HomeIbu Dan anakTips ParentingTrauma pada Anak Bisa Ganggu Karakternya Saat Dewasa
Tips Parenting

Trauma pada Anak Bisa Ganggu Karakternya Saat Dewasa

Tri Yuniwati Lestari, 22 Feb 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Trauma pada anak yang tidak ditangani dapat memengaruhi karakternya kelak ketika dewasa. Cari tahu penjelasan dan penanganan dari psikolog di sini.

Trauma pada Anak Bisa Ganggu Karakternya Saat Dewasa

Trauma masa kecil merupakan peristiwa yang dialami seorang anak dan sifatnya mengancam kehidupan. Pelecehan fisik atau seksual merupakan dua contoh kejadian yang dapat menimbulkan masalah jiwa tersebut pada anak.

Selain itu, kondisi stres yang terus-menerus seperti tinggal di lingkungan berbahaya atau menjadi korban penindasan juga bisa membuat anak trauma.

Luka psikis yang mendalam di masa kecil juga tidak harus terjadi langsung pada anak. Bisa jadi kondisi ini dikarenakan melihat orang yang dicintainya menderita atau mengalami kekerasan.

Lalu, paparan media mengenai kejahatan atau kekerasan juga dapat membuat anak-anak menjadi trauma.

Lantas, apakah trauma pada anak dapat terbawa ke masa depan dan mengganggu karakternya saat dewasa? Simak penuturan psikolog berikut ini.

Trauma Masa Kecil Rentan Mengganggu Karakter Anak saat Dewasa

Dilansir dari Very Well Mind, sebuah studi tahun 2016 yang dipublikasikan di dalam Psychiatric Times mencatat, orang dewasa yang mengalami trauma pada masa kanak-kanak.

Misalnya, akibat pelecehan seksual atau fisik maupun kekerasan dalam rumah tangga menunjukkan tingkat bunuh diri yang tinggi.

Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, menuturkan bila seorang anak mengalami trauma dan rasa ketakutan lalu tidak ditangani dengan baik, dampaknya akan berpengaruh pada jangka panjang saat ia dewasa.

“Hal itu disebut inner child, yaitu sisi kepribadian, emosi, atau perilaku seseorang yang terbentuk oleh trauma atau luka saat masa kecil yang belum diselesaikan atau pulih,” jelas Ikhsan.

“Luka tersebut masih ada di alam bawah sadar, sehingga bermanifestasi dalam bentuk perilaku dan emosi negatif. Contohnya, perasaan tidak dicintai oleh orang lain, tidak percaya diri, cemas, atau ingin mendominasi orang lain,” lanjutnya.

Artikel Lainnya: Kiat Mengobati Trauma Psikologis pada Anak

Dilansir dari Psych Writer, berikut ini beberapa dampak dari trauma masa kecil pada karakter anak saat dewasa:

1. Kesulitan Mengatur Emosi

Trauma masa kecil yang tidak diatasi dengan baik dapat menyebakan gangguan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) atau gangguan stres pascatrauma.

Salah satu masalah yang ditimbulkannya adalah hyperarousal. Kondisi ini membuat seseorang tidak bisa mengatur emosi dengan baik karena ada trauma di masa sebelumnya.

Orang-orang dengan hyperarousal cenderung bereaksi saat itu juga baru berpikir kemudian.

Mereka juga rentan mencari pelarian atau lari dari tanggung jawab. Lalu, hyperarousal sering juga ditandai dengan kewaspadaan berlebihan.

Memang, secara psikologis sifat waspada dinilai baik agar siap menghadapi bahaya.

Namun, sayangnya orang yang hyperarousal sering melihat rangsangan netral sebagai ancaman. Ia akhirnya akan menunjukkan reaksi berlebihan.

2. Sulit Berkonsentrasi

Trauma masa kecil akan membekas di otak anak dan terbawa hingga ia dewasa. Sementara, untuk menunjang perkembangan otak yang optimal, seseorang membutuhkan rasa aman dan terhindar dari stres ataupun trauma.

Mereka yang memiliki trauma masa kecil mungkin merasa kegiatan belajar di sekolah menjadi hal yang sulit.

Anak-anak tersebut akan sulit berkonsentrasi apalagi saat ingatan trauma kembali terngiang di kepalanya.

Artikel Lainnya: Anak Broken Home Trauma Menjalin Hubungan Asmara, Apa Sebabnya?

3. Sulit Menjalin Hubungan dengan Orang Lain

Trauma dapat memiliki dampak yang signifikan dan beragam pada fungsi sosial atau karakter seseorang.

Umumnya, masalah mental ini bisa berupa kondisi seseorang yang kurang mampu mengendalikan dirinya sendiri.

Oleh sebab itu, orang yang pernah memiliki trauma akan sulit menjalin relasi dengan orang lain.

Kesulitan memiliki hubungan ditandai juga dengan perilaku orang tersebut yang menunjukkan sifat membutuhkan atau manipulatif, hingga perilaku agresif dan kekerasan.

Karakter tersebut akan membuat si individu sulit berteman atau mempertahankan hubungan.

Artikel Lainnya: Kenali 5 Gejala Trauma pada Anak

Penanganan agar Trauma Anak Tidak Pengaruhi Karakternya Saat Dewasa

Ikhsan menjelaskan, efek buruk trauma pada anak terhadap karakternya saat dewasa bisa dicegah dengan penanganan sejak awal.

Dukungan keluarga bisa menjadi kunci untuk mengurangi dampak trauma masa kecil yang terjadi.

“Sebagai orangtua, penting untuk mendengarkan apa yang anak rasakan terkait pengalaman negatifnya. Lalu, validasi perasaannya,” jelas Ikhsan.

Masih dari Very Well Mind, berikut beberapa cara untuk mendukung seorang anak setelah mengalami peristiwa trauma:

  • Dorong anak untuk berbicara tentang perasaannya dan mengungkapkan emosinya.
  • Tampung semua emosi dan perasaan anak dengan baik, dengarkan ceritanya.
  • Yakinkan anak bahwa Anda akan melakukan apa saja untuk membuatnya tetap aman.
  • Arahkan anak untuk melakukan aktivitas yang dapat membuatnya memiliki hubungan baik dengan orang lain. Misalnya, ikutsertakan ia di kelas musik atau memasak, dan hal-hal lain yang digemarinya.
  • Bila Anda kesulitan untuk mengatasi trauma pada anak, konsultasikan ke psikiater atau psikolog anak.

Jangan sepelekan trauma pada anak. Sebab, kondisi mental tersebut nyatanya dapat memengaruhi karakter ketika dewasa.

Segera cari bantuan profesional agar segera mendapatkan saran dan penanganan yang terbaik. Anda bisa coba berkonsultasi ke dokter spesialis anak atau kejiwaan lewat LiveChat di Klikdokter.

(FR/AYU)

Kesehatan Anaktrauma

Konsultasi Dokter Terkait