Tips Parenting

Kondisi yang Membuat Anak Stres di Rumah

dr. Sepriani Timurtini Limbong, 17 Jun 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Beberapa kondisi yang membuat anak stres ternyata bisa terjadi di rumah. Segera atasi masalah tersebut agar tidak bertambah runyam.

Kondisi yang Membuat Anak Stres di Rumah

Orang tua sering tak mengira bahwa kondisi yang membuat anak stres bisa terjadi di rumah sendiri. Mereka berpikir kalau hal-hal dari luar lah – misal sekolah -- yang sering membuat anak jadi pemurung, pemarah, uring-uringan, atau lebih pendiam.

Nyatanya, stres pada anak bisa dipicu oleh perilaku orang dewasa di rumah. Mereka biasanya tidak sadar bahwa mereka melakukan hal-hal yang membuat anak tidak nyaman.  

Ada beberapa tanda stres pada anak, seperti perubahan perilaku (misal jadi pemurung, pemarah, dan agresif), sering mengompol, mimpi buruk terus-menerus, perubahan pola makan, atau mengalami gangguan pencernaan.

Lalu, apa saja penyebab anak stres di rumah? Berikut adalah beberapa di antaranya:

1 dari 5

1. Terlalu Sering Melarang 

Di usia 4-6 tahun, anak sedang berada di zona kreatif dengan keingintahuan yang sangat tinggi. 

Sayangnya, kreativitas, rasa ingin tahu, dan daya eksplorasinya kerap dianggap sebagai kenakalan oleh orang tua. Alhasil, dia akan selalu mendapatkan larangan, larangan, larangan dan berujung pada stres.

Bahkan, tak jarang orang tua melarangnya tanpa alasan yang jelas. 

Boleh saja orang tua melindungi anak dari bahaya atau supaya tidak terlalu mengganggu, asalkan, berikan penjelasan mengapa hal tersebut sebaiknya tidak dilakukan. Tujuannya, agar dia mengerti segala konsekuensinya.

Artikel lainnya: Kenali Tanda-tanda Stres pada Anak

2 dari 5

2. Perilaku Orang Tua yang Tidak Konsisten 

Tidak sedikit orang tua yang melarang anak terkait tindakan sesuatu, tetapi malah melakukan hal yang sama. Bahkan, orang tua melakukannya di depan anak mereka.  

Kalau sudah begitu, akan timbul kebingungan tentang mana yang benar dan mana yang salah.

Anak pun cenderung akan “merekam”, tersinggung, dan membantah ketika orang tua menegurnya kembali. Karena apa? Karena orang tuanya juga melakukannya. Anak bahkan bisa melakukan hal buruk tersebut di luar rumah.

3 dari 5

3. Tidak Diperbolehkan untuk Menangis 

Ini biasanya terjadi pada anak laki-laki. Sebab, orang tua menginginkan bocah laki-lakinya tumbuh menjadi pribadi yang kuat. Tak salah memang, tapi tak mesti selalu begitu.

Setiap anak berhak untuk menunjukkan emosinya, sekalipun itu dengan tangisan. Apalagi jika benar-benar terluka, tentu anak akan makin tertekan bila ia tak diperbolehkan menangis. 

Tanpa disadari, perilaku menahan perasaan seperti itu menjadi penyebab stres pada anak. Anak juga jadi takut dianggap lemah oleh orang lain.

Artikel lainnya: Terlalu Banyak PR Sekolah Ganggu Kesehatan Mental Anak, Benarkah?

4 dari 5

4. Pertengkaran Orang Tua 

Sistem keamanan yang paling dasar didapatkan anak dari orang tuanya. 

Apabila yang dia dapatkan selama ini hanyalah pertengkaran hebat dari orang tuanya, bahkan sampai menunjukkan kekerasan fisik, anak akan merasa stres di rumah lalu trauma.

Bukan tak mungkin di kemudian hari, dia tumbuh menjadi orang yang takut dengan pernikahan atau justru meniru perilaku abusive tersebut. 

Jika tidak ingin anak stres di rumah, ciptakanlah suasana yang hangat dan menyenangkan. Setiap ada masalah, bicarakanlah baik-baik.

5 dari 5

5. Aktivitas yang Terlalu Padat 

Orang tua mana yang tak ingin anaknya berprestasi? Saking inginnya punya anak yang jenius, orang tua mendaftarkan anaknya untuk les privat dengan berbagai bidang. 

Mulai dari les piano, les menggambar, les menari, les matematika, hingga les bahasa Inggris.

Padahal, anak-anak belum tentu siap untuk mendapatkan segudang aktivitas seperti itu. Bukannya senang, anak justru bisa stres karena kebanyakan les. 

Lebih baik, fokuskan saja lesnya pada bidang yang dia minati. Misalnya, selama ini dia senang berjoget jika mendengar alunan musik, daftarkanlah les menari.

Sebenarnya, masih banyak kondisi yang membuat anak stres di rumah. Untuk mencegah hal itu terjadi, ciptakanlah suasana menyenangkan di rumah. 

Pertimbangkan pula sudut pandang anak ketika orang tua ingin melakukan atau memutuskan sesuatu. Tak ada salahnya juga orang tua bertanya atau berdiskusi dengan anak. 

Dengan membiarkan anak terbuka dan mengungkapkan isi hatinya, risiko stres pada anak pun bisa dikurangi.

Jika punya pertanyaan lain seputar psikologi anak, gunakan fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi dengan dokter. Selalu #JagaSehatmu dan keluarga, ya!

[RS]

Stres
Anak
Hari Keluarga Nasional
kesehatan mental