Kehamilan

Risiko yang Dapat Terjadi Saat Menjalani Program Bayi Tabung

Zahra Aminati, 21 Sep 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Untuk mendapatkan momongan, pasangan suami istri mencoba bayi tabung. Namun, program bayi tabung memiliki risiko kesehatan tertentu. Apa saja risikonya?

Risiko yang Dapat Terjadi Saat Menjalani Program Bayi Tabung

Untuk bisa hamil dan memiliki keturunan, pasangan suami istri dapat menjalani program bayi tabung in vitro fertilization (IVF). 

Proses bayi tabung dilakukan dengan mengambil sel telur wanita lalu disatukan dengan sperma pria di laboratorium. Sel telur dan sperma yang berhasil dibuahi akan menjadi embrio.  

Nantinya, embrio akan dipindahkan ke dalam rahim wanita untuk mewujudkan kehamilan. Namun, program bayi tabung memiliki beberapa risiko masalah kesehatan tertentu. 

Dokter Reza Fahlevi menjelaskan, “Ada risiko sindrom hiperstimulasi ovarium dan kehamilan ektopik saat menjalani program bayi tabung. Hal ini karena janin menggunakan hormon-hormon reproduksi dalam merangsang sel telur. Jadi, memang ada risiko seperti itu,” ujarnya.

Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai risiko-risiko yang dapat terjadi saat menjalani program bayi tabung:

1. Sindrom Hiperstimulasi Ovarium (Ovarian hyperstimulation syndrome)

Sindrom hiperstimulasi ovarium merupakan efek samping dari program bayi tabung. Kondisi ini dapat menyebabkan wanita mengalami penumpukan cairan di dada serta perut. 

Gejala yang dialami adalah perut kembung, sakit perut, berat badan bertambah cepat (bisa naik sebanyak 4-5 kg dalam waktu 5 hari), mual, muntah, sesak napas, dan bahkan sedikit buang air kecil. 

2. Keguguran

Setiap kehamilan memiliki risiko untuk mengalami keguguran. Namun, tingkat keguguran bagi wanita hamil yang melalui program bayi tabung meningkat sekitar 15 hingga 25 persen. 

Risiko tersebut dapat meningkat jika wanita menjalani program bayi tabung di usia yang tak lagi muda. 

3. Kehamilan Ektopik

Wanita yang menjalani program bayi tabung berisiko mengalami kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi di luar rahim, umumnya di bagian tuba fallopi. 

Sel telur yang sudah dibuahi tidak dapat bertahan di luar rahim. Apabila dibiarkan, kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa ibu hamil.

4. Cacat Lahir

Semakin tua usia ibu, semakin tinggi pula risiko bayi mengalami cacat lahir.

Meski begitu, risiko cacat lahir pada program bayi tabung ini masih harus diteliti lebih lanjut. 

5. Kanker

Dilansir dari Mayo Clinic, beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara obat-obatan program bayi tabung dengan perkembangan tumor di ovarium. 

Obat tersebut umumnya diberikan untuk merangsang perkembangan sel telur wanita. 

Artikel Lainnya: Kenali Fakta Seputar Program Bayi Tabung

6. Tekanan Mental dan Fisik

Program bayi tabung akan menguras finansial, emosi, dan fisik pasutri. Oleh karena itu, perlu dukungan dari keluarga, dokter, serta kerabat dari pasangan suami istri saat menjalani program bayi tabung. 

7. Risiko Lain

Ada risiko lain yang bisa terjadi saat menjalani program bayi tabung. Risiko tersebut dapat terjadi saat pengambilan sel telur, reaksi terhadap anestesi, infeksi, perdarahan, serta kerusakan di sekitar ovarium. Kerusakan tersebut juga bisa terjadi di kandung kemih dan usus wanita. 

Dokter Reza Fahlevi menambahkan, “Harus konsultasi terlebih dahulu ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan ahli bayi tabung. Risiko selalu ada, tapi kecil risikonya. Jadi, pertimbangkan manfaat dan risikonya.”

Itu dia beberapa efek samping bayi tabung yang perlu diketahui pasutri. Untuk tahu informasi lain mengenai risiko bayi tabung, Anda bisa berkonsultasi langsung dengan dokter melalui fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter

(OVI/AYU)

KehamilanIVFBayi Tabung

Konsultasi Dokter Terkait