Kelainan Genetik

Eklampsia

dr. Arina Heidyana, 24 Jan 2023

Ditinjau Oleh

Eklampsia adalah komplikasi serius yang memengaruhi wanita selama kehamilan. Kondisi ini bisa mengancam nyawa ibu dan bayi jika tak ditangani dengan baik.

Eklampsia

Eklampsia

Dokter spesialis

Spesialis obstetri dan ginekologi

Gejala 

Sakit kepala hebat, bengkak pada wajah atau tangan, gangguan penglihatan, mual, muntah, kejang

Faktor risiko

Riwayat keluarga dengan preeklampsia, riwayat preeklampsia di kehamilan sebelumnya

Cara diagnosis

Anamnesis, pemeriksaan fisik, tes darah, tes urine

Pengobatan

Melahirkan bayi yang dikandung

Obat

Magnesium sulfat, nifedipine

Komplikasi

Perdarahan, gangguan ginjal, gangguan hati, koma

Kapan harus ke dokter?

Segera setelah merasakan gejala-gejala eklampsia

Pengertian 

Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, saat persalinan, atau setelah persalinan yang timbul akibat komplikasi dari preeklampsia. Umumnya, eklampsia ditandai dengan timbulnya kejang dan dapat disertai koma.

Pada preeklamsia, tingkat tekanan darah tinggi pada ibu akan mengurangi suplai darah ke janin. Efeknya, janin tidak menerima oksigen dan nutrisi sebanyak yang seharusnya.

Sebagian besar kasus eklampsia terjadi pada trimester ketiga kehamilan, dengan sekitar 80 persen kejang eklampsia terjadi intrapartum atau dalam 48 jam pertama setelah melahirkan. 

Kasus yang jarang dilaporkan terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu atau hingga 23 hari pasca-persalinan.

Penyebab 

Sampai saat ini, para ahli belum mengetahui penyebab eklampsia secara pasti. Namun, diduga kondisi tersebut disebabkan oleh pembentukan dan fungsi plasenta yang tidak normal.

Karena eklampsia adalah kelanjutan dari preeklampsia, sebagian besar penelitian terbaru berfokus pada penentuan faktor risiko preeklampsia di awal kehamilan.

Hal tersebut dilakukan untuk mencegah atau memprediksi perkembangan eklampsia di kemudian hari.

Artikel Lainnya: Dampak Preeklampsia pada Ibu Hamil dan Janin, Apa Saja? 

Faktor Risiko 

Eklampsia biasanya terjadi jika preeklampsia tidak diobati atau tidak diketahui sebelumnya. Selain itu, juga ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan eklampsia, yaitu:

  • Kehamilan pertama
  • Riwayat preeklampsia sebelumnya
  • Riwayat keluarga dengan preeklampsia
  • Kehamilan kembar
  • Kehamilan pada usia di bawah 20 tahun
  • Kehamilan pada usia di atas 35 tahun
  • Obesitas
  • Hipertensi kronis
  • Diabetes gestasional
  • Gangguan ginjal

Gejala 

Gejala penyakit eklampsia antara lain:

  • Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala, yang diikuti dengan peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut terus-menerus dan tidak berkurang dengan pemberian aspirin atau obat sakit kepala lain
  • Gangguan penglihatan. Penderita akan melihat kilatan-kilatan cahaya, pandangan kabur, dan terkadang bisa terjadi kebutaan sementara
  • Penambahan berat badan yang berlebihan
  • Mual dan muntah
  • Nyeri perut, terutama bagian perut kanan atas
  • Tanda-tanda umum preeklampsia (tekanan darah tinggi, bengkak pada wajah atau tangan, dan adanya protein di dalam urine)
  • Kejang-kejang yang bisa diikuti dengan koma

Diagnosis 

Bila sebelumnya kamu sudah didiagnosis mengalami preeklampsia, dokter akan menyarankan pemeriksaan pendukung. Tujuannya adalah untuk melihat kemungkinan preeklampsia memburuk atau kambuh.

Namun, jika sebelumnya kamu tidak memiliki preeklampsia, dokter akan melakukan pemeriksaan eklampsia saja.

