Libur Lebaran sering dimanfaatkan sebagai momen untuk memupuk tali silaturahmi yang telah lama terjalin. Perjalanan dengan pesawat sering menjadi pilihan. Namun, Anda sebaiknya tetap waspada. Pasalnya, terlalu lama berada di pesawat untuk melakukan perjalanan ke lokasi dengan zona waktu berbeda dapat memicu terjadinya jet lag. Kondisi tersebut merupakan gangguan tidur yang bersifat sementara.
Faktor risiko dan gejala jet lag
Tubuh memiliki jam yang disebut dengan ritme sirkadian (circadian rhythms), yang mengirimkan sinyal pada tubuh untuk dapat memberitahukan kapan waktu terjaga dan kapan untuk tidur. Kondisi jet lag terjadi karena jam tubuh masih terpengaruh oleh zona waktu di daerah asal sebelum melakukan bepergian.
Adapun beberapa faktor yang berperan pada terjadinya jet lag, yaitu:
- Jumlah zona waktu yang dilewati. Semakin banyak jumlah zona waktu yang dilewati, semakin tinggi risiko terjadi jet lag
- Penerbangan ke arah timur. Ketika melakukan penerbangan ke arah timur, risiko terjadi jet lag lebih besar dibandingkan dengan melakukan penerbangan ke arah barat
- Sering melakukan penerbangan. Pilot, pramugari dan pebisnis yang sering bepergian menggunakan pesawat paling sering mengalami jet lag
- Berusia lanjut. Seseorang dengan usia lanjut membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk dapat pulih dari jet lag.
Saat jet lag terjadi, beberapa gejala yang bisa dialami oleh penderitanya meliputi:
- Gangguan tidur, seperti insomnia. Pada kondisi ini, Anda menjadi sulit tidur, terbangun lebih cepat atau tidur lebih lama
- Lelah pada siang hari
- Sulit berkonsentrasi
- Gangguan pencernaan, seperti sembelit (konstipasi) atau diare
- Merasa tidak enak badan
- Perubahan mood.
Gejala jet lag pada umumnya terjadi selama satu hingga dua hari setelah melewati minimal dua zona waktu. Gejala tersebut dapat semakin berat jika Anda melewati lebih banyak zona waktu, khususnya apabila melalui jalur ke arah timur.
Cara mencegah jet lag
Jet lag yang sering terjadi setelah melakukan perjalanan menggunakan pesawat dapat dicegah atau diminimalkan dampaknya dengan menerapkan beberapa langkah berikut ini:
-
Tiba lebih cepat
Jika memiliki rapat penting atau kegiatan tertentu yang membutuhkan konsentrasi lebih, sebaiknya Anda menyiapkan waktu untuk hadir lebih cepat sehingga tubuh berkesempatan untuk menyesuaikan diri.
-
Tidur yang cukup sebelum bepergian
Ketika Anda mengalami kurang tidur sebelum bepergian, kondisi jet lag yang ditimbulkan setelahnya akan menjadi lebih berat.
-
Mengatur jadwal sebelum bepergian
Ketika akan melakukan perjalanan ke arah timur, cobalah untuk memulai tidur lebih cepat satu jam setiap harinya hingga menuju waktu keberangkatan. Sedangkan, jika Anda berencana bepergian ke arah barat, sebaiknya untuk memulai tidur lebih lambat satu jam setiap harinya hingga menuju waktu keberangkatan.
-
Menyesuaikan dengan jadwal baru
Pengaturan jam sesuai dengan waktu destinasi terakhir dapat sangat membantu mencegah jet lag. Jadi, supaya tidak mengalami jet lag, sesuaikan waktu tidur berdasarkan kondisi waktu di negara yang menjadi destinasi liburan Anda.
Dengan menerapkan berbagai tips tersebut, jet lag yang timbul akibat perjalanan panjang dengan pesawat dapat dihindari maupun diminimalkan dampaknya. Dengan demikian, Anda dapat tetap beraktivitas dan menikmati liburan dengan nyaman.
(NB/ RVS)