Temuan tentang mewabahnya penyakit antraks jelang lebaran di wilayah Gunungkidul mulai merebak setelah Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul mendapat laporan tentang matinya lima ekor sapi secara mendadak. Setelah dilakukan pengecekan dengan saksama, ternyata kelima sapi tersebut positif terjangkit antraks, atau sering disebut anthrax.
Menurut Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto, laporan mengenai adanya sapi yang mati mendadak berasal dari wilayah Dusun Grogol IV, Desa Bejiharjo, pada Rabu (8/5). Pihaknya langsung melakukan pengecekan di lokasi dan mengambil sampel tanah.
“Setelah dicek di lab, ternyata positif spora antraks,” kata Bambang, Rabu (22/5), seperti dikutip dari kompas.com.
Temuan ternak yang positif antraks tidak hanya menyerang Gunungkidul. Januari 2019, wabah antraks juga sempat menyerang masyarakat di Kabupaten Gorontalo. Kala itu, setidaknya dua orang dinyatakan positif terpapar penyakit ini. Korban diketahui mengonsumsi daging kambing yang mereka potong sebelumnya. Tak cuma itu, sekitar tahun 2017, sempat pula terjadi wabah antraks di Yogyakarta.
Melihat perjalanan penyakit antraks di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, agaknya masyarakat perlu mewaspadai penyakit yang rentan menyerang hewan ternak ini. Apalagi menjelang lebaran Idul Fitri di mana konsumsi daging sapi – maupun daging kambing – oleh masyarakat biasanya melonjak tinggi.
Apa itu antraks?
Menurut penjelasan dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter, antraks adalah penyakit infeksi yang ditularkan hewan, terutama sapi, yang membawa bakteri Bacillus anthracis.
“Penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui udara, sentuhan hewan yang terinfeksi, atau konsumsi hewan yang terinfeksi.”
“Untuk yang terakhir itu, bisa terjadi kalau daging tidak dimasak dengan matang. Jadi, salah satu cara untuk cara menghindari tertular antraks ya daging harus dimasak sampai matang,” dia menjelaskan.
Akan tetapi, tidak semua orang rentan tertular bakteri ini. Penyakit antraks lebih rentan dialami oleh beberapa orang tertentu, yaitu:
- Peternak
- Dokter hewan
- Orang yang bekerja di tempat pengolahan daging
- Pasukan militer yang rentan terpapar bioterorisme
Masyarakat perlu waspada
Mengingat antraks mudah menyerang hewan ternak yang dagingnya juga menjadi konsumsi masyarakat, kewaspadaan jelas diperlukan. Alasannya, penyebaran spora antraks sangatlah mudah. Penyebaran spora antraks yang berada di tanah bisa melalui alas kaki yang menginjak tanah positif antraks, dan juga ban kendaraan yang melewati tanah-tanah positif.
Selain itu, dr. Devia menjelaskan, Indonesia termasuk wilayah endemik antraks. “Di Indonesia, penyakit antraks cukup banyak di beberapa provinsi. Jadi masyarakat harus tahu dan harus waspada.”
“Apalagi saat ini menjelang Idul Fitri, masyarakat akan banyak belanja daging sapi atau kambing. Jadi, masyarakat harus memilih daging dari tempat yang benar-benar terjamin kesehatan hewannya,” dr. Devia menambahkan.
Selain penularannya mudah, spora antraks dapat menyebabkan kondisi gangguan kesehatan yang menyakitkan.
“Orang yang sudah terinfeksi antraks, dalam 24-72 jam sudah bisa menimbulkan gejala. Gejala awalnya itu seperti orang kena flu, yaitu batuk, pilek, dan demam,” dr. Devia menjelaskan.
Selanjutnya, kondisi bisa memburuk. Biasanya penderita akan mengalami sesak napas, sulit bernapas, muka biru, bahkan menyebabkan kematian.
“Kalau kena antraks kulit, penderita bisa mengalami luka-luka hitam yang bernanah dan membuat infeksi. Kalau kena antraks karena konsumsi daging yang terkontaminasi, penderita bisa mengalami pendarahan di dalam organ. Ini tentu sangat berbahaya,” tutur dr. Devia.
Laporan adanya kasus antraks yang terjadi Gunungkidul perlu diwaspadai. Beberapa langkah antisipasi bisa diterapkan dengan menjalankan pola hidup bersih dengan selalu mencuci tangan dan kaki dengan sabun dan air mengalir setelah dari bersinggungan dengan hewan ternak. Selain itu, selama bekerja yang bersinggungan dengan hewan ternak, sangat penting untuk selalu menggunakan alat pelindung diri, seperti masker, kacamata pelindung, sarung tangan, dan apron.
Munculnya antraks jelang lebaran perlu menjadi perhatian semua kalangan. Jika Anda atau anggota keluarga mengalami beberapa gejala penyakit antraks seperti yang dipaparkan di atas, segera periksa ke dokter. Penganganan yang cepat bisa memudahkan penyembuhan penyakit ini.
[RVS]