Kesehatan Anak

Memahami Delayed Gratification dan Manfaatnya untuk Anak

Tri Yuniwati Lestari, 17 Okt 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Mengajarkan anak delayed gratification atau menunda kesenangan untuk tujuan yang lebih besar bisa memberikan banyak manfaat kesehatan. Berikut ini fakta selengkapnya!

Memahami Delayed Gratification dan Manfaatnya untuk Anak

Memberikan semua yang diinginkan anak tidak melulu bermanfaat positif, lho! Pasalnya anak, hal tersebut bisa membuat anak memiliki sifat tidak sabar dan juga egois.

Atas dasar itu, daripada mengamini semua keinginan anak, akan lebih baik jika si kecil diajarkan tentang delayed gratification sejak usia dini.

Faktanya, mengajarkan anak delayed gratification bisa memberikan banyak manfaat baik untuk kehidupan masa depan mereka.

Penasaran apa itu delayed gratification dan manfaatnya untuk anak? Cek fakta selengkapnya di bawah ini!

 

Mengenal Delayed Gratification Lebih Dekat

Pernahkah Anda mendengar tentang tes marshmallow yang sempat terkenal pada tahun 1960-an? Tes ini dilakukan oleh Walter Mischel dan tim peneliti di Universitas Stanford.

Dalam pelaksanaannya, satu per satu anak yang berusia 4 tahun diberikan sebuah marshmallow.

Artikel Lainnya: Mengenal Metode Hypnoparenting dalam Pengasuhan Anak

Selanjutnya, peneliti memberikan pilihan kepada anak untuk langsung mengonsumsinya, atau menahan diri selama 15 menit guna menerima tambahan marshmallow.

Beberapa anak langsung melahapnya tanpa pikir panjang, sedangkan lainnya berhasil menunggu 15 menit penuh dan menerima hadiah marshmallow kedua dari tim peneliti.

Para peneliti berujar bahwa tes marshmallow berkaitan dengan pengendalian diri dan kepuasan yang tertunda atau delayed gratification.

Dari temuan sebelumnya, peneliti pun mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah bakat, melainkan sesuatu yang bisa diajari sejak dini.

Mengapa Orangtua Perlu Mengajarkan Delayed Gratification?

Melansir dari A Fine Parent, selama bertahun-tahun, anak-anak yang telah "lulus" tes marshmallow mengembangkan karakteristik sebagai berikut:

  • Keterampilan mengatasi emosi yang lebih baik.
  • Tingkat pencapaian pendidikan yang lebih tinggi.
  • Memiliki Body Mass Index (BMI) lebih rendah.
  • Tingkat perceraian yang lebih rendah.
  • Tingkat kecanduan yang lebih rendah.

Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog berujar bahwa melatih delayed gratification sejak dini membuat anak mampu mengembangkan motivasi dan lebih fokus untuk mendapatkan hal yang diinginkan.

“Selain itu, hal tersebut juga dapat membantu anak mengendalikan atau mengontrol keinginannya. Anak jadi lebih paham tentang prioritas keinginannya, dan mengetahui apakah hal tersebut benar-benar dibutuhkan atau tidak," kata Ikhsan.

Delayed gratification juga dapat membantu anak berusaha lebih kuat untuk mendapatkan keinginannya. Hal ini baik untuk perkembangan sosialnya di masa mendatang,” sambungnya.

Artikel Lainnya: Pengaruh Teknologi pada Pola Asuh Anak, Banyak Positifnya?

Cara Menerapkan Delayed Gratification pada Anak

Delayed gratification untuk anak terbukti bisa memberikan banyak manfaat untuk kehidupannya di masa mendatang.

Jika Anda ingin mengajarkan si kecil tentang hal tersebut sejak usia dini, ini beberapa hal yang perlu dilakukan:

1. Ajarkan Anak Menabung

Dijelaskan oleh Ikhsan, mengajarkan anak menabung untuk membeli hal-hal yang diinginkannya dapat melatih fungsi delayed gratification dalam dirinya.

Hal tersebut bisa membuat anak paham bahwa mereka harus bersabar dan berusaha untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan.

Dalam penerapannya, orangtua harus bersikap tegas. Jika di tengah jalan anak mulai merengek, berilah penjelasan dengan kata-kata halus dan mudah dimengerti.

2. Bantu Ingatkan Tujuan yang Ingin Anak Capai

Jika anak menginginkan suatu hal, cobalah cari cara agar ia dapat berjuang untuk mendapatkannya.

Misalnya, anak ingin memiliki sepatu roda, maka orangtua perlu mengajak si buah hati menabung dari uang yang mereka dapatkan.

Jika anak terlihat menggunakan uang tabungan untuk hal yang tidak penting, bantu mereka mengingat kembali tujuannya menabung. Hal ini akan membantu anak lebih fokus dengan tujuan awalnya.

Artikel Lainnya: 7 Pola Asuh yang Menjauhkan Anak dari Kesuksesan

3. Apresiasi Setiap Anak Melakukan Hal Baik

Selalu berikan apresiasi setiap anak melakukan hal baik. Apresiasi tidak selalu berbentuk barang.

Anda juga dapat memujinya atau memasak makan malam kesukaan anak. Hal ini akan membantu mereka berpikir bahwa apa yang dilakukannya adalah tindakan yang benar.

4. Menjadi Contoh yang Baik untuk Anak

Anak adalah cerminan dari orangtua. Oleh karena itu, jika ingin si kecil memiliki sifat penyabar, orangtua perlu terlebih dahulu menerapkan hal tersebut di kehidupan sehari-hari.

“Orangtua juga harus tepat janji. Jadi, saat anak sudah mencapai target yang ditentukan, orangtua perlu memberikan apresiasi denga memenuhi keinginannya,” ucap Ikhsan.

“Hal tersebut dilakukan untuk untuk menguatkan perilaku anak yang telah konsisten sejak awal sehingga targetnya bisa tercapai,” pungkasnya.

Jangan ragu untuk mengajarkan delayed gratification pada anak sejak usia dini. Jika terkendala atau menemukan kesulitan dalam penerapannya, Anda bisa melakukan konsultasi lebih lanjut kepada psikolog melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

Kesehatan Anakkesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait