HomeIbu Dan anakKehamilanMengapa Angka kematian Ibu Hamil dan Melahirkan Masih Tinggi?
Kehamilan

Mengapa Angka kematian Ibu Hamil dan Melahirkan Masih Tinggi?

dr. Devia Irine Putri, 17 Mar 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Angka kematian ibu hamil di Indonesia masih tergolong tinggi. Sebenarnya apa yang menjadi penyebab kondisi tersebut? Waspadai mulai saat ini!

Mengapa Angka kematian Ibu Hamil dan Melahirkan Masih Tinggi?

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang menunjukkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Indonesia memiliki tujuan untuk menurunkan angka kematian ibu yang tertuang dalam Millenium Development Goals (MDGs).

Perlu diketahui, AKI adalah rasio dari kematian ibu selama kehamilan, persalinan dan nifas, yang disebabkan oleh komplikasi di setiap 100.000 kelahiran hidup.

Pada tahun 2017, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat rata-rata 810 wanita meninggal dunia setiap harinya akibat komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan maupun persalinan.

Di Indonesia, angka kematian ibu secara umum mengalami penurunan selama periode 1991-2015. Dari yang tadinya 390 AKI menjadi 305 per 1.000.000 kelahiran hidup. Namun, angka tersebut masih belum mencapai target MDGs Indonesia, yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Faktor Kematian Ibu Melahirkan

Menurut WHO, penyebab kematian ibu hamil yang paling sering adalah komplikasi yang terjadi saat kehamilan dan melahirkan. Berikut ini beberapa komplikasi yang dimaksud:

  • Perdarahan hebat saat proses persalinan
  • Infeksi saat kehamilan atau setelah persalinan
  • Hipertensi dalam kehamilan yang mengarah ke preeklampsia dan eklampsia
  • Komplikasi pada masa nifas
  • Melakukan tindakan aborsi yang tidak memenuhi standar medis
  • Adanya penyakit lain yang mendasari, seperti diabetes dan penyakit jantung

Selain yang telah disebutkan, ada pula beberapa faktor lain yang turut berperan menjadi penyebab kematian ibu hamil, antara lain:

  • Kehamilan di bawah umur
  • Jarak kehamilan yang terlalu dekat
  • Tidak adanya pemeriksaan kehamilan (antenatal care) dan perawatan masa nifas
  • Kurangnya tenaga medis dan tidak ditangani di fasilitas kesehatan yang memadai
  • Kurangnya pendidikan seputar kesehatan reproduksi
  • Tidak adanya sistem transportasi yang baik
  • Kurangnya peran serta masyarakat dalam meningkatkan kesehatan ibu, biasanya terkait dengan budaya dan kultur setempat.

Artikel Lainnya: Panduan Makan Sehat untuk Ibu Hamil

Penyebab Angka Kematian Ibu Hamil Masih Tinggi di Indonesia

Di Indonesia, penyebab kematian ibu hamil yang masih tinggi disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

  • Perdarahan

Perdarahan merupakan salah satu komplikasi yang paling sering terjadi saat persalinan. Meski demikian, kondisi ini juga bisa terjadi selama kehamilan dan merupakan suatu kondisi gawat darurat.

Perdarahan setelah proses persalinan terjadi akibat tidak adanya kontraksi rahim (atonia uteri), robekan jalan lahir, gangguan pembekuan darah, maupun adanya sisa jaringan di dalam rahim.

Sementara itu, perdarahan saat kehamilan biasanya terjadi akibat plasenta previa. Apa itu?

Plasenta previa adalah kondisi kelainan letak plasenta, yang ditandai dengan perlekatan plasenta di bagian bawah rahim sehingga menutupi jalan lahir.

Artikel Lainnya: Mengapa Anemia pada Ibu Hamil Berbahaya?

  • Preeklampsia dan Eklampsia

Preeklampsia dan eklampsia merupakan kondisi yang sering menjadi perhatian saat kehamilan berlangsung.

Preeklampsia didefinisikan sebagai hipertensi atau tekanan darah tinggi yang muncul setelah usia kehamilan 20 minggu (140/90 mmHg). Kondisi ini biasanya disertai dengan adanya protein dalam urine.

Sedangkan, eklampsia adalah kondisi lanjutan atau komplikasi dari preeklampsia. Kondisi ini menyebabkan terjadinya kejang atau penurunan kesadaran pada ibu hamil.

  • Infeksi

Infeksi juga dapat menjadi penyebab kematian ibu hamil di Indonesia. Beberapa infeksi yang sering terjadi pada ibu hamil dan membahayakan, antara lain malaria,  infeksi saluran kemih, dan demam berdarah dengue.

Risiko infeksi setelah tindakan aborsi dan masa nifas juga rentan terjadi, terutama jika ibu hamil melakukan tindakan tersebut di fasilitas kesehatan yang tidak terjaga kebersihannya.

Angka kematian ibu hamil di Indonesia memang masih tinggi. Namun, bukan berarti Anda hanya bisa pasrah dengan keadaan. Anda justru harus memperjuangankan agar angka tersebut tidak terus meningkat.

Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh ibu hamil untuk menurunkan risiko kematian adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat sejak sebelum, selama, dan setelah kehamilan. Jangan lupa juga untuk melakukan pemeriksaan kehamilan (antenatal care) sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Apabila mengalami masalah kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan, jangan tunda untuk berobat ke dokter. Anda juga bisa bertanya langsung pada tim dokter dari KlikDokter melalui Live Chat. Ayo, ikut serta dalam menurunkan angka kematian ibu hamil di Indonesia!

(NB/RPA)

KehamilanPreeklampsiaIbu HamilHamil

Konsultasi Dokter Terkait