Covid-19

Daftar Obat yang Digunakan dalam Perawatan Pasien Corona

Tri Yuniwati Lestari, 06 Feb 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Obat-obatan untuk pasien COVID-19 saat ini hanya sebatas mengendalikan gejala, agar tidak berujung komplikasi. Tahukah Anda obat apa saja yang termasuk?

Daftar Obat yang Digunakan dalam Perawatan Pasien Corona

Kasus pasien positif corona kian bertambah setiap hari. Vaksin di Indonesia belum diberikan secara merata, dan obat untuk penyakit ini pun masih misteri hingga saat ini.

Lantas, bagaimana cara menyembuhkan orang dengan COVID-19? Bukankah dokter akan memberikan obat pasien corona agar meningkatkan peluang sembuh?

Benar, memang terdapat beberapa obat yang diberikan pada pasien COVID-19. Namun, obat ini tidak bersifat menyembuhkan alias hanya sebatas mengendalikan gejala agar tidak berujung pada komplikasi.

Mengenal Obat-obatan untuk Pasien COVID-19

Dijelaskan oleh dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, perawatan untuk pasien COVID-19 biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu pasien tanpa gejala (OTG) dan pasien dengan gejala.

“Kalau yang tanpa gejala, jenis pengobatannya lebih fokus ke peningkatan sistem kekebalan tubuh,” kata dr. Iqbal.

“Contohnya, vitamin B, C, D, dan suplemen pendamping lain yang mengandung mineral, misalnya zinc dan zat besi,” sambungnya.

Sementara itu, untuk pasien COVID-19 yang bergejala, obat yang diberikan disesuaikan dengan gejala yang dirasakan.

Artikel Lainnya: Benarkah Arak Bali Bisa Jadi Alternatif Pengobatan Virus Corona?

Berikut ini beberapa obat pasien corona yang diberikan oleh dokter sesuai dengan gejala yang dirasakan:

1. Dexamethasone

Dexamethasone adalah salah satu jenis obat antiradang yang dapat menurunkan risiko disfungsi organ dan cedera pada paru-paru.

Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat telah merekomendasikan obat dexamethasone untuk perawatan pasien COVID-19 yang menggunakan ventilator mekanis atau membutuhkan oksigen tambahan.

Dexamethasone disebut dapat mengurangi risiko kematian hingga 30 persen pada orang yang menggunakan ventilator, dan sekitar 20 persen untuk mereka yang membutuhkan oksigen tambahan.

“Antiradang (dexamethasone), itu fungsinya memang menekan dari sekret ataupun dahak yang memang diproduksi ketika pasien tersebut terpapar virus corona,” ucap dr. Iqbal.

Bila ketersediaan dexamethasone tidak ada atau menipis, pasien biasanya akan diberikan obat alternatif yang memiliki kandungan serupa, seperti prednison, metilprednisolon, atau hidrokortison.

Dikutip dalam MayoClinic, dexamethasone dapat berbahaya jika diberikan pada orang dengan infeksi COVID-19 yang tidak terlalu parah.

Artikel Lainnya: Virus Corona Bisa Dibunuh Dengan Herbal, Mitos atau Fakta?

2. Antivirus

Obat antivirus juga diberikan kepada pasien COVID-19 yang bergejala. Saat ini, obat antivirus yang disarankan oleh Food and Drug Administration (FDA) adalah remdesivir.

Ada pula obat antivirus lain yang sedang diuji, yaitu favipiravir dan merimepodib. Sedangkan, obat antivirus lopinavir dan ritonavir ditemukan tidak efektif untuk dijadikan sebagai obat yang diberikan pada pasien COVID-19.

3. Obat Pengencer Darah

Dikutip dalam Harvard Health Publishing, hampir semua orang yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 menerima obat untuk membantu mencegah pembekuan darah.

Dokter biasanya meresepkan heparin dan enoxaparin dengan dosis rendah. Namun, untuk pasien yang telah mengalami pembekuan darah sebelumnya, dokter akan memberikan obat pengencer darah dengan dosis lebih tinggi.

4. Antibiotik

Antibiotik bekerja melawan infeksi bakteri. Berdasarkan dr. Iqbal, jenis obat ini biasanya digunakan untuk infeksi paru atau saluran pernapasan.

“(Jenis antibiotik yang jadi obat pasien corona), misalnya azithromycin, levofloxacin,” tutur dr. Iqbal.

Artikel Lainnya: MedFact: Antibiotik Ampuh Obati Infeksi Virus Corona?

Mengapa Obat Pasien Corona Harus Disesuaikan dengan Gejala?

Sampai saat ini belum ada obat spesifik yang dapat menyembuhkan pasien COVID-19. Oleh karena itu, dr. Iqbal mengatakan bahwa perawatan yang diberikan wajib disesuaikan dengan tingkat gejala pasien.

Hal serupa juga berlaku untuk pasien dengan kondisi penyerta, seperti penyakit jantung, diabetes, dan paru-paru. Perawatan yang diberikan akan lebih memfokuskan kepada penyakit komorbid tersebut.

“Jangan sampai penyakit penyertanya justru malah kambuh. Karena, kalau kambuh, justru akan memperburuk keadaan dan dapat meningkatkan risiko kematian,” kata dr. Iqbal.

Itu dia obat-obatan untuk pasien COVID-19. Jangan sekali-sekali mencoba mengonsumsinya tanpa berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter, ya.

Jangan lupa juga untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dan menerapkan gaya hidup serta pola makan sehat. Jika Anda merasa mengalami gejala virus corona, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi KlikDokter.

(NB/JKT)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait