HomeIbu Dan anakKesehatan AnakKiat Menumbuhkan Kecerdasan Emosional pada Anak
Kesehatan Anak

Kiat Menumbuhkan Kecerdasan Emosional pada Anak

Bobby Agung Prasetyo, 25 Agu 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Kecerdasan emosional anak penting untuk diasah sejak dini. Pahami kiat-kiatnya sebagai berikut.

Kiat Menumbuhkan Kecerdasan Emosional pada Anak

Memiliki kecerdasan emosional (EQ) sangat penting sebagai penyeimbang kecerdasan intelektual (IQ). Telah banyak para ahli yang menyadari bahwa IQ bukanlah satu-satunya resep untuk kesuksesan dan kebahagiaan. Karena itu, sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mengembangkan EQ kepada anak sejak dini.

EQ adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, mengontrol, dan mengekspresikan emosi. Menurut dr. Anita Amalia Sari dari KlikDokter, EQ dapat membantu seseorang dalam berkomunikasi, bernegosiasi, dan mengembangkan pola pikir jernih.

Lebih lanjut, dr. Anita menjelaskan bahwa kecerdasan emosi dapat membantu anak pada aspek berikut:

  • Mengartikulasikan perasaannya melalui kata-kata
  • Memahami emosi orang lain
  • Mengendalikan emosi negatif ketika berada dalam situasi sulit
  • Mengalahkan rasa takut ketika berhadapan dengan orang atau kondisi baru
  • Menenangkan diri dalam kondisi stres
  • Dan sebagainya

“Kecerdasan emosi berhubungan erat dengan kesuksesan anak dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Anak harus belajar mengutarakan dan menerima pesan emosi sehingga ia dapat memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, terutama di tempat baru,” kata dr. Anita.

Mengasah kecerdasan emosi

Kecerdasan emosi anak dapat diasah sejak usia dini. Dilansir Verywellfamily.com, simak kiatnya sebagai berikut:

1. Mengenalkan setiap jenis perasaan

Anak perlu tahu cara mengenali perasaan mereka. Anda dapat membantu anak dengan memperkenalkan setiap jenis emosi padanya. Jika anak tampak sedih karena kehilangan bonekanya, misalnya, Anda mungkin dapat berkata, “Kamu kenapa kelihatan sedih? Mau cerita sama Papa/Mama?”

Kata-kata emosional seperti "marah”, “kesal”, “malu”, dan sebagainya, bisa membangun kosakata mereka untuk mengekspresikan perasaan. Jangan lupa bagikan kata-kata untuk emosi positif, seperti "senang”, "bersemangat”, dan lain-lain.

2. Perlihatkan empati

Ketika anak Anda sedang kecewa, terutama saat dirinya tampak berapi-api, biarkan dia mengeluarkannya secara alami. Hindari memberikan komentar buruk mengenai perasaannya, tetapi tunjukkanlah rasa empati. Jika anak melihat bahwa Anda memahami perasaannya, ia bisa lebih mengerti dan bakal menerapkan hal yang sama kepada orang lain.

3. Tunjukkan cara mengungkapkan emosi

Anak-anak perlu tahu bagaimana mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang sesuai. Cara terbaik mengajarkan anak untuk mengungkapkan perasaan adalah dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari keluarga.

Gunakan kata-kata yang menunjukkan perasaan dalam percakapan sehari-hari Anda. Misal: “Ibu senang kalau keluarga besar bisa kumpul-kumpul seperti ini” atau “Ibu merasa sedih kalau kamu dan adik bertengkar terus.”

Studi menunjukkan bahwa orang tua yang cerdas secara emosional lebih cenderung memiliki anak yang cerdas juga secara emosional. Jadi biasakan untuk mengekspresikan emosi dengan baik dan sesuai sehingga Anda bisa menjadi teladan untuk anak.

4. Ajarkan cara mengendalikan emosi

Begitu anak-anak memahami emosinya, mereka perlu belajar bagaimana mengendalikan dengan cara yang tepat. Mengetahui cara menenangkan diri, menghibur diri, atau menghadapi ketakutan bisa menjadi bekal yang berharga untuk kehidupan anak kini dan masa mendatang.

Salah satu cara yang bijak untuk mengajarkan hal ini pada anak dengan membiasakan diri untuk menarik napas saat emosinya hampir membuncah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya, menarik napas adalah salah satu metode tepat untuk menenangkan diri.

5. Kembangkan kemampuan menyelesaikan masalah

Membangun kecerdasan emosional berarti belajar bagaimana cara menyelesaikan masalah. Setelah mengenal perasaan lebih rinci, kini saatnya mencari cara untuk mengatasi masalah itu sendiri.

Sebagai contoh: anak bontot Anda marah karena kakaknya terus mengganggu saat dia bermain video game. Bantu anak mengidentifikasi setidaknya lima cara untuk memecahkan masalah ini. Setelah anak memiliki lima solusi tersebut, bantu dia untuk melihat pro dan kontra dari masing-masing solusi. Kemudian, dorong dia untuk memilih opsi yang terbaik.

Intinya, cobalah untuk bertindak sebagai pelatih daripada pemecah masalah ketika anak dihadapkan pada situasi yang seperti itu.

Kecerdasan emosional membuat orang lebih mengenal emosinya dan tahu cara mengendalikannya, dengan tetap menghargai orang lain. Lakukan tips di atas agar kecerdasan intelektual dan emosi anak Anda seimbang.

[RS/ RVS]

Tumbuh Kembang AnakkecerdasanAnakKecerdasan Emosional

Konsultasi Dokter Terkait