HomePsikologiPsikologi KeluargaBenarkah Banyak Mainan Berdampak Buruk Bagi Anak?
Psikologi Keluarga

Benarkah Banyak Mainan Berdampak Buruk Bagi Anak?

Tri Yuniwati Lestari, 23 Feb 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Orang tua secara tidak sengaja suka membelikan mainan anak terlalu banyak. Ketahui dampak dari anak yang memiliki banyak mainan berikut.

Benarkah Banyak Mainan Berdampak Buruk Bagi Anak?

Banyak alasan mengapa orang tua membiarkan anak memiliki banyak mainan. Misalnya, karena takut anak bosan dengan mainan yang itu-itu saja, agar anak bisa mengeksplorasi semua mainan, atau agar anak dapat terhibur dan senang. 

Namun, beberapa penelitian menunjukan bahwa memberikan terlalu banyak mainan adalah tidak meningkatkan kreativitas anak. Sebaliknya, justru dapat mengalihkan perhatian dan mengurangi fokus mereka.

Lantas, bagaimana tanggapan psikolog mengenai memberikan mainan anak yang terlalu banyak? Cari tahu selengkapnya di sini. 

Terlalu Banyak Mainan Mengganggu Fokus Anak

Dijelaskan oleh Psikolog Gracia Ivonika, M.Psi., memberikan anak terlalu banyak mainan tidak selalu berdampak buruk. 

Namun, mainan yang diberikan harus memiliki manfaat. Orang tua juga sebaiknya terlibat saat anak bermain, jadi mainan tidak diberikan begitu saja.

“Kalau membelikan banyak mainan namun tanpa tujuan yang jelas dari pihak orang tua, serta tidak mendampingi anak dengan tepat untuk memainkan mainan-mainan tersebut maupun dalam mengorganisirnya, dampaknya bisa saja buruk,” ucap Psikolog Gracia. 

Dalam melihat apakah banyak mainan berdampak buruk pada anak, dilakukan penelitian yang melibatkan 36 balita dan mengajak mereka bermain di sebuah ruangan selama setengah jam, dengan 4 mainan atau 16 mainan.

Artikel Lainnya: Berbagai Permainan untuk Melatih Kesabaran Anak

Hasil penelitian yang dijalani para peneliti di University of Toledo di Ohio, AS, tersebut menunjukkan bahwa kreativitas anak meningkat pada anak dengan lebih sedikit mainan. 

Anak-anak yang diberikan lebih sedikit mainan juga bermain dengan mainan mereka dua kali lebih lama, dibandingkan dengan anak yang diberikan banyak mainan. Ini artinya memberikan sedikit mainan dapat membentuk fokus yang baik pada anak sejak dini. 

Menanggapi penelitian ini, dr. Carly Dauch menuliskan pendapatnya dalam jurnal Infant Behavior and Development. Ia mengatakan bahwa anak-anak belum memiliki tingkat kontrol yang baik, sehingga terlalu banyak mainan dapat mengganggu perhatian mereka. 

“Ketika diberi lebih sedikit mainan di lingkungan, balita terlibat dalam periode bermain yang lebih lama dengan satu mainan. Memungkinkan fokus yang lebih baik untuk mengeksplorasi dan bermain lebih kreatif,” ucap dr. Carly.

Anak Menjadi Tidak Menghargai Mainan

Jika Anda terlalu sering memberikan anak mainan, ia akan merasa bahwa mainan baru adalah hal yang bisa selalu didapatkan. 

Maka, anak akan terus meminta mainan baru pada Anda, sehingga tidak menghargai mainan-mainan yang sudah ia miliki sebelumnya.

Artikel Lainnya: Perlukah Mainan Anak Laki-laki dan Perempuan Dibedakan?

“Anak terlalu sering dibelikan mainan dengan minimnya kontrol dari orangtua, lalu anak tidak diajarkan bertanggung jawab atas barang miliknya, dapat membuat anak menjadi kurang menghargai mainan-mainan miliknya,” papar Psikolog Gracia.

Anak-anak dengan mainan yang lebih sedikit akan membuat mereka merawat barang-barang dengan lebih baik. Ini karena mereka menyadari hanya memiliki sedikit mainan, sehingga berusaha menjaganya dengan baik.

Anak Menjadi Mudah Bosan dan Tidak Kreatif

Bermain dengan terlalu banyak mainan juga dapat menyebabkan anak sering bosan. Hal ini bisa disebabkan karena mereka tidak fokus pada mainan-mainan yang diberikan. 

Bisa pula karena Anda selalu dengan mudah memberikan yang baru ketika saat anak mulai menolak atau menangis saat diberikan mainan yang lama.  

Karena selalu diberikan mainan, kreativitas anak-anak menjadi terbatas dengan mainan-mainan yang diberikan. Akhirnya mereka tidak akan bereksperimen dengan barang-barang rumah tangga untuk membuat mainan mereka sendiri.

Artikel Lainnya: Cegah Anak Kecanduan Bermain Game dengan Cara Ini

Saran dari Psikolog Gracia, jika Anda ingin anak yang kreatif, Anda pun harus kreatif. Cobalah membuat recycle dari barang-barang di rumah yang sudah tidak terpakai untuk dibuatkan mainan anak.

Namun, saat membuatkan mainan dari barang-barang bekas, tetap perhatikan keamanannya. Jangan menggunakan barang-barang yang tajam, beracun, atau dapat membahayakan anak. 

Banyak Mainan Membuat Anak Tidak Aktif

Jika Anda terus-menerus memberikan anak mainan agar ia tidak keluar rumah, itu adalah pilihan yang kurang tepat. Pasalnya, anak-anak perlu bereksplorasi dengan dunia luar. 

Membatasi anak bermain di luar akan membuat mereka menjadi tidak aktif, karena hanya terus menerus menghabiskan waktu dengan mainan di rumah. Pada akhirnya, ini akan membuat anak Anda menjadi kurang bersosialisasi.

Kesimpulannya, buruk atau tidaknya efek mainan anak yang terlalu banyak tergantung pendampingan dan pengarahan orang tua. Bagaimana orang tua menunjukkan penggunaan yang tepat terhadap mainan-mainan yang diberikan. 

Jika Anda ingin tahu lebih dalam terkait hal ini, bisa berkonsultasi dengan psikolog lewat layanan LiveChat di aplikasi KlikDokter

(PUT/AYU)

Referensi:

  • Wawancara Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog
  • Parenting First Cry. Diakses 2022. Are Too Many Toys Harming Your Child’s Development?
  • Parenting. Diakses 2022. Taming Toy Overload.
  • Active Matters. Diakses 2022. Too many toys are bad for children, study suggests.
  • Today's Parents. Diakses 2022. Why having more toys actually makes your kid bored.
  • Seeker. Diakses 2022. Here's Why Having Many Toys Could Be a Problem for Children.

 

Kesehatan AnakParentingpola asuhkesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait