Kehamilan

Microblading Saat Hamil, Amankah?

Endah Murniaseh, 23 Jul 2022

Ditinjau Oleh dr. Arina Heidyana

Microblading atau teknik sulam alis memang akan memberikan tampilan alis yang cantik. Namun, apakah aman dilakukan oleh ibu hamil? Cari tahu di sini.

Microblading Saat Hamil, Amankah?

Tampil cantik merupakan dambaan setiap wanita. Keinginan tersebut juga didukung dengan produk serta perawatan kecantikan yang terus berkembang. 

Salah satu perawatan kecantikan yang saat ini banyak dilakukan adalah microblading yang merupakan suatu teknik sulam alis. Ini merupakan teknik pembuatan tato alis semi permanen agar alis terlihat lebih tebal dan natural. 

Biasanya, hasil microblading akan bertahan selama satu hingga tiga tahun. Ini akan bergantung pada tinta, kesehatan kulit, serta gaya hidup. Dalam jangka waktu tersebut, kamu pun akan memiliki bentuk alis yang kamu inginkan. 

Namun, keamanan teknik sulam alis saat hamil masih dipertanyakan, termasuk microblading ini. Seperti apa efek samping sulam alis terhadap ibu hamil? Simak penjelasan dari dokter berikut ini.

Bolehkah Ibu Hamil Melakukan Microblading?

Biasanya, teknik sulam alis ini akan dilakukan untuk memperbaiki bentuk alis yang tidak beraturan akibat pencabutan atau rontok alami. Selain itu, penderita kanker biasanya melakukan prosedur ini setelah kemoterapi supaya bentuk alis tetap ideal. 

Berikut adalah beberapa keunggulan prosedur microblading

  • Akan memiliki bentuk alis yang indah dan tidak perlu lagi membuat alis secara manual
  • Alis tidak akan luntur karena keringat atau air
  • Mempercantik atau memperbaiki bentuk muka dan alis tetap terlihat alami

Namun, dr. Arina Heidyana mengungkapkan bahwa sebaiknya wanita tidak melakukan prosedur sulam alis di masa kehamilan. Ini karena microblading melibatkan bahan kimia serta obat anestesi.

“Bahan kimia yang digunakan pada microblading ini belum diketahui aman tidaknya untuk ibu hamil. Lalu, obat anestesi yang digunakan jua bisa memberi dampak buruk bagi janin,” terangnya.

Dokter Arina juga menambahkan bahwa teknik sulam alis ini bisa meningkatkan risiko cacat ataupun gangguan jantung pada janin. Parenting Firstcry pun menyebutkan risiko dari microblading bisa berupa infeksi kulit atau darah, hingga hepatitis B dan HIV yang akan membahayakan kesehatan janin. 

Adapun beberapa risiko lainnya yang bisa terjadi apabila melakukan microblading saat hamil, di antaranya:

  • Hasil yang Tidak Optimal

Hormon kehamilan akan mempengaruhi sirkulasi darah dan meningkatkan risiko perdarahan. Saat ini terjadi selama prosedur, bisa memudarkan warna tinta dan mempengaruhi penyerapannya di kulit. Hal ini akan membuat hasil sulam alis kurang optimal.

  • Warna Tinta Kurang Cocok dengan Warna Kulit

Beberapa wanita mengalami hiperpigmentasi atau penggelapan kulit di sekitar mulut, pipi, dan dahi saat hamil. Kondisi ini juga disebut dengan melasma. 

Apabila microbading dilakukan saat hamil, tentu akan menggunakan warna tinta yang sesuai dengan warna kulit Ibu saat itu. Sementara itu, melasma akan berhenti saat kamu sudah melahirkan. 

Kondisi ini akhirnya membuat warna tinta microblading menjadi tidak cocok dengan warna kulit kamu setelah melahirkan.

  • Bentuk Alis Jadi Berubah

Pembengkakan merupakan kondisi yang cukup sering terjadi saat hamil dan biasanya akan mereda setelah melahirkan. Jika kamu melakukan microblading saat tubuh membengkak, bentuk alis bisa saja berubah setelah pembengkakan mereda. Hal ini tentu akan membuat hasil sulam alis menjadi tidak sesuai lagi dengan keinginan Ibu. 

Cara Mengurangi Risiko Microblading Saat Hamil

Risiko efek samping dari microblading selama kehamilan bisa dikurangi dengan pencegahan serta perawatan yang tepat. Berikut adalah hal yang bisa dilakukan.

1. Menggunakan Pelembab Setelah Prosedur Berlangsung

Setelah microblading, kamu bisa mengalami koreng atau pengelupasan kulit yang bisa menimbulkan infeksi jika tidak dirawat dengan tepat. Untuk itu, gunakan pelembab dengan kandungan obat untuk mengurangi munculnya koreng. Selain itu, hindari membasahi alis selama beberapa hari.

Artikel Lainnya: Bolehkah Creambath Saat Hamil? Ini Kata Dokter

2. Lakukan Patch Test

Untuk memastikan tidak adanya reaksi buruk dari microblading ataupun anestesi yang dilakukan, cobalah patch test. Hasil dari patch test bisa menjadi pertimbangan kamu untuk melakukan sulam alis. Jika memang memicu reaksi buruk, kamu bisa menghindari microblading.

3. Berkonsultasi ke Dokter

Kamu bisa berkonsultasi ke dokter kulit atau ginekolog untuk menghindari infeksi darah atau kulit yang muncul karena tinta microblading. Selain itu, pastikan klinik, ataupun salon tempat kamu melakukan sulam alis memenuhi standar kebersihan. Jangan lupa, untuk memastikan klinik menggunakan produk dan peralatan berkualitas untuk mengurangi terjadinya infeksi.

4. Hindari Konsumsi Obat Pereda Nyeri

Kamu harus menghindari obat pereda nyeri selama satu hingga dua hari sebelum microblading dilakukan. Ini akan meminimalisir terjadinya perdarahan yang berlebih yang bisa menimbulkan koreng pascaprosedur.

Nah, sudah tahu perihal keamanan sulam alis saat hamil. Oleh karena itu, #JagaSehatmu dengan lebih berhati-hati dalam melakukan berbagai hal selama masa kehamilan, agar kamu dan si kecil dalam kandungan tetap sehat.

Jika kamu masih memiliki pertanyaan terkait microblading saat hamil atau masalah kehamilan lainnya, konsultasikan ke dokter melalui fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.

Kehamilan

Konsultasi Dokter Terkait