Beberapa negara termasuk Indonesia telah mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat obat COVID-19 molnupiravir. Pengobatan ini diperuntukkan bagi pasien infeksi virus corona dengan kondisi tertentu.
Apa manfaat molnupiravir dan berapa dosis yang dibutuhkan? Simak di bawah ini.
Penggunaan Molnupiravir untuk Obat COVID-19
:format(webp)/article/nRlaeWm7gRetyEuubvoVk/original/092690200_1633590563-Molnupiravir.jpg?w=256&q=100)
Dijelaskan oleh dr. Devia Irine Putri, obat molnupiravir terbukti dapat membantu mengatasi COVID-19 dari uji klinis yang dilakukan.
Menurut dr. Devia, berikut syarat pemberian molnupiravir untuk pasien:
- Pasien dewasa atau usia 18 tahun ke atas
- Gejala ringan hingga sedang
- Tidak memerlukan pemberian oksigen tambahan
- Memiliki peningkatan risiko menjadi gejala berat
Food and Drug Administration (FDA), Amerika Serikat, menjelaskan molnupiravir bekerja dengan mengakali atau membuat kesalahan pada kode genetik virus SARS-CoV-2, sehingga mencegah virus untuk bereplikasi lebih lanjut.
Berdasarkan izin FDA, obat COVID ini diberikan sebanyak 4 kapsul dengan isi 200 miligram, diminum setiap 12 jam selama 5 hari (total 40 kapsul). Molnupiravir tidak diizinkan untuk digunakan lebih dari lima hari berturut-turut.
Artikel Lainnya: Ini Alasan Daftar Obat Ini Tak Dipakai Lagi untuk Pengobatan COVID-19
Hasil Uji Coba untuk Beberapa Golongan
:format(webp)/article/4tjdX1KdldXzhPPnJ71E9/original/045832400_1645178936-Molnupiravir-2.jpg?w=256&q=100)
Data yang mendukung pemberian izin EUA molnupiravir untuk pasien COVID-19 diambil dari uji klinis MOVe-OUT.
Para peneliti mempelajari molnupiravir untuk pengobatan pasien yang tidak dirawat di rumah sakit (gejala ringan-sedang), namun berisiko tinggi mengembangkan gejala parah.
Dari 709 orang yang menerima molnupiravir, 6,8 persen dirawat di rumah sakit atau meninggal dalam periode penelitian. Angka tersebut lebih rendah dibanding 699 pasien yang menerima plasebo dengan persentase 9,7 persen.
Dari data tersebut, hanya satu pasien dengan molnupiravir yang meninggal dalam periode ini. Sedangkan, sembilan orang yang menerima plasebo meninggal. Efek samping yang diamati dalam percobaan meliputi diare, mual, dan pusing.
Berdasarkan penelitian pada reproduksi hewan, molnupiravir dapat menyebabkan gangguan pada janin bila diberikan kepada hewan yang sedang hamil. Oleh karena itu, obat antiviral ini tidak dianjurkan untuk digunakan ibu hamil.
Molnupiravir hanya diizinkan untuk diresepkan kepada wanita hamil bila menurut dokter manfaat obat lebih besar ketimbang risikonya.
Artikel Lainnya: Obat Warung untuk Bantu Ringankan Gejala Infeksi Omicron
Molnupiravir Bukan Pengganti Vaksin
:format(webp)/article/leXevUgvMJNzcOH5zk-lj/original/056340000_1645178936-Molnupiravir-3.jpg?w=256&q=100)
Tiga uji klinis memang telah membuktikan molnupiravir dapat mengobati pasien virus corona dengan gejala sedang atau ringan. Tetapi, obat ini tidak menggantikan peran vaksin atau booster.
Vaksin COVID-19 masih memiliki efektivitas tinggi untuk mencegah rawat inap dan kematian pada pasien.
Itulah fungsi obat coronavirus molnupiravir. Cegah infeksi virus corona dengan menjaga daya tahan tubuh, menerapkan protokol kesehatan, dan vaksinasi.
Dapatkan info lengkap seputar COVID-19 di aplikasi KlikDokter. Anda bisa konsultasi dengan dokter via LiveChat.
(FR/AYU)
Referensi:
- Wawancara dr. Devia Irine Putri
- Food and Drug Administration, US. Diakses 2022. Coronavirus (COVID-19) Update: FDA Authorizes Additional Oral Antiviral for Treatment of COVID-19 in Certain Adults.
- National Library of Medicine, US. Diakses 2022. Efficacy and Safety of Molnupiravir (MK-4482) in Hospitalized Adult Participants With COVID-19 (MK-4482-001).
- Medrxiv. Diakses 2022. Molnupiravir, an Oral Antiviral Treatment for COVID-19.
- The New England Journal of Medicine. Diakses 2022. Molnupiravir for Oral Treatment of Covid-19 in Nonhospitalized Patients.
Ditinjau oleh dr. Devia Irine Putri