HomeInfo SehatDemam BerdarahAnemia Tingkatkan Risiko Demam Berdarah, Mitos atau Fakta?
Demam Berdarah

Anemia Tingkatkan Risiko Demam Berdarah, Mitos atau Fakta?

Zahra Aminati, 02 Jun 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Anemia sering dikaitkan dengan risiko penyakit demam berdarah. Apakah benar atau hanya sekadar mitos? Simak faktanya lewat ulasan berikut ini.

Anemia Tingkatkan Risiko Demam Berdarah, Mitos atau Fakta?

Anemia ditandai ketika tubuh kekurangan jumlah sel darah merah atau hemoglobin. Sel darah merah dan hemoglobin berfungsi mengantarkan oksigen ke berbagai jaringan di dalam tubuh.

Anemia atau yang biasa disebut sebagai kurang darah bisa membuat penderitanya merasa lelah dan lemas. Bahkan, anemia disebut-sebut bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit demam berdarah. Benarkah hal tersebut?

 

Benarkah Anemia Tingkatkan Risiko Demam Berdarah?

Penyakit demam berdarah (DBD) disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus dengue.

Sekitar 3-14 hari setelah digigit nyamuk, biasanya akan muncul gejala demam berdarah. Gejala demam berdarah, seperti demam tinggi, muntah dengan disertai darah, nyeri otot dan persendian, hingga muncul ruam-ruam di kulit.

Menurut dr. Sara Elise Wijono, MRes, penderita anemia atau orang dengan kekurangan zat besi berisiko tinggi menularkan penyakit demam berdarah dari gigitan nyamuk.

Artikel Lainnya: Berbagai Gejala Anemia yang Harus Diwaspadai

Dengue merupakan virus yang menjadi lebih aktif di dalam tubuh orang dengan anemia atau kekurangan zat besi. Ketika orang anemia yang kekurangan zat besi terinfeksi dengue, nyamuk yang menggigitnya akan membawa virus tersebut.

Dokter Sara menjelaskan, dalam jumlah cukup, zat besi di dalam darah dapat membantu sistem imun tubuh nyamuk untuk membunuh virus dengue. Yang terjadi kebalikannya bila darah kekurangan zat besi. 

Akibatnya, virus dengue tetap hidup di dalam nyamuk. Nantinya, virus dapat berpindah ketika nyamuk tersebut menggigit orang lain yang masih sehat.

Pada kasus penularan DBD, nyamuk hanyalah perantara, bukan sebagai sumber penyakit. Penderita demam berdarah harus mengonsumsi makanan yang dapat meningkatkan trombosit darah agar segera pulih dari penyakit tersebut.

Artikel Lainnya: Kenali Perbedaan antara Anemia dan Tekanan Darah Rendah

Bagaimana Cara Mencegah Anemia?

Apabila mengidap anemia, Anda akan merasakan gejala tubuh lemas dan seperti tidak memiliki energi yang cukup. Oleh karena itu, anemia bisa dicegah dan dihindari dengan cara berikut ini:

1. Perbanyak Konsumsi Makanan Tinggi zat besi

Penderita anemia diwajibkan untuk mengonsumsi makanan tinggi kandungan zat besi. Makanan-makanan yang mengandung zat besi tinggi adalah daging, bayam, berbagai sayuran hijau, kerang, serta kacang-kacangan.

2. Konsumsi Vitamin C dan Asam Folat

Orang dengan anemia dapat mengonsumsi makanan tinggi kandungan vitamin C dan asam folat untuk mencegah penyakit ini datang lagi. Makanan-makanan yang bisa dikonsumsi adalah jeruk, nanas, sayur bayam, pisang, paprika, brokoli, dan sereal.

3. Konsumsi Makanan Mengandung Vitamin B12

Makanan yang harus Anda konsumsi berikutnya adalah asupan yang mengandung vitamin B12. Vitamin B12 dapat membantu tubuh memproduksi sel darah merah untuk menghindari terjadinya anemia.

Makanan mengandung vitamin B12 adalah susu, telur, ikan tuna, ikan salmon, dan berbagai produk kedelai lainnya.

4. Kombinasi dengan Makanan Sehat

Anda bisa mengonsumsi makanan sehat, seperti daging ayam, brokoli, pasta, dan buah-buahan. Makanan tersebut dapat dikonsumsi untuk memastikan asupan zat besi Anda cukup dan mencegah datangnya anemia.

Itu dia penjelasan mengenai risiko demam berdarah pada orang dengan anemia. Untuk tahu informasi lebih lengkap mengenai anemia atau penyakit demam berdarah lainnya, Anda bisa membaca artikel kesehatan di aplikasi Klikdokter.

(OVI/JKT)

demam berdarahAnemia

Konsultasi Dokter Terkait