Kehamilan

Tambah Anak atau Tidak? Ini Pertimbangan dari Dokter dan Psikolog

Ayu Maharani, 28 Nov 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Banyak hal yang mesti dipertimbangkan ketika Anda ingin tambah anak lagi. Agar bisa mengambil keputusan yang terbaik, ini pertimbangan dari dokter dan psikolog.

Tambah Anak atau Tidak? Ini Pertimbangan dari Dokter dan Psikolog

Ada berbagai pertimbangan ketika pasangan suami istri ingin tambah anak atau tidak. Saking banyaknya pertimbangan, kadang pikiran jadi rumit sendiri.

Ujung-ujungnya, keinginan untuk tambah anak malah tertunda terlalu lama. Bukan tidak mungkin, keinginan tersebut pun bisa saja terjadi di luar perencanaan.

 

Alasan Pasangan Suami Istri Ingin Tambah Anak

Beragam alasan bisa jadi latar belakang munculnya keinginan untuk tambah anak. Misalnya, kesepian, merasa kurang lengkap dengan kondisi sekarang, atau lainnya.

Selain itu, orang tua yang ingin tambah momongan juga bisa dilatarbelakangi oleh keinginan untuk tidak memanjakan anak tunggalnya. Dengan punya beberapa saudara, dia jadi tidak manja, bisa berbagi, dan melatih tanggung jawab.

Ada juga karena sebuah tuntutan untuk menurunkan marga, sehingga pasangan suami istri harus menambah anak sampai mereka mendapatkan laki-laki.

Adanya anggapan bahwa hanya anak perempuanlah yang merawat orang tuanya kelak turut memengaruhi keinginan suami istri untuk tambah anak.

Di luar hal-hal tersebut, tentunya masih banyak alasan lain untuk menambah momongan.

Artikel Lainnya: Usia untuk Hamil yang Paling Ideal Menurut Medis

Tambah Anak atau Tidak? Ini Pertimbangan dari Dokter

Berdasarkan dr. Atika, Anda yang ingin tambah anak harus ingat dengan usia saat ini.

“Kalau dari sisi medis, salah satu pertimbangan menambah anak atau tidak adalah faktor usia,” kata dr. Atika.

“Berdasarkan hasil studi, usia di atas 35 tahun berkaitan dengan serangkaian komplikasi kehamilan pada ibu maupun bayinya. Agar lebih aman, sebaiknya ibu hamil di usia di bawah 35 tahun,” sambungnya.

Kendati demikian, tambah dr. Atika, keputusan untuk tambah anak meski sang ibu telah berusia 35 tahun atau lebih dikembalikan lagi ke masing-masing individu.

“Ibu tetap bisa hamil sekalipun usianya di atas 35 tahun. Asalkan, dengan pemantauan teratur dari dokter,” ucap dr. Atika.

Artikel Lainnya: Keluhan Saat Ibu Hamil Tua dan Cara Mengatasinya

Selain faktor usia, pertimbangan kondisi kesehatan si ibu juga perlu diperhatikan jika ingin tambah anak lagi.

“Misalnya, si ibu yang ingin hamil lagi adalah penderita hipertensi, diabetes, atau kardiomiopati peripartum (riwayat gangguan jantung akibat kehamilan sebelumnya). Bukan berarti tidak boleh hamil lagi, tapi ibu harus paham bahwa kondisi kehamilannya rentan. Jadi, perlu pemantauan ketat,” tegas dr. Atika.

Tanpa pemantauan ketat dari dokter, risiko preeklampsia hingga sindrom down bisa terjadi meski potensinya tidak 100 persen.

Nah, di luar pertimbangan medis, ada juga pertimbangan nonmedis yang diingatkan oleh dokter. Hal itu adalah pembagian afeksi (kasih sayang dan perhatian).

“Lebih baik menunda hamil anak kedua apabila anak pertama masih terlalu kecil. Dia masih butuh perhatian. Kalau keburu hamil lagi, dikhawatirkan anak yang pertama kekurangan afeksi,” saran dr. Atika.

Artikel Lainnya: Panduan Makan Sehat untuk Ibu Hamil

Tambah Anak atau Tidak? Ini Pertimbangan dari Psikolog

Gracia Ivonika, M. Psi., Psikolog juga memberikan pertimbangan jika ayah dan ibu ingin tambah anak. Semua pertimbangan itu bisa diwakilkan dengan berbagai kalimat pertanyaan berikut:

  • Apakah Anda dan pasangan sudah siap secara mental untuk punya anak lagi?
  • Apakah Anda yakin ada support system dari keluarga?
  • Apakah Anda berdua siap membagi peran dan waktu antara mengurus anak dengan aktivitas rutin lainnya, seperti bekerja dan rumah tangga?
  • Apakah Anda berdua siap menerima perubahan signifikan dari hidup?
  • Apakah Anda sudah punya perencanaan yang matang bersama suami soal pembagian peran?
  • Apakah Anda berdua yakin bahwa anak pertama siap memiliki adik?
  • Apakah Anda dan pasangan mampu secara finansial dalam jangka pendek dan panjang jika anak kedua dan ketiga telah lahir?

Jika mayoritas jawabannya tidak, sebaiknya Anda pikir-pikir lagi sebelum melakukan program hamil anak selanjutnya.

“Selama masa kehamilan, penting bagi ibu untuk memperoleh rasa aman secara emosional dengan bantuan pasangan, keluarga, dan orang-orang terdekat. Jika support system tidak ada, akan susah ke depannya,” jelas Gracia.

Apabila terjadi kehamilan di luar rencana sedangkan orang tua tidak siap, hal tersebut tentu akan menimbulkan stres.

“Hal ini penting untuk dicegah, mengingat selama masa kehamilan kondisi psikis ibu perlu dijaga. Jika tidak, itu akan mempengaruhi kondisi janinnya,” tutur Gracia.

Berbagai saran dari dokter dan psikolog diharapkan bisa membantu Anda dalam mengambil keputusan. Namun pada akhirnya, mau tambah anak atau tidak, hal itu dikembalikan lagi kepada Anda sebagai orang tua.

Untuk pertanyaan lain seputar kehamilan dan pola asuh, Anda dapat berkonsultasi kepada dokter dan psikolog melalui Tanya Dokter atau dengan mengunduh aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

Program Hamil

Konsultasi Dokter Terkait