Masalah Saraf dan Otak

Stroke Infarct

dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, 06 Jan 2023

Ditinjau Oleh

Icon ShareBagikan
Icon Like

Stroke infarct adalah kondisi berkurangnya aliran darah ke bagian otak. Apa penyebabnya? Simak info lengkap soal penyakit stroke infarct di sini.

Stroke Infarct

Stroke Infarct

Dokter Spesialis

Spesialis Saraf, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah


Gejala

Kelumpuhan atau mati rasa pada wajah, lengan atau kaki, wajah terkulai pada satu sisi; bicara pelo atau kurang jelas; kelemahan mendadak bagian sebelah tubuh (hemiparesis); susah berjalan; pusing; jatuh tanpa sebab


Faktor Risiko

Hipertensi, diabetes, arterosklerosis atau penyakit karotis arteri; atrial fibrilasi, hiperkolesterolemia, obesitas, diet tinggi lemak, perokok, usia di atas 55 tahun


Diagnosis

Pemeriksaan fisik, tes darah CT Scan, MRI, USG karotis, angiogram serebral, ekokardiogram


Pengobatan

Obat Intravena darurat (Tissue Plasminogen Activator/TPA), prosedur endovaskular darurat


Komplikasi

Kelumpuhan atau kehilangan gerakan otot, kesulitan bicara atau menelan, kehilangan memori atau kesulitan berpikir, masalah emosional


Kapan Harus ke Dokter?

Wajah mengalami kelumpuhan disatu sisi atau mata yang terkulai, lengan mengalami kelemahan mendadak disertai kesemutan atau kebas, sulit berbicara, tampak cadel, dan pelo secara tiba-tiba


Pengertian Stroke Infarct

Stroke adalah kondisi medis ketika sirkulasi darah di otak tiba-tiba terganggu. Nah, stroke dibagi menjadi stroke infarct (iskemik) dan stroke hemoragik. Pada tulisan ini, kita akan lebih fokus pada stroke infarct.

Stroke infarct adalah kondisi ketika gumpalan darah menghalangi atau mempersempit arteri yang memasok darah dan oksigen ke otak.

Akibatnya, otak mendapatkan terlalu sedikit (atau bahkan tidak sama sekali) sehingga organ tersebut dapat rusak secara permanen. Hampir sebagian besar kasus stroke merupakan stroke infarct.

Penderita stroke infarct bisa merasakan gejala kelumpuhan, pusing, atau penglihatan ganda. 

Keluhan tersebut akan hilang ketika bekuan darah kembali terlepas dan bagian otak yang tersumbat kembali mendapatkan darah yang kaya oksigen dan nutrisi.

Penyebab Stroke Infarct

Penyebab stroke infarct adalah kurangnya aliran darah ke bagian otak (iskemia). Hal ini dapat terjadi karena dua kondisi, yaitu aterosklerosis dan bekuan darah. 

Aterosklerosis merupakan akumulasi lemak atau plak pada pembuluh darah. Seiring waktu, plak dapat menyebabkan sumbatan total pada pembuluh darah. Aliran darah ke bagian otak pun terhenti dan menyebabkan stroke infarct.

Bekuan darah juga dapat bergerak di dalam pembuluh darah dan menyebabkan sumbatan. 

Sumbatan di pembuluh darah ini bukan hanya yang berada di dalam otak, tapi juga di bagian tubuh lain. 

Misalnya, pembuluh darah karotis yang berada di leher. Ketika terjadi sumbatan–baik karena plak atau bekuan darah–pada karotis arteri, stroke iskemik juga dapat terjadi.

Selain itu, beberapa penelitian terakhir menunjukkan infeksi COVID-19 dapat meningkatkan risiko stroke iskemik. Namun demikian, hal tersebut masih membutuhkan lebih banyak penelitian.

