Kesehatan Mental

Kata Psikolog soal Fenomena Spirit Dolls

Aditya Prasanda, 05 Jan 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Selebriti Ivan Gunawan dan Lucinta Luna merawat spirit dolls layaknya anak sendiri. Ini tanggapan psikolog soal fenomena tersebut.

Kata Psikolog soal Fenomena Spirit Dolls

Spirit doll atau boneka arwah kini tengah ramai diperbincangkan. Fenomena ini bermula dari unggahan sejumlah selebritas seperti Ivan Gunawan dan Lucinta Luna di media sosial. Mereka membagikan momen kebersamaannya dengan spirit doll. 

Bahkan, boneka tersebut mereka rawat layaknya anak sendiri. Lantas, apa itu boneka spirit doll? Bagaimana psikolog memandang fenomena orang yang merawat boneka arwah? Simak penjelasan berikut.

1 dari 2

Apa itu Boneka Spirit Doll?

Secara definitif, spirit doll merupakan boneka yang digunakan untuk ritual keagamaan maupun aktivitas spiritual.

Boneka ini kerap dijadikan objek pengabdian untuk berdoa dan meditasi. Karena itu boneka tersebut banyak ditemukan di sejumlah area peribadatan.

Spirit doll dapat berupa patung atau boneka yang merepresentasikan dewa dan dewi, malaikat, tokoh suci, maupun leluhur. 

Artikel Lainnya: Sering Lihat Wajah di Benda Mati, Bisa Jadi Anda Alami Pareidolia!

Pada dasarnya, boneka arwah merupakan bagian kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dahulu kala. 

Tidak sedikit kepercayaan yang meyakini benda mati seperti patung atau boneka bisa dijadikan medium untuk para arwah. Contohnya, hal ini dapat ditemukan pada kebudayaan Tionghoa dan Hindu-Buddha.

Belakangan, spirit doll mendadak populer dan banyak diperbincangkan, karena fenomena ini dicetuskan sejumlah publik figur yang memiliki banyak pengikut.

Bedanya, boneka arwah dianggap seperti anak sendiri. Seolah-olah boneka tersebut memiliki arwah layaknya manusia. 

Artikel Lainnya: Mengapa Ada Orang yang Percaya Hal Mistis? Ini Kata Psikolog

2 dari 2

Fenomena Spirit Doll Menurut Psikolog

Menanggapi fenomena spirit doll, Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog mengungkapkan pentingnya mencermati tujuan penggunaan boneka tersebut. Hal ini untuk mengetahui dampak boneka arwah terhadap penggunanya.

Dalam kasus tokoh publik, Ikhsan mengatakan, bukan tidak mungkin boneka arwah digunakan sebatas tren guna memperoleh perhatian dalam jumlah besar. 

Meski begitu, ia juga tidak menampik spirit doll dapat digunakan seseorang untuk menyalurkan kebutuhan dasar yang tidak dapat disalurkan kepada orang lain.  

“Contohnya, seseorang merasa kesepian atau ingin punya anak, sehingga butuh orang lain untuk ia pedulikan dan diberikan kasih sayang. Namun tidak bisa dia dapati kebutuhan itu, sehingga disalurkannya kepada boneka tersebut,” kata Ikhsan.

Kebutuhan ingin merawat, menyalurkan kasih sayang, dan menghilangkan rasa kesepian menggunakan boneka, menurut Ikhsan dapat berdampak positif bagi penggunanya. 

Dengan catatan, kebutuhan tersebut masih dalam batas wajar dan orang tersebut menyadari realita sesungguhnya.

Misalnya, boneka bisa dimanfaatkan sebagai sarana menyembuhkan gangguan psikologis dan perilaku pada pasien demensia

Berdasarkan studi yang dipublikasikan melalui jurnal Frontiers in Psychology, terapi menggunakan boneka secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan penderita demensia dalam berhubungan dengan dunia sekitarnya.

Artikel Lainnya: Phasmophobia, Ketakutan Berlebih Terhadap Hantu

Boneka juga dapat membantu pasien demensia merasa berguna dan dibutuhkan. Jenis mainan ini juga dapat meningkatkan fokus, memberikan perasaan nyaman dan tenang, serta membangkitkan kenangan penyandang demensia ketika menjadi orangtua. 

Tidak hanya itu, ditambahkan Psikolog Ikhsan, boneka bisa menjadi sarana latihan bagi orang yang menjalani persiapan sebelum memiliki anak sesungguhnya. 

“Boneka bisa digunakan untuk belajar mengganti pakaian anak ataupun cara menggendong anak yang baik,” kata Ikhsan.

Sebaliknya, penggunaan boneka arwah dapat berdampak negatif bagi penggunanya, Terutama ketika spirit doll mengganggu kesadaran individu terhadap realitas yang ada.

“Artinya, dia tidak bisa membedakan ini boneka benaran hidup atau tidak. Hal ini bisa berbahaya, terutama jika seseorang sudah menganggap boneka seperti anaknya sendiri, jadi sampai memberikan kasih sayang berlebih, selalu ajak ngobrol bonekanya atau sampai memarahi bonekanya,” papar Ikhsan.

Itu dia pandangan psikolog soal fenomena spirit doll. Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar info kesehatan mental lainnya, konsultasikan kepada psikolog via Live Chat.

(OVI/JKT)

Referensi:

Lesley University. Diakses 2021. The Use of Dolls and Figure in Therapy: A Literature Review 

Daily Caring. Diakses 2021. THE POSITIVE EFFECT OF THERAPY DOLLS FOR DEMENTIA.

Frontiers in Psychology. Diakses 2021. Can Doll therapy preserve or promote attachment in people with cognitive, behavioral, and emotional problems? A pilot study in institutionalized patients with dementia

Boneka
psikologis