Tips Parenting

Bahaya Child Grooming, Ini Cara Mencegah dan Mengatasinya

Siti Putri Nurmayani, 29 Sep 2022

Ditinjau Oleh Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog

Child grooming bisa dilakukan oleh siapa pun yang berada di sekitar anak. Kenali ciri-ciri, cara mencegah, dan tips untuk mengatasinya.

Bahaya Child Grooming, Ini Cara Mencegah dan Mengatasinya

Industri hiburan tanah air dihebohkan dengan pengakuan Kris Hatta. Aktor berusia 34 tahun itu mengaku tengah menjalin hubungan asmara dengan gadis di bawah umur, yaitu 14 tahun. 

Banyak warganet geram dan menganggap bahwa tindakan Kris Hatta termasuk child grooming

Lalu, apa itu child grooming dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan lengkapnya lewat ulasan di bawah ini.

Apa Itu Child Grooming?

Pengertian child grooming adalah ketika seseorang berusaha membangun kedekatan dengan anak di bawah umur yang bukan darah dagingnya. Tujuannya agar ia bisa melakukan pelecehan seksual terhadap anak tersebut.

Biasanya pelaku child grooming atau disebut groomers juga menjalin hubungan baik dengan keluarga sang anak dalam jangka waktu yang lama.

Pelaku berteman dengan salah seorang anggota keluarga dan membangun kedekatan personal dengan sang anak. Ia akan menghabiskan waktu dengan sang anak, lalu mulai melakukan pelecehan seksual.

Perlu diingat, siapa pun bisa menjadi pelaku child grooming, baik itu pria, wanita, orang asing, sahabat karib orang tua, bahkan guru sekalipun.

Child grooming sangat berbahaya. Bahaya child grooming bisa merusak kondisi mental dan fisik anak. Bahkan, dampaknya bisa dirasakan anak hingga dia berusia dewasa.

Anak jadi sulit memercayai orang lain, termasuk keluarga sendiri. Dia jadi pemurung dan penyendiri. Anak juga kesulitan membangun hubungan romantis ketika cukup umur.

Irish Society for the Prevention of Cruelty to Children mengungkapkan bahwa dampak pelecehan seksual menimbulkan berbagai emosi yang dirasakan anak sepanjang hidupnya. Gejolak emosi yang dimaksud, termasuk perasaan takut, sedih, marah, menyalahkan diri sendiri, dan bingung. 

Tak jarang, korban child grooming merasa hina sehingga tidak mampu membicarakan apa yang telah terjadi. Pada gilirannya, kondisi ini bisa mengganggu pendidikan dan karir anak. 

Penyebab Child Grooming

Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog mengungkapkan alasan seseorang melakukan child grooming didorong ketertarikan secara seksual pada anak-anak.

“Selain itu, biasanya pelaku merupakan individu yang cenderung inferior atau merasa tidak percaya diri sehingga menyasar anak di bawah umur. Ia berharap dapat mengontrol anak tersebut dengan memanipulasinya sesuai keinginannya,” kata Ikhsan.

Dengan begitu, pelaku merasa dirinya superior atau hebat karena mempunyai kontrol terhadap orang lain sehingga merasa lebih percaya diri.

Mencegah Child Grooming

Mencegah Child Grooming

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI mengungkapkan bahwa pelaku child grooming menargetkan anak-anak yang mudah untuk didekati, seperti anak yang tidak populer, tidak percaya diri, kurang kasih sayang, penyendiri, kurang mendapatkan pengawasan orang tua, maupun mengalami masalah keluarga.

Oleh karena itu, orang tua perlu waspada apabila anak didekati oleh orang dewasa. Berikut ciri-ciri tindakan child grooming yang perlu diwaspadai:

  • Sering memberi hadiah pada anak atau orang tua
  • Berusaha meyakinkan keluarga dan mengambil kepercayaan dari orang tua
  • Menjalin hubungan dengan orang tua
  • Menunjukkan kontak fisik secara tidak wajar kepada anak, seperti memeluk atau menyentuh area yang tidak sepantasnya
  • Mengancam anak apabila melaporkan perilaku tersebut
  • Memanipulasi anak untuk melakukan aktivitas seksual
  • Mengancam akan melukai anak

Sebagai orang tua, mungkin terasa sulit untuk membicarakan child grooming atau eksploitasi seksual pada anak. Meski begitu, orang tua tetap perlu menyampaikan hal tersebut dan membuat anak merasa nyaman untuk membicarakannya.

Hal ini dibenarkan oleh Psikolog Ikhsan. Menurutnya penting untuk memberikan pendidikan seksual kepada anak.

“Jadi, bukan hanya sekadar menjelaskan tentang organ seksual saja. Jelaskan juga tentang ciri perilaku pelecehan atau kekerasan seksual supaya anak dapat melindungi diri jika ia melihat tanda-tanda yang mengarah ke hal tersebut,” ungkapnya.

Tak lupa, ajarkan anak mengenai batasan-batasan dalam berelasi dengan orang lain, terutama orang asing atau orang di luar keluarga inti.

Artikel Lainnya: Sikap Orangtua Terhadap Pelecehan Seksual pada Anak

Mengatasi Child Grooming

Mengetahui bahwa buah hati telah mengalami child grooming merupakan pengalaman yang terdengar sangat menakutkan.

Kalau sudah begini, Psikolog Ikhsan menuturkan orang tua sebaiknya memastikan anak tetap merasa aman dan nyaman saat berada di lingkungan keluarga.

Selain itu, orang tua juga perlu bersikap sebagai teman. Tujuannya adalah ketika anak membutuhkan sesuatu, dia akan mencari orang terdekat, yakni orang tua.

Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh orang tua:

  • Dengarkan baik-baik apa yang anak ceritakan. Beri tahu bahwa ia telah melakukan hal yang benar dengan menceritakan hal tersebut ke orang tua
  • Ingatkan anak bahwa hal tersebut bukanlah kesalahannya
  • Tanyakan kepada anak apakah ia memiliki bukti perilaku child grooming, baik itu lewat pesan atau tangkapan layar percakapan
  • Simpan bukti tersebut dan minta kepada anak agar tidak menghapusnya
  • Batasi interaksi anak dengan pelaku
  • Laporkan segera kasus ini ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau Komisi Perlindungan Anak Indonesia 

Artikel Lainnya: Cara Tepat Lindungi Anak dari Pelecehan Seksual 

Perlu diingat setiap korban kekerasan seksual dan fisik dapat mengalami trauma. Karena itu, korban membutuhkan ruang yang aman dan orang yang bisa dipercaya untuk mengurangi bahaya child grooming.

Apabila Mama-Papa menemukan kasus child grooming, segera laporkan ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak melalui telepon ke nomor 129. Bisa juga hubungi layanan pengaduan SAPA 129 melalui Whatsapp di nomor 08211129129.

Selain itu, Mama dan Papa bisa menghubungi Komisi Perlindungan Anak Indonesia di nomor (021) 31901556 atau melalui Whatsapp di 08111772273.

Usahakan untuk tetap mengetahui apa yang dilakukan oleh anak dan orang-orang di sekitarnya.

Mama-Papa juga bisa mengunduh aplikasi KlikDokter untuk mendapatkan informasi terkait tips parenting. Jika ingin berkonsultasi kepada psikolog secara online, jangan lupa untuk menggunakan fitur Tanya Dokter, ya!

(ADT/JKT)

Konsultasi Dokter Terkait