Kesehatan Mental

Stres Baik dan Stres Buruk, Bagaimana Membedakannya?

Ayu Maharani, 21 Sep 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Karena tak selamanya stres itu buruk untuk kesehatan tubuh dan mental Anda, maka kenali juga stres baik dan cara membedakannya.

Stres Baik dan Stres Buruk, Bagaimana Membedakannya?

Umumnya sebagai manusia, Anda menginginkan hidup yang adem ayem dan jauh dari stres. Tak heran, stres kerap mengubah orang jadi cenderung negatif karena bisa bikin Anda mengumpat, marah, bahkan merasakan sedih hingga menangis keras. Namun, apakah memang stres itu selalu berdampak buruk? Tidak adakah yang namanya stres baik atau bisa Anda katakan sebagai "good stress"?

Perbedaan stres baik dan stres buruk

Dilansir Reader's Digest, nyatanya jenis stres tidak hanya stres buruk, tetapi juga ada stres baik. Para psikolog profesional pun memiliki istilah klinis untuk kedua jenis stres tersebut, yaitu:

  • Eustress

Stres ini mengacu pada perasaan yang bisa membantu memunculkan inspirasi, motivasi, dan meningkatkan kinerja Anda. Seorang psikolog klinis, Patricia O'Gorman Ph.D menyebut eustress sebagai "challenge by choice". Sebab, diri Anda memilih atau menjadikan perasaan tertekan itu sebagai sebuah tantangan dan itu hal yang sangat baik.

  • Distress

Ini yang umumnya dikenal oleh sebagian besar orang, yaitu perasaan tertekan yang hanya membuat Anda lelah, gelisah, bahkan bisa menurunkan kualitas kesehatan diri. Dalam penelitian yang diterbitkan dalam Malaysian Journal of Medical Science, disebutkan bahwa distress bisa menyebabkan seseorang bereaksi secara berlebihan, mengalami kebingungan, dan konsentrasi buruk.

Saat Anda mengalami stres, baik itu eustress ataupun distress, tubuh melepas hormon adrenalin dan kortisol yang akhirnya membuat Anda merasakan adanya sensasi fisik, seperti rasa mual di perut, telapak tangan berkeringat, hingga denyut jantung yang sangat cepat.

Nah, yang membedakan keduanya secara mendasar adalah bagaimana cara Anda bereaksi atau menanggapi stres yang hadir. Jika Anda mampu mengolahnya menjadi pemicu positif, maka itu menjadi eustress. Sebaliknya, bila Anda tak mampu mengolah stres tersebut menjadi hal baik dan malah menurunkan kualitas fisik dan mental Anda, maka itu disebut distress.

Bisakah keduanya tertukar?

Menurut Penasihat Kesehatan Mental, Tanya Fruehauf, stres baik bisa berubah menjadi stres buruk saat Anda akhirnya menyerah dan merasa apa yang Anda lalui sudah di luar batas kemampuan. Untuk itu, penting untuk selalu mengolah stres agar eustress tidak berubah menjadi distress yang merugikan diri Anda.

Jika Anda sudah mengalami stres, ada beberapa cara untuk mengatasinya, seperti:

  • Banyak istirahat (usahakan Anda tidur dengan nyenyak)
  • Makan makanan sehat
  • Berolahraga
  • Merawat diri

Ya, tidak ada salahnya bagi Anda untuk memanjakan diri dengan melakukan perawatan seperti pijat atau spa supaya tubuh dan pikiran lebih rileks. Buang pikiran Anda jauh-jauh untuk mengonsumsi minuman beralkohol di kala stres melanda. Sebab, alkohol bersifat depresan dan bisa memperburuk kondisi stres Anda.

Menumbuhkan stres baik

Setelah Anda berhasil menghilangkan stres yang buruk, kini saatnya Anda mulai untuk menumbuhkan stres yang baik dengan dua cara sederhana. Cara yang pertama adalah terima pekerjaan sulit dari kantor Anda dan traveling-lah sendirian. Dengan melaksanakan dua kegiatan itu dengan ikhlas dan semangat, Anda bisa mengontrol serta melatih diri Anda untuk tak gampang mundur bila ada kondisi yang menantang.

Seperti itulah kira-kira perbedaan antara stres baik dan stres buruk. Pada dasarnya, tidak ada manusia yang tidak pernah mengalami stres. Selama Anda hidup, beraktivitas, dan bersosialisasi dengan orang lain, maka stres tidak akan bisa dihindari. Untuk itu, sikapilah stres dengan positif agar ia menjadi stres yang baik (eustress) dan tidak merugikan diri Anda.

[RS/ RVS]

Mengatasi StresStresDepresiStres BaikStres BurukEustressDIstress

Konsultasi Dokter Terkait