Anak-anak dapat bertengkar dengan temannya karena berbagai alasan. Pertengkaran di antara anak-anak merupakan hal yang normal terjadi. Namun, tidak semua anak dapat menyikapi, melewati, atau menyelesaikan perselisihan dengan baik.
Oleh karena itu, anak-anak butuh bantuan orangtua untuk mengatasi konflik dengan temannya.
Apa yang harus orangtua lakukan saat anak bertengkar dengan teman? Cari tahu cara membantu anak untuk mengatasi pertengkaran berdasarkan usianya di sini.
Mengatasi Anak Bertengkar Berdasarkan Usia
Menurut terapis pernikahan dan keluarga, Andy Brimhall, Ph.D., LMFT, anak-anak sering bertengkar akibat kesalahpahaman, berebut mainan, merasa ditinggalkan, hingga kasus intimidasi (bully),
Pertengkaran bisa terjadi sementara waktu atau berkelanjutan, atau sampai mengakhiri persahabatan. “Emosi bisa memuncak dan reaksinya bisa membesar,” ujar dr. Brimhall.
Kendati begitu, orangtua dapat membimbing dan mengarahkan anak untuk dapat menyelesaikan konflik.
Artikel Lainnya: Sikap Orang Tua yang Bisa Merusak Anak
Pendekatan yang diterapkan tentunya menggunakan cara yang disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak.
1. Balita dan Anak Prasekolah
Usia balita dan anak prasekolah umumnya sering bertengkar secara fisik seperti mendorong atau memukul.
Selain itu, biasanya mereka bertengkar karena masalah kepemilikan barang atau mainan, komunikasi yang kurang jelas, masalah giliran bermain, dan kurangnya empati satu sama lain.
Psikolog Ikhsan Bella Persada, M. Psi., menjelaskan orangtua perlu mendengarkan cerita anak soal penyebab pertengkaran. Setelah anak bercerita dan emosinya tenang, barulah orangtua mencoba mencari cara untuk mengatasi perselisihan tersebut.
Honora Einhorn, LICSW, MA, pekerja sosial klinis independen dan terapis perilaku anak-anak, remaja, dan keluarga menyarankan orangtua untuk membantu anak mengenali emosinya terlebih dahulu.
“Bantu anak menggunakan kata-kata untuk menjelaskan perasaan mereka sendiri,” saran Einhorn. Coba gunakan boneka berbentuk binatang atau gambar kartun yang memiliki berbagai macam ekspresi untuk melatih keterampilan ini.
Bantu anak mengekspresikan dan menyebutkan emosi yang dia rasakan sembari memvalidasi atau mengakuinya.
Setelah itu, tawarkan dukungan kepada anak-anak jika terjadi perkelahian dengan temannya. Misalnya, Anda bisa sembari melatih kemampuan berpikirnya dengan membacakan dongeng anak-anak tentang perkelahian juga cara penyelesaiannya.
Dengan demikian, anak mulai belajar dan mengetahui apa yang harus dilakukan ketika sedang bertengkar dengan temannya.
Artikel Lainnya: Pusing Karena Anak Berperilaku Agresif? Ini Tips Mengatasinya
2. Usia Sekolah Dasar
:format(webp)/article/gGKcS1SzLLBky-LsxtmFu/original/014751700_1644823119-Anak-Usia-Sekolah-Dasar-sedang-Bertengkar.jpg?w=256&q=100)
Saat memasuki usia sekolah dasar, anak-anak dapat bertengkar karena perasaannya terluka, misalnya akibat ditinggalkan atau diolok-olok temannya.
“Anak usia sekolah dasar biasanya belajar untuk menguasai aturan sosial, mereka juga lebih mampu memahami sebab dan akibat serta dampaknya kepada orang lain,” jelas Einhorn.
Anak-anak mulai mengembangkan hubungan sosial yang kuat di luar lingkungan keluarga serta sedang belajar mengembangkan identitas dan harga dirinya.
Tidak dapat dimungkiri, karena sedang belajar, emosi mereka dapat memuncak dan menimbulkan konflik. Namun, usia anak sekolah dasar biasanya sudah bisa menangani, memahami konflik, dan mempertimbangkan solusinya.
Beri saran kepada buah hati untuk mengambil napas dalam-dalam dan menenangkan diri apabila sedang emosi. Lalu, biarkan anak mencari cara bagaimana menyelesaikan konflik dengan temannya.
Orangtua dianjurkan untuk tidak ikut campur, kecuali anak meminta bantuan atau terlihat tidak bisa mengatasi masalahnya.
Artikel Lainnya: Pentingnya Mengajarkan Anak Meminta Maaf Sejak Dini
3. Remaja Usia Awal Belasan
Memasuki usia praremaja, anak-anak dapat merasakan canggung dan kecemasan. Selain itu, di awal remaja, anak-anak sedang mengalami pubertas, sedang merasakan awal hubungan romantis, stres masalah sekolah dan keluarga, serta adanya tekanan untuk menyesuaikan diri dengan konflik di sekitarnya.
“Hubungan sosial menjadi lebih penting saat remaja menjadi sadar diri dari hubungan teman sebaya yang terasa lebih signifikan,” jelas Einhorn.
Untuk kelompok usia ini, Einhorn merekomendasikan untuk mengajarkan anak mengenai prinsip-prinsip SOAR:
- Stop.
- Observe atau amati.
- Assess atau nilai.
- Respons atau tanggapi.
Mulailah dengan meluangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri. Kemudian, orangtua bisa mengajarkan anak untuk fokus mengamati masalah dan menilainya.
Bila memungkinkan, minta ia mendengar beberapa sudut pandang yang berbeda dari sebuah masalah.
Lalu, dorong anak untuk menghadapi masalah dan temukan solusinya dengan cara berkompromi, jika memungkinkan.
Terakhir, anak yang bertengkar dengan teman bisa memilih untuk saling memaafkan, meminta maaf, dan atau berterima kasih kepada teman yang membantu menemukan solusinya.
Artikel Lainnya: Anak Ancam Ingin Kabur, Ini yang Perlu Dilakukan Orangtua
4. Remaja Usia Tengah Belasan
:format(webp)/article/dLe7ZqgIU_6vT2uzCZ3ba/original/085818200_1635326912-Menolong-Remaja-yang-Melakukan-Isolasi-Sosial.jpg?w=256&q=100)
Remaja yang memasuki tahap pradewasa umumnya sedang membangun identitas dan kepercayaan diri. Tidak dimungkiri bila mereka jadi sering terlibat dalam tindakan yang berisiko.
Selain itu, di usia ini, pertengkaran sering disebabkan oleh tujuan yang berubah atau berbeda, masalah asmara, perubahan minat, dan miskomunikasi.
Einhorn menyarankan untuk orangtua untuk mengajarkan anak membangun komunikasi dan keterbukaan saat menghadapi konflik atau pertengkaran dengan temannya.
Caranya, latih anak untuk memiliki rasa empati, mendengarkan orang lain, melakukan refleksi diri, memperbaiki diri, dan punya rasa hormat.
Dorong anak remaja untuk mendiskusikan konflik yang ia alami. Namun, beri mereka ruang untuk berbicara dengan temannya untuk berlatih kompromi dan bernegosiasi mengenai masalahnya.
Untuk tahu tips parenting lainnya, Anda dapat membaca artikel di aplikasi KlikDokter.
(OVI/AYU)
Referensi:
- Wawancara Psikolog Ikhsan Bella Persada, M. Psi.
- Very Well Family. Diakses Februari 2022. How to Help Your Child Handle a Fight With Friends.
:format(webp)/article/QZ_zuSHwfnMqtc7lX_3Jx/original/006975000_1644823119-Tips-Membantu-Anak-Mengatasi-Pertengkaran-dengan-Temannya.jpg?w=256&q=100)