HomePsikologiKesehatan MentalMengenal People Pleaser yang Sulit untuk Berkata Tidak
Kesehatan Mental

Mengenal People Pleaser yang Sulit untuk Berkata Tidak

Siti Putri Nurmayani, 03 Mei 2023

Ditinjau Oleh Iswan Saputro, M.Psi., Psikolog

Icon ShareBagikan
Icon Like

Menjadi people pleaser bisa berdampak buruk bagi kehidupan. Ketahui ciri-ciri dan cara untuk berhenti menjadi people pleaser di sini.

Mengenal People Pleaser yang Sulit untuk Berkata Tidak

Membuat orang lain merasa senang mungkin merupakan hal yang baik untuk dilakukan. Akan tetapi, jika kamu bertindak secara berlebihan untuk menyenangkan orang lain, ini bisa berdampak buruk pada hidup.

Ketika terlalu memikirkan kebahagiaan orang lain dibanding kebahagiaan diri sendiri, kamu mungkin akan terjebak menjadi seorang people pleaser. Apalagi, jika sangat sulit untuk menolak permintaan orang lain.

Lalu, apa itu people pleaser? Bagaimana ciri-cirinya? Mari ketahui lebih lanjut tentang people pleaser dan cara agar berhenti memiliki sifat tersebut dengan membaca artikel di bawah ini.

Ciri-Ciri People Pleaser

People pleaser adalah istilah untuk menggambarkan seseorang yang selalu berusaha memprioritaskan orang lain dibanding dirinya sendiri. Untuk itu, people pleaser artinya mengabaikan kebutuhan diri sendiri dan rela melakukan apa pun asalkan orang lain senang.

Ada sejumlah tanda-tanda yang cenderung dimiliki oleh seorang people pleaser, yaitu:

1. Sulit Berkata Tidak

Menurut Iswan Saputro, M.Psi., Psikolog, ciri-ciri people pleaser adalah sulit untuk menolak ajakan orang lain atau sulit untuk mengatakan tidak.

“Seorang people pleaser tidak suka dengan konflik dan cenderung menghindari konflik, sehingga mudah untuk menyetujui ajakan, permintaan, atau perintah dari orang lain,” ujarnya.

2. Terlalu Sering Minta Maaf

Pada dasarnya, meminta maaf merupakan hal yang baik. Akan tetapi, terlalu sering minta maaf, bahkan minta maaf atas kesalahan yang tidak kita lakukan, ini menjadi salah satu contoh people pleaser yang punya kecenderungan menghindari konflik.

3. Merasa Bertanggung Jawab Atas Perasaan Orang Lain

Dijelaskan Psikolog Iswan, people pleaser memiliki tendensi sangat peka dan bertanggung jawab terhadap perasaan orang lain.

Misalnya, ketika temannya sedang sedih padahal bukan karena dirinya, ia akan merasa sangat bersalah atas kondisi temannya tersebut. Hal ini membuatnya rela melakukan apa pun agar temannya merasa lebih baik atau lebih bahagia.

4. Rela Melakukan Segalanya

Seorang people pleaser rela berkorban apa pun bahkan sampai mengorbankan waktu, energi, fisik, hingga uang untuk membantu orang lain.

Ini karena ia sulit untuk berkata tidak dan ingin membuat orang lain lebih baik, serta merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain. Tak heran, ia pun ingin memberikan semua yang dimilikinya agar orang lain merasa lebih baik.

5. Menghindari Konflik

Orang yang memiliki tendensi people pleaser sering kali main aman dalam beberapa hal, sehingga memilih untuk menghindari konflik. Artinya, ia selalu khawatir bahwa konflik akan membuat perselisihan dalam hubungan.

Ini membuat people pleaser lebih banyak mengalah dan mengikuti apa yang ada, dibanding harus berdiskusi dua arah.

Cara Berhenti Jadi People Pleaser

Pada dasarnya, tidak dianjurkan untuk terus menjadi people pleaser. Soalnya, kita menjadi rawan untuk dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab karena sulit untuk menolak.

