Kesehatan Bayi

Waspadai Bahaya Komplikasi Penyakit Hirschsprung pada Bayi

Zahra Aminati, 16 Jun 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Penyakit hirschsprung bisa membuat bayi susah buang air besar (BAB). Jangan dibiarkan. Pasalnya, ada sejumlah komplikasi hirschsprung pada bayi.

Waspadai Bahaya Komplikasi Penyakit Hirschsprung pada Bayi

Gangguan buang air besar (BAB) pada bayi tentu bisa amat menyiksa. Masalah ini bukan hanya disebabkan oleh sembelit. Ada kondisi lain yang disebut dengan penyakit hirschsprung.

“Hirschsprung merupakan penyakit saluran pencernaan yang berhubungan dengan masalah persarafan di usus besar,” kata dr. Reza Fahlevi, Sp. A. 

Saat saraf di usus besar tidak terbentuk sempurna, feses akan kesulitan untuk terdorong keluar. Feses lantas menumpuk di usus besar. Akibatnya, bayi tidak dapat buang air besar.

Walaupun biasanya penyakit bawaan ini sudah dapat diketahui sejak lahir, gejala penyakit ini dapat juga muncul pada anak yang lebih besar. 

1 dari 1

Komplikasi Hirshsprung pada Bayi

Menurut dr. Reza, kesehatan saluran pencernaan anak sangat penting karena berperan besar dalam proses pencernaan dan penyerapan makanan.

Artikel lainnya: Kelainan Kelamin yang Bisa Terjadi pada Anak Laki-Laki

Oleh karena itu, penyakit hirschsprung pada bayi harus segera diatasi agar tidak berujung komplikasi. Beberapa bahaya hirschsprung yang wajib Anda waspadai antara lain:

  1. Infeksi pada Usus (Enterokolitis)

“Komplikasi pertama penyakit hirschsprung pada anak adalah adanya infeksi pada usus atau yang disebut dengan enterokolitis,” kata dr. M. Iqbal Ramadhan. 

Enterokolitis ditandai dengan peradangan usus besar atau mukosa usus kecil. Pasien biasanya datang dengan kondisi diare eksplosif, penumpukan di perut, demam, muntah, dan lesu. Sekitar 10-30 persen pasien dengan penyakit Hirschsprung mengalami enterokolitis.

  1. Konstipasi

Hirschsprung pada bayi yang tidak ditangani segera dapat berujung pada konstipasi. Dilansir dari Mayo Clinic, faktor utama dari konstipasi adalah otot usus besar yang lambat berkontraksi memproses makanan. Hal ini membuat feses berkumpul di usus besar.

Bayi akan merasakan ketidaknyamanan saat alami sembelit sehingga akan cenderung rewel.

  1. Malnutrisi

Dijelaskan oleh dr. Iqbal Ramadhan, ancaman kurang gizi juga menghantui bayi dengan penyakit hirschsprung. 

Artikel lainnya: Waspadai Bila Testis Bayi Tidak Turun

“Hirschsprung pada bayi dapat menyebabkan kekurangan gizi atau malnutrisi. Usus besar tidak dapat memproses makanan dalam tubuh dengan baik,” kata dia. 

Malnutrisi adalah kondisi kekurangan nutrisi dalam tubuh. Anak bisa kekurangan nutrisi karena usus besarnya tidak dapat bekerja dengan sempurna. 

  1. Dehidrasi

Komplikasi hirschsprung pada bayi berikutnya adalah dehidrasi. Meskipun amat jarang (bisa satu kali seminggu), si kecil akan mengeluarkan banyak feses dalam sekali pembuangan.

Banyaknya feses dan cairan tubuh yang terbuang akibat BAB dapat menyebabkan dehidrasi pada bayi.

Anda dianjurkan untuk membawa bayi ke dokter jika tidak juga BAB dalam waktu 48 jam setelah dilahirkan.

Jika memang benar didiagnosis menderita hirschsprung, dokter biasanya akan merujuk bayi ke gastroenterologis pediatrik (dokter spesialisas penyakit pencernaan pada anak) untuk melakukan evaluasi tambahan.

Pengobatan penyakit hirschsprung biasanya dengan melakukan operasi atau pembedahan. Pasca-operasi, biasanya pertumbuhan anak yang terhambat akan kembali normal.

Itulah beberapa komplikasi hirschsprung pada bayi yang wajib Anda waspadai. Konsultasikan pada dokter jika Anda menemukan gejala tidak biasa pada pencernaan bayi. Dapatkan info lainnya seputar kesehatan anak di aplikasi Klikdokter.

[HNS/JKT]

Bayi
Penyakit Hirschsprung