HomeInfo SehatGinjal dan Saluran KemihGangguan Berkemih pada Usia Produktif, Mungkinkah Terjadi?
Ginjal dan Saluran Kemih

Gangguan Berkemih pada Usia Produktif, Mungkinkah Terjadi?

Tim Redaksi KlikDokter, 20 Agt 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Gangguan berkemih bukan hanya terjadi pada usia lanjut, tetapi juga dapat dialami oleh orang-orang usia produktif. Apa saja penyebabnya?

Gangguan Berkemih pada Usia Produktif, Mungkinkah Terjadi?

Gangguan berkemih adalah kondisi ketika seseorang tidak dapat mengontrol keinginan untuk berkemih atau buang air kecil, yang juga disebut dengan inkontinensia urine.

Urine dapat keluar secara tiba-tiba, membuat seseorang bisa saja mengompol karena tidak sempat pergi ke toilet. Selain itu, urine juga dapat keluar saat batuk atau bersin.

Inkontinensia urine memang paling sering terjadi pada usia lanjut. Hal ini dikarenakan sudah melemahnya otot-otot yang berfungsi untuk mencegah proses berkemih, yaitu otot dasar panggul dan sfingter uretra (lubang keluarnya urine).

Namun, ternyata inkontinensia urine juga dapat dialami oleh orang-orang usia produktif.

Inkontinensia Urine pada Usia Produktif

Inkontinensia urine bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu kondisi medis tertentu, atau bisa juga dari kebiasaan sehari-hari. Berikut beberapa tipe inkontinensia urine yang dapat terjadi:

  1. Inkontinensia Stres

Ini merupakan kondisi keluarnya urine saat kandung kemih berada dalam tekanan, seperti saat batuk, bersin, atau tertawa. Inkontinensia stres disebabkan oleh melemahnya atau rusaknya otot-otot yang berfungsi untuk mencegah proses buang air kecil, seperti otot dasar panggul dan sfingter uretra.

Artikel Lainnya: Anyang-Anyangan Sejak Kecil Dapat Berisiko Beser saat Dewasa?

  1. Inkontinensia Dorongan

Inkontinensia dorongan adalah munculnya rasa berkemih yang sangat intens dan tiba-tiba. Ini biasanya dipicu oleh aktivitas berlebihan otot detrusor yang mengendalikan kandung kemih. Bisa juga disebabkan karena terlalu berlebihan mengonsumsi minuman beralkohol, kafein, serta minuman berkarbonasi.

  1. Inkontinensia Luapan (Retensi Urine Kronis)

Kondisi ini merupakan ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih sehingga sering mengompol. Gangguan pengosongan kandung kemih disebabkan oleh adanya penyumbatan pada kandung kemih, terjadi karena pembesaran prostat atau kanker prostat.

  1. Inkontinensia Total

Inkontinensia total terjadi ketika kandung kemih tidak mampu menyimpan urine sama sekali sehingga selalu mengompol. Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan pada kandung kemih sejak lahir atau cedera tulang belakang.

  1. Inkontinensia Sementara Karena Obat

Kondisi ini terjadi sementara karena konsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan terjadinya inkontinensia urine. Contohnya adalah obat hipertensi, obat jantung, obat penenang, atau suplemen vitamin C dosis tinggi.

Tips Atasi Gangguan Inkontinensia Urine

Pengobatan inkontinensia urine tergantung pada beberapa faktor, antara lain jenis inkontinensia yang dialami, usia pengidap, serta kondisi kesehatan secara umum. Berikut beberapa tips yang dapat Anda lakukan:

  • Senam Kegel

Senam Kegel adalah salah satu latihan dasar panggul yang bermanfaat untuk memperkuat otot-otot dasar panggul dan sfingter urine yang berfungsi untuk mengontrol keinginan untuk buang air kecil.

  • Latihan Buang Air Kecil

Latihan ini dapat dilakukan dengan cara menunda buang air kecil setiap ada keinginan untuk berkemih. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan menambah frekuensi buang air kecil. Caranya, setelah buang air kecil, tunggulah beberapa menit sebelum buang air kecil kembali.

Artikel Lainnya: Inilah Alasan Kenapa Pria Sering Beser

  • Mengenakan Popok Dewasa

Popok dewasa dapat digunakan untuk penderita inkontinesia urine yang sedang dalam kondisi sulit ke kamar mandi terlalu sering, atau jika beberapa pengobatan yang sudah dilakukan belum berhasil.

Pastikan Anda memperhatikan beberapa hal berikut saat memilih popok dewasa:  

- Bahan Popok

Pilihlah popok dewasa dengan bahan dan daya serap yang baik. Misalnya, yang berbahan lembut seperti kain dan bersirkulasi udara sehingga tidak panas dan nyaman untuk digunakan.

- Ukuran Popok yang Sesuai

Pastikan ukuran popok sesuai dengan ukuran tubuh pengguna agar fungsinya menjadi maksimal. Popok yang terlalu besar atau terlalu kecil dapat menyebabkan kebocoran sehingga tidak nyaman saat digunakan.

Untuk menentukan ukuran popok dewasa yang pas, ukurlah lingkar pinggang pengguna dan sesuaikan dengan keterangan yang biasanya tertera di kemasan produk.

- Ganti Popok secara Teratur

Berdasarkan hasil riset, penggantian popok dalam sehari disarankan dua kali pada siang hari dan satu hari pada malam hari. Penggantian popok yang tidak teratur dapat meningkatkan risiko terjadinya iritasi kulit.

Popok Confidence Adult Care bisa jadi pilihan tepat untuk Anda. Popok ini memiliki kualitas terbaik dengan berbagai macam tipe sesuai kebutuhan. Mulai dari tipe Perekat (untuk kondisi berbaring), tipe Celana, dan tipe Pads (untuk kondisi aktif). 

Anda bisa mendapatkan produk Confidence gratis di sini. Dalam kondisi aktif dapat menggunakan Confidence Pants yang bentuknya pas di badan, permukaan yang ekstra lembut dan tetap kering, menyerap lebih banyak, memiliki pelindung samping, serta antibakteri.

Untuk menambah percaya diri, bisa juga memilih Confidence Adult Pants Gender Men and Women yang lebih tipis dan pas di badan, berbahan elastis mengikuti gerak tubuh, dan antibakteri.

Selain menerapkan beberapa tips di atas, sebaiknya Anda juga melakukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter. Hal ini penting agar dapat dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan diketahui penyebabnya sehingga penanganannya pun optimal.

[RS]

Advertorialgangguan berkemih

Konsultasi Dokter Terkait