Kesehatan Anak

Tumbuhkan Rasa Percaya Diri pada Anak Difabel dengan Cara Ini

Krisna Octavianus Dwiputra, 03 Des 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Anak difabel kerap kehilangan rasa percaya diri karena merasa berbeda dari teman-temannya. Tumbuhkan kepercayaan diri mereka dengan ini.

Tumbuhkan Rasa Percaya Diri pada Anak Difabel dengan Cara Ini

Anak-anak difabel perlu mendapatkan perhatian khusus. Tak melulu soal pertolongan fisik, rasa percaya diri juga perlu ditumbuhkan pada anak difabel. Hal ini membutuhkan peran orang tua sebagai orang terdekat yang dapat terus memotivasi anak. Upaya untuk menumbuhkan rasa percaya diri pun bisa dilakukan dengan berbagai macam hal.

Dalam rangka Hari Difabel Internasional yang diperingati setiap 3 Desember, penting untuk memperhatikan rasa kepercayaan diri setiap anak penyandang disabilitas. Sebab, keterbatasan yang dimiliki anak difabel kerap membuat mereka tidak percaya diri ketika berada di tengah-tengah masyarakat.

Pada anak-anak difabel terkadang timbul kekhawatiran karena tidak sama seperti orang normal lainnya. Hal inilah yang perlu diubah. Para orang tua harus meyakinkan bahwa mereka sama seperti orang lain pada umumnya.

Nah, ada beberapa cara untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri anak-anak difabel. Berikut caranya seperti melansir dari Psychology Today:

1. Tanamkan bahwa kesempurnaan bukan segala-galanya

Bagi para orang tua, tahanlah godaan untuk mengintervensi setiap apa yang dikerjakan anak Anda, kecuali hasilnya sangatlah penting. Intervensi tersebut secara konstan akan merusak kepercayaan diri anak dan membuatnya sulit untuk belajar sendiri.

2. Hindari terlalu mengendalikan

Orang tua memang berhak memberitahu dan memilihkan apa yang terbaik bagi anak. Akan tetapi, tugas Anda sebagai orang tua adalah mendukung anak agar berkembang. Pastikan Anda tidak merampas kesempatan mereka untuk menjadi "bisa".

Lakukan kegiatan bersama anak dan ajari bagaimana cara membangun kepercayaan diri. Sebelumnya, Anda harus mengelola kecemasan Anda sendiri dan menahan diri Anda untuk mengendalikan.

3. Beri kebebasan anak dalam beraktivitas sejak dini

Hal ini berkaitan dengan poin nomor 2 tadi, yakni soal mengendalikan kecemasan terhadap apa yang dilakukan anak. Membantu boleh-boleh saja, tapi membiarkan anak Anda melakukannya sendiri justru bisa membuat mereka menjadi lebih mandiri.

Terlalu khawatir akan apa yang dilakukan anak justru membuat anak merasa terbatasi. Yang perlu Anda lakukan adalah mendukungnya dan tanyakan: "Apakah kamu siap melakukannya?"

4. Berikan kepercayaan

Tawarkan sesuatu yang bisa membantunya menjadi sukses. Jangan malah Anda yang mengerjakan dan menyelesaikan tugasnya karena Anda mungkin gemas melihat anak Anda tidak bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Tetapi jika Anda membantunya mengerjakan karyanya, ia bisa merasa tidak dipercaya. Namun bila Anda menahan diri untuk menyelesaikannya anak tidak akan merasa gagal dan merasa bangga akan hasil karyanya.

Selanjutnya

5. Terus berikan dorongan

Semua manusia membutuhkan dorongan, termasuk anak-anak penyandang disabilitas. Mendorong anak Anda tidak hanya membuat dia merasa lebih positif dan termotivasi, tetapi juga memberinya suara batin yang akan membantunya mendorong dirinya sendiri selama sisa hidupnya.

Coba ajarkan anak Anda untuk memiliki kata-kata motivasi sendiri. Anda mungkin bisa mengajarkannya untuk mengatakan: "Saya bisa, pasti bisa!", "Semua akan baik-baik saja", atau "All is well". Model-model kalimat penyemangat seperti itu bisa membuat anak-anak Anda menjadi percaya diri dan terdorong untuk melakukan yang terbaik.

6. Berikan pujian dan berempati

Daripada mengevaluasi tindakan anak Anda, lebih baik berikan pujian dan berempati. Memberikan pujian dapat memberikan anak banyak informasi bahwa hal yang dilakukannya baik, atau mengapa Anda pikir itu baik. Hal ini mengajarkan anak untuk terbiasa mengevaluasi dirinya.

7. Fokus pada proses bukan hasil

Berikan umpan balik positif setelah anak bekerja keras atau menunjukkan ketekunannya. Hasil akhir memang perlu diperhatikan, tetapi jika anak Anda mendapatkan hasil yang buruk tapi lewat kerja keras dan ketekunan, anak Anda berhak mendapatkan apresiasi.

Tujuannya adalah agar dia terus mencoba, berlatih, terus meningkatkan kemampuan, dan di dalam dirinya pun akan tertanam bahwa ketika dia bekerja keras, dia dapat mencapai tujuannya.

8. Berikan empati ketika anak frustrasi

Ketika anak Anda mengalami frustrasi, ingatlah bahwa empati Anda akan menjadi faktor penting untuk mengatasi kondisi anak. Daripada mencoba menghilangkan sumber frustrasi, coba Anda komunikasikan bahwa dia harus menghadapi keadaan yang sedang terjadi dengan lapang dada dan tetap semangat.

Tidak masalah bagi anak-anak untuk menjadi frustrasi dan kecewa. Anak Anda mungkin akan menangis sepanjang hari karena kegagalannya. Tetapi, empati akan membantu ia melewati masa-masa sedihnya. Begitu selesai berduka, dia akan siap mencoba kembali, terutama ketika Anda mengungkapkan rasa percaya Anda padanya.

Kondisi anak difabel yang berbeda dari teman-temannya terkadang memang membuat rasa percaya diri anak menurun. Namun, berbagai tips di atas bisa dilakukan untuk mengatasinya. Dengan demikian, anak penyandang cacat sekalipun bisa tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kepercayaan diri tinggi. Selamat Hari Difabel Internasional!

[NP/ RVS]

Difabelpenyandang cacatStresPercaya diriAnakPenyandang DisabilitasAnak DifabelKecemasanHari Difabel Internasional

Konsultasi Dokter Terkait