Penyebab Sembelit Setelah Melahirkan

Sembelit ditandai ketika frekuensi buang air besar (BAB) kurang dari tiga kali dalam seminggu atau lebih jarang dari biasanya. Sembelit umumnya disebabkan oleh pola makan kurang serat, kekurangan cairan, atau dipicu oleh kondisi kesehatan tertentu.

Tidak hanya itu, sembelit juga dapat dialami oleh ibu yang baru melahirkan. Sembelit setelah melahirkan merupakan kondisi yang normal terjadi dan akan membaik seiring berjalannya waktu.  

Ada beberapa penyebab sembelit setelah melahirkan, berikut daftarnya:

Saat persalinan normal, ibu dapat menjalani tindakan episiotomi yang dilakukan dengan menjahit jaringan di antara vagina dan anus. 

Untuk mengurangi nyeri bekas jahitan, tubuh secara tidak sadar akan menghindar dari aktivitas mengejan. Lama-kelamaan, otot sfingter bisa menutup dan akhirnya menyebabkan sembelit.

Ibu juga bisa sembelit karena otot dasar panggul atau otot sfingter anal meregang saat mengejan selama persalinan. Saat otot tersebut rusak, maka buang air besar akan terasa sulit.

Kurang tidur dan kelelahan merupakan kondisi yang umum terjadi pascamelahirkan. Pasalnya, ibu harus terus terjaga di malam hari untuk menjaga dan menyusui si kecil. 

Menurut dr. Arina Heidyana, saat kurang tidur ataupun kelelahan, maka pergerakan usus jadi berkurang dan akhirnya bisa menyebabkan sembelit.

“Saat kurang tidur, usus akan beristirahat dan jalur sinyal brain gut terganggu. Akibatnya, usus akan mengurangi pergerakan,” kata dr. Arina.

Artikel Lainnya: Segudang Manfaat Buah Sirsak untuk Ibu Hamil 

Rutinitas harian yang berubah setelah melahirkan bisa memicu stres. Saat stres dan kurang tidur, maka kadar hormon kortisol dapat meningkat. Kadar hormon kortisol tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan diare atau sembelit.

Kesibukan mengurus buah hati sering membuat ibu terburu-buru saat makan. Selain itu, jika asupan cairan tidak terpenuhi, tubuh dapat mengalami dehidrasi. Perubahan pola makan tersebut bisa memengaruhi pergerakan usus. 

Melansir dari Medical News Today, pencernaan yang bergerak lambat dapat menyebabkan buang air besar jadi lebih jarang terjadi. Hal ini biasanya ditandai dengan sakit saat BAB dan feses keras. 

Terlalu banyak duduk dan jarang beraktivitas fisik juga bisa memperlambat gerakan usus. 

Pasalnya, usus merupakan otot yang membutuhkan banyak gerak supaya lebih kuat dan berfungsi maksimal. Saat Anda kurang bergerak setelah melahirkan, maka sembelit bisa terjadi.

Artikel Lainnya: Cara Mengatasi Perut Kembung pada Ibu Hamil, Apa Saja? 

Ibu biasanya diresepkan obat pereda nyeri yang dapat meredakan nyeri jahitan bekas melahirkan. Namun, obat pereda nyeri biasanya dapat menyebabkan efek samping berupa sembelit.

Selain itu, ibu dapat diberikan obat antibiotik untuk mencegah infeksi pada luka jahitan. Sayangnya, obat antibiotik bisa membunuh bakteri baik maupun bakteri jahat di pencernaan. 

Ketika bakteri di usus tidak seimbang, ibu dapat mengalami gangguan pencernaan seperti sembelit. Akibatnya, BAB keras pascamelahirkan.  

Konsumsi vitamin bisa membantu mencukupi kebutuhan nutrisi ibu baru melahirkan. Salah satu suplemen atau vitamin yang mungkin diresepkan setelah melahirkan adalah zat besi untuk mencegah anemia.

Akan tetapi, dilansir dari VeryWell, suplemen zat besi berisiko menyebabkan sembelit. Suplemen ini bisa menyebabkan sembelit karena memperlambat gerak feses di dalam usus. 

Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kehamilan, atau cara mengatasi sembelit setelah melahirkan, konsultasikan ke dokter melalui fitur LiveChat 24 jam dan aplikasi KlikDokter.

(OVI/JKT)

Referensi:

Healthline. Diakses 2022. Postpartum Constipation: Causes, Treatments, and More

Verywell Family. Diakses 2022. What Is Postpartum Constipation?

Medical News Today. Diakses 2022. Lazy Bowel: What to Know

Ditinjau oleh dr. Arina Heidyana