi ke dokter juga membantu mengevaluasi efektivitas pola hidup yang Anda jalani dalam mencegah kambuhnya penyakit.

Menurut ahli reumatologi dari Hospital for Special Surgery, dr. Jessica Berman, nyaris semua pasien lupus mengalami kelelahan yang berlangsung terus menerus. Kelelahan tersebut bahkan lebih mengganggu daripada rasa sakit yang ditimbulkan oleh lupus.

Karenanya, penderita lupus sangat dianjurkan untuk perbanyak waktu istirahat. Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, dr. Nyoman Kertia, manfaat istirahat ternyata juga bisa mengurangi risiko lupus kambuh.

Soalnya, lupus bisa kambuh ketika Anda sedang kelelahan. Untuk mengurangi rasa lelah, coba terapkan tidur yang cukup selama 7–9 jam setiap malam. 

Lupus bisa menyebabkan Anda rentan mengalami stres. Kondisi stres bisa memicu kambuhnya lupus. Hingga saat ini, belum diketahui bagaimana stres memicu lupus kambuh. 

Yang jelas, Anda perlu mengelola stres agar mengurangi kambuhnya lupus. Anda bisa mengelola stres dengan berbagai cara, seperti meditasi atau menjalani hobi yang disukai. 

Jika stres kian memburuk, cobalah hubungi psikolog untuk membantu mengelola stres.

Menurut John Hopkins Lupus Center, paparan sinar matahari berlebih bisa memicu kambuhnya lupus.

Karena itu, Anda harus membatasi paparan matahari langsung. Bila Anda berada di luar ruangan dalam waktu lama, gunakan sunblock dengan SPF yang tinggi, minimal 70. 

Pastikan pula tabir surya Anda mengandung helioplex. Ini adalah bahan yang dapat menghalangi paparan sinar UVA dan UVB. Pasalnya, kedua sinar ini berbahaya bagi pengidap lupus. 

Jangan lupa, kenakan pakaian yang dapat melindungi kulit dari sinar matahari langsung, seperti baju lengan panjang, celana panjang, dan topi.  

Artikel Lainnya: Perawatan Radang Sendi untuk Penderita Lupus

Penderita lupus perlu menjalani diet sehat dan seimbang untuk mengontrol penyakitnya. Dokter Reza mengatakan, diet sehat untuk penderita lupus bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan bernutrisi.

Nutrisi yang dimaksud misalnya, omega-3 yang bermanfaat membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan kesehatan jantung pengidap lupus. Makanan dengan omega-3 bisa ditemukan pada ikan salmon, rumput laut, dan kacang merah.

“Selain itu, Anda harus menghindari makanan yang mengandung terlalu banyak pewarna, perasa, dan pengawet,” saran dr. Reza.

Tidak lupa, hindari pula makanan olahan dan pantangan makanan bagi penderita lupus, seperti alfalfa dan bawang. 

Pada gilirannya, diet sehat bermanfaat untuk mengurangi risiko kambuhnya gejala lupus.

Rutin berolahraga dapat membantu mencegah kambuhnya lupus. Meski begitu, dr. Reza menyarankan agar penderita lupus menghindari aktivitas olahraga yang terpapar terlalu banyak sinar matahari. 

“Sebagai gantinya, bisa berolahraga di dalam ruangan, atau berenang di kolam tertutup,” katanya.

Usahakan pula untuk melakukan olahraga yang intensitasnya tidak begitu berat, contohnya:

• Yoga
• Latihan peregangan
• Sepeda statis
• Latihan penguatan otot (strengthening exercise)

Merokok bisa meningkatkan risiko kambuhnya lupus. Pasalnya, kandungan senyawa di dalam rokok bisa memicu reaksi kekebalan berlebih, sehingga menimbulkan peradangan dan kambuhnya lupus.

Selain itu, rokok bisa menurunkan efektivitas obat lupus. Karena itu, berhentilah merokok jika Anda mengidap penyakit autoimun ini.

Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), tidak disiplin menggunakan obat yang diresepkan dokter bisa memicu kambuhnya lupus.

Karena itu, selalu gunakan obat sesuai anjuran dokter. Jangan menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu. 

Anda juga tidak boleh menggunakan obat tanpa sepengetahuan dokter. Beberapa obat bisa memicu lupus kambuh. 

Contoh obat yang dimaksud, misalnya  antibiotik sulfonamida. Obat untuk mengatasi infeksi bakteri ini bisa meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap sinar matahari dan membuat lupus kambuh.

Itu dia 8 cara mencegah lupus kambuh. Butuh kedisiplinan dan kesabaran dalam mengelola penyakit lupus. Karena itu, terapkan tips di atas secara rutin dan telaten ya!

Ingin tahu lebih lanjut mengenai penyakit lupus? Download aplikasi KlikDokter. Anda juga bisa tanya dokter online mengenai topik seputar lupus di KlikDokter. 

(ADT/JKT)

Referensi: 

Center for Disease Control and Prevention. Diakses 2022. Managing Lupus. 

Office on Women’s Health. Diakses 2022. Living with lupus. 

Verywell Health. Diakses 2022. What to Eat When You Have Lupus.

Lupus UK. Diakses 2022. March’s Topic of the Month – Exercising with Lupus.

Lupus Foundation of America. Diakses 2022. What is a lupus flare?

Hospital for Special Surgery. Diakses 2022. Lupus and Fatigue.

John Hopkins Lupus Center. Diakses 2022. 5 Things to Avoid if You Have Lupus.

Ditinjau oleh dr. Reza Fahlevi