Kehamilan

Kehamilan Pertama Rentan Keguguran, Mitos atau Fakta?

Nesia Qurrota Ayuni, 03 Okt 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Hamil pertama sering kali dianggap lebih rentan mengalami keguguran. Itu mitos atau fakta, ya? Yuk, cari tahu selengkapnya di sini.

Kehamilan Pertama Rentan Keguguran, Mitos atau Fakta?

Kehamilan pertama biasanya menjadi momen dinanti oleh setiap pasangan yang baru menikah. Kehadiran buah hati dipercaya membuat suasana keluarga semakin lengkap dan harmonis. 

Meski begitu, ada mitos seputar kelahiran anak pertama yang menghantui benak para calon ibu. Sebagian orang menganggap kehamilan tersebut lebih rentan terhadap keguguran.

Benarkah Hamil Pertama Rentan Keguguran?

Menjawab hal tersebut, dr. Devia Irine Putri menjelaskan, keguguran sebenarnya bisa terjadi pada siapa saja, termasuk para ibu yang sebelumnya pernah melahirkan. 

Menurut dia, keguguran justru lebih rentan dialami mereka yang berumur di atas 35 tahun atau di usia lanjut.

“Sebab, semakin tua usia, pasti kualitas sel telur menurun. Sel tubuh kita juga ikut berubah. Jadi risiko janin tidak berkembang karena masalah kromosom itu bisa saja terjadi,” dr. Devia menjelaskan. 

Ibu yang hamil di usia lanjut juga rentan mengalami preeklampsia. Yakni, komplikasi di masa kehamilan yang ditandai dengan kenaikan tekanan darah hingga mencapai 140/90 mmHg. Komplikasi ini bisa membahayakan organ tubuh lain, termasuk ginjal dan hati.

Oleh karena itu, tidak benar jika kehamilan pertama rentan keguguran. Namun, perlu dicatat, rentan tidaknya keguguran sebetulnya tergantung pada beberapa faktor. 

Faktor Penyebab Keguguran

Selain usia, ada beberapa penyebab keguguran pada kehamilan pertama. Dokter Arina Heidyana menyebut, ada beberapa ibu yang tidak menyadari kehamilan mereka pada trimester pertama.

Bisa jadi mereka tetap melakukan aktivitas berat atau yang membahayakan janin sehingga risiko mengalami keguguran menjadi tinggi.

“Pada trimester pertama itu biasanya karena ibu tersebut tidak tahu kalau dirinya hamil. Selain itu, penempelan janin ke rahim yang kurang bagus dan janin tidak dapat cukup makanan untuk tumbuh. Hal ini juga bisa menjadi faktor penyebab keguguran,” papar dr. Arina. 

Dokter Devia menambahkan, sejatinya penyebab keguguran memang tergantung pada kondisi kesehatan sang ibu.

“Paling sering adalah kelainan kromosom sehingga tidak berkembang, bisa karena infeksi misalnya TORCH (Toxoplasma, Other Disease, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes Simplex Virus),” jelas dr. Devia.

“Selain itu, bisa juga karena implantasinya yang tidak benar bisa karena ada kelainan di dinding rahim yang tidak diketahui,” dia menambahkan.

“Lalu, obesitas biasanya dihubungkan dengan hormon biasanya pada PCOS (Polycystic Ovary Syndrome), ini juga bisa menjadi penyebab keguguran,” tambah dr. Devia. 

Di samping itu, beberapa gaya hidup tidak sehat juga bisa meningkatkan risiko keguguran, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, dan obat-obatan terlarang (NAPZA). Untuk itu, kebiasaan tersebut sudah sepatutnya dihindari para ibu hamil. 

Artikel lainnya: Menstruasi Saat Hamil, Normalkah?

Cara Mencegah Keguguran

Demi menjaga kesehatan kandungan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan ibu hamil. Menurut dr. Arina dan dr. Devia, cara tersebut adalah:

1. Menjalankan Pola Hidup Sehat 

Menjalankan pola hidup sehat bisa dilakukan dengan makan makanan bergizi seimbang seperti sayur, buah-buahan, dan biji-bijian. Selain itu, rutin melakukan olahraga juga penting bagi ibu hamil.

Rajin berolahraga dapat menjaga berat badan supaya tetap stabil. Selain itu, olahraga membantu ibu hamil mengurangi beberapa keluhan, seperti nyeri punggung dan mudah lelah.

2. Mengelola Stres

Saat ibu hamil mengalami stres, terjadi peningkatan aktivitas jantung yang nantinya dapat memengaruhi gerakan pada janin. Akibatnya, janin di rahim menjadi lebih aktif bergerak. Jika terus-menerus mengalami stres maka akan berakibat jauh lebih fatal.

Di antaranya, bayi dapat lahir secara prematur, mengalami gangguan kognitif, lahir dengan berat badan rendah, bahkan sampai ke kemungkinan terburuk, yakni keguguran. Oleh karena itu, penting bagi setiap ibu hamil untuk mengelola stres dengan baik. 

Artikel lainnya: Mengapa Bisa Pusing dan Mual Saat Hamil Muda?

3. Tidak Merokok, Konsumsi Alkohol, dan Menggunakan NAPZA 

Selain tidak sehat, kebiasaan tersebut memperbesar peluang seorang ibu menjumpai berbagai masalah, seperti kehamilan ektopik (kehamilan di luar rongga rahim), gangguan plasenta, cacat lahir, nikotin pada ASI, bahkan mengalami keguguran.

4. Melakukan Skrining Saat Awal Kehamilan 

Dalam skrining, biasanya dilihat apakah terdapat infeksi TORCH dan infeksi di saluran kemih pada kehamilan. Jika ibu terinfeksi, penanganan medis harus segera dilakukan.

5. Mengonsumsi Vitamin Prenatal 

Vitamin prenatal merupakan kombinasi vitamin serta mineral yang dibutuhkan seorang wanita sebelum, selama, dan juga setelah kehamilan. Sederet vitamin dan mineral ini penting untuk menunjang kesehatan ibu dan janin.

Vitamin prenatal pada umumnya terdiri dari asam folat, kalsium, zat besi, vitamin, D, dan juga vitamin E.

Kekurangan asam folat saat hamil, utamanya pada 12 pekan pertama, terbukti bisa meningkatkan risiko kelainan bawaan lahir.

6. Kontrol secara Rutin ke Dokter Kandungan

Kontrol rutin ke dokter adalah upaya untuk mengetahui kondisi janin secara update sehingga jika terjadi masalah dapat segera diatasi. Oleh karena itu, bagi Anda ibu hamil jangan lupa untuk kontrol kandungan secara berkala.

Hamil pertama bukan berarti lebih rentan keguguran. Dengan tips-tips di atas, Anda dapat terhindar dari keguguran. Yuk, dapatkan informasi menarik lainnya seputar kesehatan ibu hamil di aplikasi KlikDokter.

[HNS/JKT]

Keguguran

Konsultasi Dokter Terkait