Ginjal dan Saluran Kemih

Mengenal CAPD, Alternatif Lain untuk Cuci Darah

Zahra Aminati, 10 Feb 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

CAPD menjadi pilihan untuk cuci darah supaya pasien gagal ginjal bisa beraktivitas dengan lebih leluasa. Seperti apa prosedur dan keamanannya? Ketahui di sini.

Mengenal CAPD, Alternatif Lain untuk Cuci Darah

Cuci darah merupakan prosedur untuk menggantikan fungsi organ ginjal yang rusak. Ini pun merupakan salah satu cara bagi pasien gagal ginjal untuk bertahan hidup.

Namun, selain cuci darah atau hemodialisis dengan mesin khusus, pasien gagal ginjal juga bisa melakukan prosedur CAPD. Apa itu CAPD dan apa keuntungan dari prosedur ini? Simak ulasannya berikut ini.

Mengenal Prosedur CAPD

Dialisis atau prosedur cuci darah dilakukan untuk membersihkan darah dalam tubuh ketika organ ginjal sudah tidak dapat berfungsi secara normal.

Proses dialisis berfungsi untuk membantu tubuh menghilangkan limbah dalam tubuh, memerhatikan kelebihan garam dan air dalam tubuh, serta mengontrol tekanan darah agar di angka normal.

Umumnya, prosedur cuci darah menggunakan mesin khusus untuk menyaring darah dan mengeluarkan limbah dari tubuh. Namun, terdapat pula prosedur yang dinamakan dialisis peritoneal. Salah satu metode dari dialisis peritoneal ini adalah CAPD.

Dialisis Peritoneal Rawat Jalan Terus Menerus atau CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis) merupakan jenis pengobatan untuk gagal ginjal yang memanfaatkan lapisan perut atau perut untuk menyaring darah di dalam tubuh.

Artikel Lainnya: Penyebab Gagal Ginjal di Usia Muda, Waspadalah!

Beberapa minggu sebelum melakukan prosedur ini, dokter bedah akan menempatkan tabung lunak yang disebut kateter, di rongga perut Anda. Setelah itu, kateter dapat mengalirkan larutan dialisis yang ada di dalam rongga perut.

Larutan dialisis ini akan mengangkut limbah tubuh dalam aliran darah yang kemudian dikeluarkan dari tubuh. Perlu diingat bahwa prosedur dialisis dan CAPD bukanlah pengobatan yang dapat menyembuhkan serta mengembalikan fungsi ginjal.

Prosedur ini dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal agar tubuh Anda tetap sehat dan dapat beraktivitas seperti biasanya.

Melansir Mayo Clinic, prosedur CAPD dapat dilakukan pada pasien yang memiliki kondisi di bawah ini:

  • Tidak mampu untuk mentoleransi adanya perubahan dalam keseimbangan cairan tubuh selama hemodialisis.
  • Seseorang dengan ginjal yang tidak berfungsi, tetapi tetap ingin beraktivitas secara normal, seperti sekolah atau bekerja.
  • Seseorang dengan fungsi ginjal yang tidak maksimal.

Prosedur CAPD bisa dilakukan secara mandiri di rumah (setelah pemasangan oleh dokter). Meski begitu, penanganan di rumah sakit juga bisa tetap dilakukan.

Artikel Lainnya: Mengenal Tahapan Penyakit Ginjal Kronis Pemicu Gagal Ginjal

Persiapan Sebelum Melakukan CAPD

Ada dua tahapan yang perlu diketahui sebelum pasien gagal ginjal melakukan CAPD, yaitu memasang kateter dengan dokter bedah dan melakukan pelatihan dalam menggunakan alat tersebut bersama dokter dan suster.

1. Memasang Kateter dengan Dokter Bedah

Ketika operasi pemasangan kateter dilakukan, pasien akan mendapatkan anestesi lokal atau umum. Setelah itu, dokter akan melakukan sayatan kecil di bagian perut bawah Anda yang ada di dekat pusar.

Kemudian, tabung kateter akan dimasukkan ke dalam hingga mencapai rongga perut Anda. Tabung kateter atau tabung fleksibel ini bergunakan untuk memasukkan serta membuang larutan dialisis yang ada di rongga perut.

Setelah operasi pemasangan kateter selesai, pasien perlu menginap di rumah sakit. Namun, dalam kebanyakan kasus, pasien juga bisa langsung pulang setelah prosedur ini selesai.

Diperlukan waktu 10 hingga 20 hari setelah pemasangan untuk akhirnya prosedur CAPD berlangsung. Ini untuk menunggu hingga luka bekas operasi kateter sembuh terlebih dahulu.

2. Pelatihan Dialisis Mandiri

Keuntungan yang paling menonjol dari prosedur CAPD ini adalah melakukan perawatan gagal ginjal dengan perawatan rumahan, tanpa perlu mengandalkan dokter atau mengunjungi rumah sakit.

