Covid-19

Alergi Suntikan Kedua Vaksin COVID Cenderung Lebih Rendah

Aditya Prasanda, 25 Feb 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Studi terbaru menemukan, pemberian dosis kedua vaksin mRNA aman bagi individu yang mengalami reaksi alergi berat ketika menerima dosis pertama vaksin tersebut.

Alergi Suntikan Kedua Vaksin COVID Cenderung Lebih Rendah

Terdapat laporan yang menyebutkan dosis pertama vaksin messenger RNA (mRNA) menyebabkan reaksi alergi berat berupa syok anafilaksis. Hal ini terjadi pada beberapa orang usai menerima vaksin mRNA Cominarty besutan Pfizer-BioNTech serta Moderna.

Anafilaksis muncul karena reaksi alergi tubuh terhadap bahan alergen (pemicu alergi) yang ada di dalam vaksin. Kondisi ini menyebabkan gejala berupa sakit perut, ruam kulit, batuk, mengi, pembengkakan wajah, penurunan denyut nadi hingga kesulitan bicara.

Anafilaksis juga memicu penurunan tekanan darah secara drastis, sehingga menimbulkan gejala tambahan berupa kesulitan bernapas hingga penurunan kesadaran.

Meski begitu, sebuah studi terbaru mengungkapkan terdapat penurunan insiden alergi vaksin COVID-19 mRNA. Hal ini terjadi ketika dosis kedua vaksin mRNA Cominarty maupun Moderna diberikan.

Penurunan Insiden Reaksi Alergi Parah pada Vaksinasi Dosis Kedua mRNA

Riset tersebut dipublikasikan melalui jurnal JAMA Internal Medicine pada Senin (21/2/2022) lalu.

Penelitiannya dilakukan dengan menganalisis 22 studi yang mengkaji proses vaksinasi kedua menggunakan vaksin mRNA.

Vaksinasi kedua dilakukan pada individu yang sebelumnya mengalami reaksi alergi parah ketika menerima dosis pertama vaksin mRNA.

Artikel Lainnya: Efektivitas Booster Pfizer dan Moderna Turun Seiring Waktu

Vaksin mRNA sendiri adalah vaksin yang mengadaptasi cara kerja mRNA, yaitu molekul berantai tunggal yang secara alami ada di sel tubuh manusia. Tugas mRNA tubuh menyampaikan instruksi kepada sitoplasma untuk membuat protein.

Sementara itu, mRNA di dalam vaksin disintesis secara kimia dan dirancang membawa kerangka kerja dari DNA protein lonjakan (protein spike) yang ditemukan di permukaan virus SARS-CoV-2.

Di dalam tubuh, cara kerja mRNA vaccine adalah memberikan instruksi kepada sel-sel agar membuat replika protein yang digunakan virus corona untuk memasuki sel tubuh manusia tersebut.

Setelah sel mereplikasi protein spike, sistem kekebalan tubuh membangun respons kekebalan dengan menciptakan antibodi spesifik guna mencegah infeksi coronavirus di kemudian hari.

Sayangnya, pada beberapa orang, dosis pertama vaksin mRNA mencetuskan reaksi alergi berat.

Reaksi alergi tersebut diduga disebabkan oleh kandungan alergen di dalam vaksin. Hal ini disampaikan ilmuwan dari Center for Research in Molecular Modeling, Department of Chemistry and Biochemistry, Concordia University, di Kanada, melalui fitur letter to editor yang dimuat Interdisciplinary Sciences: Computational Life Sciences.

Diduga, terdapat alergen di dalam potongan protein lonjakan virus corona yang dibawa oleh vaksin mRNA.

Alergen yang dimaksud berupa glikoprotein virus yang dapat memicu pelepasan histamin, leukotriene, dan prostaglandin di dalam tubuh, sehingga mencetuskan reaksi alergi parah.

Artikel Lainnya: Bolehkah Terima Vaksin COVID-19 saat Haid? Ini Kata Dokter

Meninjau ulasan tersebut, dr. Devia Irine Putri menambahkan, reaksi alergi juga bisa dicetuskan oleh komponen protein PEG (Polyethylene Glycol) di dalam vaksin mRNA.

Dosis pertama vaksin mRNA memang dapat menimbulkan reaksi alergi pada beberapa orang, namun studi yang dimuat JAMA Internal Medicine menemukan reaksi alergi parah tidak dialami pasien ketika menjalani vaksinasi kedua.

Dari 1.366 pasien yang menjalani vaksinasi, nyaris 100 persen pasien dapat menoleransi vaksin mRNA dosis kedua. Padahal, sebanyak 78 pasien mengalami reaksi alergi berat ketika menerima dosis pertama.

Dari 78 pasien tersebut, hanya empat orang yang mengalami reaksi alergi parah pada vaksinasi kedua. Sementara, 15 orang mengalami gejala ringan. Pemberian vaksin kedua mRNA juga diawasi secara ketat oleh dokter spesialis alergi.

Berdasarkan temuan positif terkait efek setelah vaksin kedua COVID-19, peneliti menyimpulkan bahwa individu yang mengalami reaksi alergi berat usai menerima vaksin COVID-19 mRNA dosis pertama dapat memperoleh vaksinasi dua dosis menggunakan jenis vaksin serupa.

Bahkan, peneliti meyakinkan booster vaksin mRNA aman diberikan bagi kelompok penerima vaksin tersebut.

Artikel lainnya: Terlambat Dapat Dosis Kedua, Apa Dampaknya pada Efektivitas Vaksin?

Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar vaksinasi COVID-19, konsultasi ke dokter via Live Chat.

(OVI/JKT)

Referensi:

JAMA Internal Medicine. Diakses 2022. Risk of Second Allergic Reaction to SARS-CoV-2 Vaccines.

Springer Link. Diakses 2022. Are the Allergic Reactions of COVID-19 Vaccines Caused by mRNA Constructs or Nanocarriers? Immunological Insights.

 

Ditinjau oleh dr. Devia Irine Putri

Vaksin mRNAalergi vaksinefek vaksinasicovid

Konsultasi Dokter Terkait