Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeIbu Dan anakKehamilanBolehkah Ibu Hamil Berpuasa Penuh?
Kehamilan

Bolehkah Ibu Hamil Berpuasa Penuh?

dr. Reza Fahlevi, 21 Mei 2018

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Banyak ibu hamil yang ragu untuk menjalankan puasa secara penuh. Ini jawabannya.

Bolehkah Ibu Hamil Berpuasa Penuh?

Sebagian besar ibu hamil akan bertanya, bolehkah berpuasa selama kehamilan? Ini menjadi keragu-raguan tersendiri, entah karena takut tidak kuat atau cemas jika janin tidak mendapat asupan nutrisi yang cukup atau dua-duanya. Karena bagaimanapun, janin benar-benar bergantung pada ibunya seorang untuk mendapatkan zat-zat gizi yang diperlukan.

Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang harus dijalankan oleh umat Muslim setiap tahunnya. Akan tetapi, terdapat beberapa pengecualian kewajiban berpuasa, misalnya pada orang sakit, dalam perjalanan, ibu hamil, serta ibu menyusui. Namun, karena memiliki keinginan yang kuat untuk berpuasa atau enggan bila harus mengganti puasa pada hari lain, sebagian ibu hamil memutuskan untuk tetap berpuasa.

Nah, bagaimana hal ini jika ditinjau dari segi medis?

Puasa Selama Kehamilan

Nutrisi merupakan aspek yang sangat penting selama kehamilan. Tidak hanya memenuhi kebutuhan bagi dirinya sendiri, ibu hamil juga harus memperhatikan kebutuhan nutrisi bagi janin yang dikandungnya. Itu sebabnya kebutuhan nutrisi ibu hamil bisa mencapai satu setengah kali lebih banyak dibandingkan wanita yang tidak hamil/menyusui.

Nutrisi sendiri terdiri atas dua golongan, yakni makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) diperlukan tubuh dalam jumlah besar untuk memberikan tenaga secara langsung, dan berperan sebagai pembentuk sel dan organ janin atau bayi.

Sedangkan mikronutrien (vitamin dan mineral) diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh tetapi hanya dalam jumlah sedikit, dan berperan sebagai penunjang pertumbuhan janin atau bayi. Agar kehamilan selalu lancar, pastikan menu makanan Anda selalu memiliki nutrisi lengkap yang komposisinya tepat sesuai dengan tahapan kehamilan.

Sebenarnya dari sisi medis, puasa selama kehamilan diperbolehkan asalkan kebutuhan nutrisi dan cairan dapat dipenuhi pada saat di luar waktu puasa. Jika Anda yakin dapat makan dalam porsi yang besar saat sahur, berbuka, dan sebelum tidur, maka puasa dapat dijalankan.

Pada prinsipnya harus dipertimbangkan keuntungan dan kerugian berpuasa selama kehamilan karena kondisi ibu hamil dan bayi yang dikandung berbeda-beda antar satu individu dengan individu lain.

Ada beberapa keadaan tertentu yang tidak memungkinkan puasa selama kehamilan, yaitu kehamilan berisiko. Apa itu kehamilan berisiko?

Sebuah kehamilan dianggap berisiko tinggi jika kehamilan pada usia terlalu muda atau terlalu tua, kehamilan kembar, kehamilan dengan adanya penyakit selama kehamilan (seperti hipertensi, gula darah, anemia), adanya pertumbuhan janin terhambat, atau kehamilan pada ibu dengan status gizi kurang/ buruk.

Dalam keadaan tersebut, sebaiknya ibu tidak berpuasa. Ibu dengan riwayat kehamilan berisiko sebelumnya juga harus ekstra hati-hati jika ingin puasa pada kehamilan ini.

  • Trimester pertama

Pada trimester pertama, biasanya ibu mengalami mual muntah hebat sehingga asupan cairan kurang. Itu sebabnya puasa pada trimester pertama tidak dianjurkan karena ditakutkan akan terjadi dehidrasi dan kurangnya asupan makanan untuk ibu serta janin.

Namun, jika mual muntah tidak terlalu hebat dan ibu masih dapat makan minum dengan baik selama sahur, berbuka, dan tengah malam, maka ibu hamil dapat berpuasa.

  • Trimester kedua

Pada trimester kedua, terjadi pembentukan organ-organ tubuh yang sangat penting untuk janin. Biasanya mual muntah sudah mulai berkurang pada fase ini. Oleh karena itu, berpuasa pada trimester kedua lebih aman asalkan asupan makanan dan cairan terpenuhi dengan baik selama sahur, buka puasa, dan tengah malam.

  • Trimester ketiga

Bagaimana dengan trimester ketiga? Pada tahap ini, terjadi pematangan organ-organ yang telah terbentuk pada trimester kedua. Pada trimester ketiga awal, puasa dapat dilakukan asalkan, sekali lagi, asupan nutrisi untuk ibu terpenuhi dengan baik di luar waktu puasa.

Sedangkan pada trimester tiga akhir atau mendekati waktu bersalin, puasa mesti hati-hati dilakukan karena jika sewaktu-waktu ibu melahirkan, ibu membutuhkan tenaga yang sangat besar. Itulah sebabnya, sebaiknya ibu tidak berpuasa pada trimester ketiga akhir atau mendekati waktu taksiran persalinan.

Nah, kini Anda telah mengetahui secara detail mengenai boleh tidaknya ibu hamil berpuasa. Jangan lupa periksakan kehamilan Anda secara rutin agar kesehatan ibu maupun janin dapat selalu terpantau.

Anda juga dapat mengonsumsi PRENAGEN mommy emesis yang dapat membantu mengurangi mual dan muntah pada awal kehamilan, serta  PRENAGEN mommy yang dapat melengkapi kebutuhan nutrisi selama kehamilan. Untuk PRENAGEN mommy, telah tersedia kemasan praktis siap minum (UHT) untuk memenuhi nutrisi ibu di mana saja dan kapan saja. #nutrisilengkapibu&buahhati #completefortwo 

[RS/ RH]

bulan ramadanKehamilanpuasaIbu Hamil

Konsultasi Dokter Terkait

Tanya Dokter