Jenis-jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk menentukan penyebab kejang selama kehamilan adalah:

  • Tes darah. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui jumlah trombosit dan faktor pembekuan darah.
  • Tes urine. Tujuannya adalah untuk memeriksa kemungkinan adanya protein dalam urine.
  • Uji kreatinin. Kadar kreatinin (limbah yang diciptakan oleh otot dan seharusnya disaring oleh ginjal) yang tinggi dalam darah menunjukkan preeklampsia.

Artikel lainnya: Komplikasi Kehamilan yang Terjadi Karena Lupus 

Diagnosis untuk menentukan bahwa telah terjadi eklampsia dapat dilakukan dengan cara:

  • Pemeriksaan fisik. Pada tahap awal yang berlangsung 30-35 detik, tangan dan kelopak mata bergetar, mata terbuka dengan pandangan kosong. Tahap selanjutnya adalah kejang
  • Pemeriksaan tanda vital. Adanya peningkatan tekanan darah diastol 110 mmHg. Ujung-ujung jari terlihat kebiruan. Dapat ditemukan adanya tanda-tanda paru terendam cairan, yang bisa disertai dengan gagal jantung
  • Pemeriksaan penunjang. Dokter akan melakukan pemeriksaan urine untuk melihat adanya protein dalam urine

Pengobatan 

Cara utama untuk mengatasi eklampsia adalah dengan melahirkan bayi yang dikandung. Jika ibu eklampsia dan kehamilan dibiarkan berlanjut, dapat berakibat fatal bagi ibu dan janin yang dikandung.

Pengobatan untuk mengatasi kejang eklampsia tidak jauh berbeda dengan pengobatan preeklampsia berat.

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan Society for Maternal-Fetal Medicine (SMFM) mendukung penggunaan magnesium sulfat untuk pencegahan dan pengobatan kejang pada wanita dengan preeklampsia atau eklampsia.

Obat antikejang lainnya, termasuk benzodiazepin dan fenitoin, digunakan untuk kejang yang tidak responsif terhadap magnesium sulfat.

Obat tekanan darah tinggi juga diberikan pada pasien dengan eklampsia untuk mengontrol tekanan darah. Obat-obat tekanan darah yang digunakan pada kehamilan, seperti labetalol, nifedipine, dan hydralazine. 

Kontrol tekanan darah juga penting pasca-persalinan karena risiko eklampsia paling tinggi selama 48 jam setelah kelahiran.

Pencegahan 

Untuk mencegah terjadinya eklampsia, penanganan preeklampsia harus dilakukan sesuai dengan saran dari dokter.

Penelitian telah menunjukkan bahwa aspirin dosis rendah pada wanita dengan risiko tinggi preeklamsia dapat berkontribusi pada penurunan risiko preeklampsia, eklampsia, dan penurunan angka kematian janin.

Tentunya pemberian aspirin harus sesuai dosis yang diberikan dokter dan pengawasan ketat oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi.

Selain itu, pastikan kamu rajin kontrol kehamilan ke dokter, cukup beristirahat, dan selalu awasi setiap perubahan pada tubuh.

Artikel lainnya: Cegah Preeklamsia saat Hamil dengan Makanan Ini 

Komplikasi 

Komplikasi yang mungkin terjadi pada eklampsia, antara lain:

  • Perdarahan
  • Komplikasi hati
  • Komplikasi ginjal
  • Kuning atau jaundice (mata dan kulit kuning)
  • Koma
  • Kelahiran prematur
  • Lepasnya plasenta dari dinding rahim
  • Kerusakan otak akibat kejang

Kapan Harus ke Dokter?

Jika kamu merasakan gejala-gejala yang disebutkan di atas, segeralah temui dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Setiap ibu hamil wajib mengunjungi dokter untuk pemeriksaan ANC (antenatal care). Dalam beberapa sesi pemeriksaan, dokter akan melakukan tes darah dan urine untuk melihat apakah ada tanda-tanda awal preeklampsia.

Bumil, #JagaSehatmu! Yuk pakai layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter. Kamu juga bisa mengunduh aplikasi KlikDokter untuk mengikuti informasi kesehatan tepercaya.

[HNS/NM]