Diperlukan waktu sekitar 1 hingga 2 minggu pelatihan dialisis mandiri untuk menghindari terjadinya risiko infeksi pada sayatan perut.

Artikel Lainnya: Jenis-Jenis Penyakit Ginjal yang Harus Anda Tahu

Prosedur CAPD Mandiri

Sebelum prosedur CAPD dilakukan di rumah, penting untuk mencuci tangan terlebih dahulu sampai bersih. Kemudian, gunakan masker bedah menutup bagian hidung dan mulut.

Setelah itu siapkan alat transfer set di dalam larutan dialisis yang sudah diresepkan oleh dokter.

Di dalam transfer set CAPD, terdapat larutan yang terdiri dari icodextrin, dekstrosa (larutan gula), serta mineral.

Dalam transfer set, akan ada pula tabung bercabang seperti huruf Y yang menjadi penghubung antara kateter dengan kantong pembuangan limbah tubuh.

Jika transfer set telah disiapkan untuk dialisis, berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan:

  1. Kantung larutan dihangatkan sesuai suhu tubuh sebelum digunakan sebagai prosedur CAPD.
  2. Bisa juga menggunakan microwave atau rendaman air hangat untuk memanaskan larutan.
  3. Gantungkan kantong larutan dialisis di tiang infus di rumah, kemudian hubungkan kantong ke pipa.
  4. Kosongkan udara dari tabung dengan cara menggunakan sebagian kecil larutan segar ke kantong pembuangan.
  5. Jepit tabung secara perlahan untuk menuju kantung pembuangan.
  6. Bukalah sambungan kantung larutan dialisis segar, kemudian biarkan larutan segar mengisi rongga perut Anda.

Kapan CAPD Perlu Dilakukan?

Prosedur CAPD harus dilakukan setiap hari, pada siang hari selama beraktivitas. Hal ini karena proses pergantian kantong cairan dilakukan mandiri.

Penggantian larutan dan pembuangan larutan dapat menghabiskan waktu sekitar 30 hingga 40 menit. Tak hanya itu, CAPD juga bisa dilakukan di mana saja (asal bersih), sambil duduk atau berbaring.

Larutan tersebut dapat disimpan di dalam tubuh sekitar 4 jam atau lebih. Durasi tersebut dinamakan dwell time, atau waktu tunggu. Selama proses dialisis dengan CAPD berlangsung, Anda masih bisa beraktivitas secara normal.

Penggantian larutan sebaiknya dilakukan 4 kali sehari. Waktu tersebut sudah termasuk sekali sebelum tidur untuk membiarkan larutan berada di dalam perut pada malam hari.

Artikel Lainnya: Mungkinkah Gangguan Ginjal Terjadi pada Anak?

Keuntungan Prosedur CAPD

Keuntungan dari melakukan prosedur CAPD ini cukup banyak. Pertama, proses CAPD yang dilakukan setiap hari membuat Anda mengontrol kelebihan cairan dalam tubuh dengan lebih mudah.

Menurut dr. Theresia Rina Yunita, CAPD adalah prosedur tanpa mesin dan dilakukan saat Anda melakukan aktivitas normal seperti bekerja atau sekolah.

“Hal ini membuat Anda tidak perlu menghabiskan waktu berbaring duduk di rumah sakit berjam-jam untuk menunggu hemodialisa selesai,” jelasnya.

Hemodialisis yang menggunakan mesin khusus membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 3 kali kunjungan dalam seminggu dan menghabiskan durasi sekitar 4 jam setiap kunjungan tersebut.

Sementara itu, melakukan CAPD membuat Anda lebih bebas beraktivitas serta melakukan mobilitas. Anda juga bisa makan lebih banyak dan mengonsumsi obat-obatan lebih sedikit.

CAPD mungkin bisa menjadi prosedur dialisis yang aman tanpa perlu ke rumah sakit. Akan tetapi, prosedur ini tidak dapat dilakukan oleh semua pasien gagal ginjal.

“Pilihan metode ini harus tetap mempertimbangkan aspek kondisi pasien serta pilihan pribadi,” ujar dr. Theresia.

Seseorang dengan obesitas atau yang pernah melakukan operasi perut mungkin tidak akan bisa melakukan dialisis peritoneal ini.

Demikian penjelasan mengenai prosedur CAPD, salah satu alternatif lain selain cuci darah menggunakan mesin khusus. Disarankan untuk melakukan konsultasi menyeluruh dengan dokter sebelum memutuskan menjalani prosedur CAPD.

Chat langsung dengan dokter penyakit dalam seputar masalah ginjal lainnya lewat fitur LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter.

(PUT/AYU)

Referensi:

  • National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses 2022. Peritoneal Dialysis.
  • Mayo Clinic. Diakses 2022. Peritoneal Dialysis.
  • National Kidney Foundation. Diakses 2022. Peritoneal Dialysis: What You Need to Know.
  • Wawancara dr. Theresia Rina Yunita.
ginjalCuci darahCAPD

Konsultasi Dokter Terkait