Selain itu, terus-menerus jadi people pleaser juga membuat kita tidak punya kendali penuh terhadap diri sendiri. Bahkan menurut Psikolog Iswan, people pleaser dalam waktu yang lama akan berdampak pada kualitas hidup saat ini dan kedepannya, karena hidup kita dikendalikan oleh lingkungan.

Untuk itu, kamu perlu berhenti jadi people pleaser. Berikut sejumlah tips untuk mengatasinya:

Belajar Berkata Tidak

berkata tidak

Bila tidak ingin jadi people pleaser, ada baiknya untuk belajar berkata tidak. Bukan berarti kamu sombong, egois, atau tidak baik, namun kamu perlu mengetahui kapan harus berkata tidak.

Contohnya, ketika sedang memiliki prioritas atau deadline tertentu, namun muncul permintaan untuk mengerjakan hal yang baru, kamu bisa untuk menolaknya. Namun, penolakan ini harus disertai dengan alasan kuat kenapa kamu tidak bisa melakukan hal tersebut.

Jangan Malu Meminta Bantuan

People pleaser memiliki kecenderungan tidak nyaman ketika merepotkan orang lain. Oleh karena itu, ia sering memendamnya sendirian.

Saran Psikolog Iswan, coba belajar meminta bantuan. Tidak harus bantuan yang bersifat besar, tetapi cukup bantuan yang sederhana. Dengan meminta bantuan, ini menandakan bahwa kita juga punya kelemahan yang perlu dibantu oleh orang lain. 

Bercerita dengan Orang Lain

Bercerita dengan orang lain bisa membantu mengekspresikan emosi dan pikiran. Meski people pleaser punya kecenderungan menjadi pendengar yang baik, namun bukan berarti ia tidak boleh berbagi cerita dengan orang lain.

Jadi, selain meminta bantuan, kamu juga bisa berlatih curhat dengan orang lain untuk menceritakan emosi dan pikiran.

Meningkatkan Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri menjadi nilai penting yang harus dimiliki. Pasalnya, people pleaser punya tendensi insecurity, dalam artian, ia merasa tidak berdaya ketika tidak membantu atau menolong orang lain.

Untuk meningkatkan rasa percaya diri, kamu bisa mengikuti aktivitas yang positif. Misalnya dengan mengikuti kursus, sertifikasi, atau bergabung dengan kelompok yang mengedepankan pengembangan diri.

Hadapi Konflik

Dikutip dari Psychology Today, menghindari masalah hanya akan memperburuk keadaan diri sendiri di masa depan. Untuk itu, sebaiknya kamu tidak menghindari konflik yang terjadi.

Coba hadapi konflik dan jangan meminta maaf jika kamu tidak melakukan kesalahan.

Ingatkan Diri Sendiri

Bila tergoda untuk mengalah, coba ingatkan diri bahwa kamu tidak bisa membuat semua orang bahagia dan kamu berhak memiliki waktu untuk diri sendiri.

Ada baiknya untuk melakukan self-talk positif dengan berkata bahwa kamu tidak memiliki kewajiban untuk memberikan waktu, energi, bahkan uang untuk hal-hal yang tidak membuatmu bahagia.

Luangkan Waktu Sendiri

Menghabiskan waktu sendirian alias me time merupakan hal penting untuk kesehatan mental dan fisik. Dengan menghabiskan waktu sendirian, ini bisa membantu kamu untuk memahami pikiran, perasaan, dan kebutuhan diri sendiri.

Selain itu, me time juga bisa membantu untuk mengetahui apa yang membuat kamu bahagia atau tidak bahagia.

Artikel Lainnya: Cara Fokus Kepada Diri Sendiri

Menjadi seorang people pleaser pastinya bisa mengganggu kualitas hidup. Untuk itu, #JagaSehatmu dengan menetapkan batasan dan ingatkan diri bahwa kamu tidak bisa menyenangkan semua orang.

Bila sulit untuk berhenti menjadi people pleaser segera minta bantuan psikolog untuk membantu mengatur perilaku, memprioritaskan kebutuhan, serta menetapkan batasan yang sehat.

Kamu bisa mengunduh aplikasi KlikDokter dan gunakan layanan Tanya Dokter untuk konsultasi dengan psikolog secara praktis. 

(NM)

Konsultasi Dokter Terkait