Masalah Mental

Separation Anxiety Disorder

Tim Medis Klikdokter, 21 Nov 2018

Ditinjau Oleh

Separation anxiety atau kecemasan akan perpisahan merupakan salah satu tahap normal perkembangan anak.

Separation Anxiety Disorder

Pengertian Separation Anxiety

Separation anxiety atau kecemasan akan perpisahan merupakan salah satu tahap normal perkembangan anak. Hal ini umumnya terjadi pada bayi dan anak.

Biasanya akan mulai hilang pada usia sekitar tiga tahun. Tetapi pada sebagian anak, separation anxiety dapat menjadi penanda dari suatu kondisi yang lebih serius. Kondisi ini disebut sebagai separation anxiety disorder atau gangguan kecemasan akan perpisahan, yang dapat terjadi sejak usia pra-sekolah.

Bila separation anxiety yang dialami seorang anak tampak berat atau berkepanjangan, terutama bila mengganggu saat bersekolah atau aktivitas sehari-hari lainnya, juga melibatkan serangan panik, maka anak bisa jadi mengalami separation anxiety disorder. Sering kali, hal ini berkaitan dengan perpisahan dengan ayah atau ibu, atau pengasuh dekat lainnya.

Artikel Lainnya: Cara Mengatasi Kecemasan karena Pisah dengan Pasangan

Penyebab Separation Anxiety

Terkadang, separation anxiety disorder dapat dicetuskan oleh stres yang dialami sebelumnya yang berujung pada perpisahan dari orang yang disayangi. Faktor genetik juga bisa berperan pada terjadinya kondisi ini.

Separation anxiety disorder sering kali berawal pada masa kanak-kanak, namun dapat berlanjut hingga usia remaja dan terkadang dewasa.

Faktor Risiko Separation Anxiety

  • Stres yang dialami sebelumnya atau kehilangan yang berujung pada perpisahan, seperti penyakit atau kematian orang yang disayangi, kehilangan hewan peliharaan yang disayangi, perceraian orang tua, atau pindah sekolah.
  • Memiliki temperamen tertentu, yang lebih rentan terhadap gangguan kecemasan dibandingkan orang lain.
  • Riwayat keluarga, termasuk memiliki saudara kandung dengan masalah yang berkaitan dengan kecemasan atau gangguan kecemasan. Artinya, ada potensi sifat cemas tersebut dapat diturunkan.
  • Masalah lingkungan, seperti pengalaman mengalami bencana tertentu yang melibatkan perpisahan.

Artikel Lainnya: Tips Menangani Anak yang Tak Mau Ditinggal di Sekolah

Gejala Separation Anxiety

Separation anxiety disorder didiagnosis saat tanda dan gejala sudah tampak berlebihan bagi anak di usia perkembangan tersebut dan menyebabkan distres yang berlebihan pada si anak dalam menjalani fungsi sehari-hari. Beberapa tanda dan gejala yang dapat timbul mencakup:

  • Distres yang berulang dan berlebihan saat seorang anak berada jauh dari rumah atau orang yang disayangi.
  • Rasa khawatir yang terus-menerus dan berlebihan yang berkaitan dengan kondisi kehilangan salah satu orang tua akibat penyakit atau bencana.
  • Rasa khawatir yang terus-menerus bahwa suatu hal buruk dapat terjadi memisahkan dirinya dari orang tua atau orang yang disayangi.
  • Menolak untuk jauh dari rumah karena takut akan perpisahan.
  • Tidak mau tinggal sendiri di rumah tanpa orang tua atau orang yang disayangi.
  • Menolak untuk tidur jauh dari rumah tanpa adanya orang tua atau orang yang disayangi.
  • Mengalami mimpi buruk berulang tentang perpisahan.
  • Sering merasa nyeri kepala, nyeri perut, atau gejala lainnya saat berhadapan dengan kondisi yang berkaitan dengan perpisahan orang tua atau orang yang disayangi.

Diagnosis Separation Anxiety

Diagnosis separation anxiety disorder umumnya melibatkan pemantauan pada anak yang bersangkutan. Bisa jadi ia sedang melalui tahap normal perkembangannya. Atau bisa jadi melalui pantauan terlihat bahwa hal yang dialami merupakan sesuatu yang tergolong sebagai gangguan.

Untuk menentukan diagnosis adanya separation anxiety disorder, tenaga kesehatan jiwa profesional akan melakukan evaluasi psikologis pada anak. Termasuk di situ adalah melakukan wawancara yang membahas mengenai pikiran dan perasaan anak, serta mengobservasi perilaku anak.

Perlu diperhatikan bahwa separation anxiety disorder juga dapat terjadi bersamaan dengan gangguan kesehatan mental lainnya.

Penanganan Separation Anxiety

Separation anxiety disorder umumnya ditangani dengan jalan psikoterapi, yang terkadang dapat disertai dengan terapi obat-obatan. Psikoterapi melibatkan diskusi dengan tenaga kesehatan mental profesional untuk membahas hal-hal yang dialami serta cara untuk mengatasinya.

Salah satu bentuk psikoterapi yang efektif untuk separation anxiety disorder adalah terapi perilaku kognitif. Teknik ini membantu anak untuk belajar menghadapi dan mengatasi rasa takut yang berhubungan dengan perpisahan dan ketidakpastian. Sebagai tambahan, orang tua juga dapat belajar memberikan dukungan emosional yang efektif.

Artikel Lainnya: Anak Tidak Mau Sekolah, Kira-Kira Apa Sebabnya?

Pencegahan Separation Anxiety

Belum terdapat cara yang pasti untuk mencegah separation anxiety disorder. Namun, ada beberapa hal yang disarankan, seperti:

  • Mencari bantuan tenaga profesional sesegera mungkin. Terutama apabila kecemasan yang dialami oleh seorang anak lebih parah dari yang seharusnya terjadi pada tahap perkembangan normal. Diagnosis dan penanganan dini dapat meminimalkan gejala dan mencegah bentuk gangguan menjadi semakin buruk.
  • Mengikuti rencana dan pola penanganan yang disarankan ahli untuk mencegah terjadinya gejala atau kondisi yang lebih buruk.
  • Memerhatikan dengan mengedepankan kasih sayang pada perkembangan anak. Bila terapi tidak menunjukkan hasil positif, segera diskusikan dengan tenaga ahli yang merawat.
  • Mencari bantuan tenaga profesional apabila Anda mengalami kecemasan, depresi, atau masalah kesehatan mental lainnya. Hal ini diperlukan agar Anda dapat memelajari mekanisme penanganan dengan baik dan menjadi contoh yang baik bagi anak.