HIV atau AIDS

8 Cara Penularan HIV/AIDS yang Penting untuk Diketahui

Siti Putri Nurmayani, 20 Nov 2022

Ditinjau Oleh dr. Theresia Yunita

Ada sejumlah cara penularan HIV/AIDS yang wajib diketahui. Bagaimana cara penyebaran HIV/AIDS tersebut? Simak lengkapnya di sini.

8 Cara Penularan HIV/AIDS yang Penting untuk Diketahui

HIV atau Human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Perkembangan infeksi virus ini bisa menimbulkan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) yang dapat mengancam nyawa.  

Bagaimana cara penularan HIV dan AIDS? Hal ini penting diketahui agar kamu dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit satu ini, berikut penjelasannya:  

1. Hubungan Seksual yang Tidak Aman

Virus HIV bisa menular melalui cairan sperma dan vagina. Kamu bisa tertular HIV apabila melakukan seks vaginal maupun anal tanpa kondom dengan penderita.

Soalnya, ketika penetrasi penis berlangsung, risiko luka akibat gesekan mungkin terjadi, baik pada penis, vagina, maupun anus. Nah, virus yang ada di cairan sperma atau vagina bisa mengontaminasi area luka.

Nantinya, virus dapat masuk ke dalam peredaran darah sehingga penularan HIV terjadi.

2. Menggunakan Jarum Suntik yang Tidak Steril

Penyebaran HIV bisa melalui penggunaan jarum suntik. Risiko makin besar apabila jarum suntik digunakan bergantian sehingga meningkatkan peluang terkontaminasi virus HIV. 

Apalagi bila jarum suntik yang digunakan tidak disterilkan terlebih dahulu. Umumnya kasus ini banyak ditemui pada pengguna narkotika suntik.

Karena itu, berhati-hatilah ketika menggunakan jarum suntik untuk keperluan medis. Pastikan untuk menggunakan jarum suntik steril dan sekali pakai untuk menghindari penularan HIV.

3. Kehamilan dan Menyusui

Kehamilan dan Menyusui

HIV dapat ditularkan dari ibu hamil ke bayi dalam kandungan maupun saat persalinan. Selain itu, cara penularan HIV/AIDS bisa melalui proses menyusui.

HIV dapat menular melalui cairan ASI. Karenanya, dr. TheresiaRina Yunita mengungkapkan ibu pengidap HIV tidak direkomendasikan menyusui bayi.

“Untuk itu, direkomendasikan agar bayi dari ibu penderita HIV diberikan donor ASI dari ibu sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya,” tuturnya.

Menurut WHO, risiko penularan Human immunodeficiency virus pada bayi dapat berkurang, apabila ibu mengonsumsi obat HIV selama kehamilan dan menyusui.

4. Seks Oral

Risiko penularan HIV lewat seks oral memang cenderung rendah. Namun, sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko penyebaran HIV lewat seks oral, di antaranya:

5. Transfusi Darah dan Donor Organ

Meski jarang, cara penularan HIV/AIDS bisa terjadi ketika melakukan transfusi darah atau donor organ yang terkontaminasi virus HIV. Namun, risiko penularannya sangat kecil. 

Sebab, biasanya dilakukan pengujian terlebih dahulu sebelum darah atau organ didonorkan. Usai operasi, organ yang diterima juga diuji kembali. Hal ini bisa membantu mendeteksi penularan HIV dengan cepat sehingga penderita dapat segera memperoleh penanganan yang tepat.

Artikel lainnya: Mitos dan Fakta Seputar HIV/AIDS yang Sering Beredar

6. Digigit Oleh Penderita HIV

Kendati jarang, penularan bisa terjadi melalui kontak antara kulit yang rusak atau terluka dengan darah atau cairan tubuh penderita HIV, seperti cairan sperma dan vagina.

Apabila kulit yang digigit tidak terluka, maka tidak ada risiko penularan. Selain itu, penting untuk diketahui bahwa HIV tidak bisa ditularkan melalui air liur.

Lalu, bagaimana dengan penggunaan tusuk gigi? Disampaikan dr. Theresia Rina, kasus penularan HIV melalui tusuk gigi sangat jarang terjadi. Kecil kemungkinan seseorang mau menggunakan tusuk gigi secara bergantian.

Kalaupun ada, penularan HIV tidak terjadi melalui air liur, melainkan dari darah pada area mulut pengidap HIV yang terluka dan mengontaminasi tusuk gigi. 

Penularan bisa terjadi ketika orang lain yang menggunakan tusuk gigi tersebut juga memiliki luka di mulut.  

7. Mengonsumsi Makanan yang Telah Dikunyah oleh Penderita HIV

Penularan virus HIV bisa terjadi saat mengonsumsi makanan yang telah dikunyah sebelumnya oleh penderita HIV. Kasus ini pernah dialami seorang bayi dengan pengasuh pengidap HIV.

Darah dari mulut pengasuh bercampur dengan makanan yang telah dikunyah, kemudian makanan tersebut dikonsumsi oleh bayi. Bayi tersebut kemudian terinfeksi HIV.

Untungnya, kamu tidak akan tertular HIV/AIDS saat mengonsumsi makanan yang dimasak oleh pengidap HIV.

Artikel Lainnya: Inilah Ciri Lidah Penderita HIV yang Patut Diwaspadai

8. Tato dan Tindik

Meski sangat jarang, penyebaran virus HIV dapat terjadi dari peralatan tato atau tindik yang mengandung darah penderita HIV.

Kondisi ini mungkin terjadi ketika kamu memperoleh tato atau tindik di tempat yang tidak mengantongi izin. Mereka mungkin menggunakan jarum atau tinta tidak steril sehingga dapat membahayakan orang lain.

Kini, kamu sudah tahu sejumlah cara penularan HIV, bukan? Memahami cara penyebaran HIV penting agar kamu bisa mengurangi risiko penularannya. 

Hal ini juga penting untuk menepis mitos dan stigma negatif yang dilekatkan pada pengidap HIV. Salah satunya adalah kamu tidak perlu khawatir saat berada dalam satu ruangan, bersentuhan, atau berbicara dengan penderita HIV/AIDS, karena hal ini tidak akan menularkan virus.

Sejumlah kondisi yang tidak akan menularkan virus HIV/AIDS, antara lain:

  • Duduk di sebelah penderita HIV/AIDS
  • Digigit serangga atau nyamuk
  • Berpegangan tangan, berpelukan, atau menggunakan toilet bersama dengan penderita HIV/AIDS
  • Terkena air liur, air mata, keringat, atau urine pengidap HIV/AIDS

Artikel lainnya: Waktu Tepat Tes HIV Setelah Berhubungan Tanpa Pelindung

#JagaSehatmu dengan menerapkan pola hidup sehat dan melakukan hubungan seks yang aman untuk mencegah penularan HIV. Jangan lupa untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika pasangan telah terinfeksi HIV.

Apabila memiliki pertanyaan lain seputar HIV/AIDS, tanyakan langsung lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter. Dokter spesialis penyakit dalam kami siap menjawab pertanyaan kamu.(ADT/JKT)

Penyakit HIV/AIDS

Konsultasi Dokter Terkait