Artikel lainnya: Tanda dan Gejala Stroke yang Tidak Boleh Diabaikan

Faktor Risiko Stroke Infarct

Risiko stroke infarct lebih besar apabila kamu memiliki kondisi:

  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi
  • Diabetes melitus
  • Aterosklerosis atau penyakit karotis arteri
  • Atrial fibrilasi
  • Kadar kolesterol jahat LDL tinggi dan kolesterol baik HDL rendah
  • Gaya hidup sedenter
  • Berat badan berlebih atau obesitas
  • Diet yang tidak sehat seperti mengonsumsi makanan tinggi lemak, kolesterol, garam dan gula
  • Merokok
  • Usia di atas 55 tahun
  • Riwayat mengalami transient ischaemic attack (TIA) atau serangan stroke ringan
  • Ras Afrika-Amerika dan Hispanik memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke daripada orang-orang dari ras atau etnis lain
  • Jenis kelamin pria memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke daripada wanita 
  • Penggunaan pil KB atau terapi hormon yang mencakup estrogen akan meningkatkan risiko

Serangan stroke ringan memiliki gejala yang mirip dengan serangan stroke infarct, tapi hanya berlangsung selama kurang dari lima menit. 

Serangan stroke ringan tidak menyebabkan kerusakan permanen. Namun, hampir sepertiga orang yang mengalami stroke ringan akan mengalami stroke yang lebih berat dalam waktu satu tahun.

Gejala Stroke Infarct

Stroke adalah penyakit yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Jika gejala muncul sebaiknya penderita segera dibawa ke rumah sakit. 

Gejala stroke infarct biasanya meliputi:

  • Kelumpuhan atau mati rasa pada wajah, lengan atau kaki
  • Wajah terkulai (facial drop) pada satu sisi
  • Bicara pelo atau kurang jelas
  • Kelemahan mendadak bagian sebelah tubuh (hemiparesis)
  • Susah berjalan
  • Kepala pusing
  • Jatuh tanpa sebab
  • Kebingungan atau tidak dapat mengerti perkataan orang lain
  • Gangguan penglihatan
  • Nyeri kepala hebat tanpa alasan yang jelas

Diagnosis Stroke Infarct

Biasanya dokter dapat menduga adanya stroke berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. 

Pemeriksaan darah dilakukan untuk mencari tahu kemungkinan penyebab stroke, seperti:

1. Pemeriksaan fisik

Dokter biasanya akan melakukan sejumlah tes, seperti mendengarkan detak jantung dan memeriksa tekanan darah.

Pasien juga akan menjalani pemeriksaan saraf atau neurologis untuk melihat bagaimana potensi stroke memengaruhi sistem saraf.

2. Tes darah

Pasien mungkin menjalani beberapa tes darah, termasuk tes untuk memeriksa pembekuan darah, gula darah, dan adanya infeksi.

3. CT (Computerized Tomography) Scan

Prosedur CT scan menggunakan sinar-X untuk mendapatkan gambar detail otak.

CT scan bisa menunjukkan apabila terdapat perdarahan di otak, tumor, stroke iskemik, ataupun kondisi lain. 

4. Magnetic Resonance Imaging atau MRI

Metode ini memanfaatkan gelombang radio yang kuat serta medan magnet untuk mendapatkan citraan otak yang detail.

Dengan MRI, dokter bisa mendeteksi jaringan otak yang rusak karena stroke iskemik dan juga pendarahan otak.

5. USG karotis

Pada tes tersebut, gelombang suara memberikan gambar detail pada bagian dalam arteri karotis. USG karotis bisa menunjukkan adanya penumpukan timbunan lemak serta aliran darah di arteri karotis.

6. Angiogram serebral

Dalam tes yang jarang digunakan ini, dokter memasukkan saluran tipis fleksibel (kateter) melalui sayatan kecil, biasanya di area selangkangan.

Kateter dipandu melalui arteri utama, lalu masuk ke arteri karotis atau vertebralis. Kemudian dokter menyuntikkan pewarna ke dalam pembuluh darah untuk membuatnya terlihat di bawah pencitraan sinar-X.

Prosedur tersebut memberikan gambaran detail tentang arteri di otak dan leher.

7. Ekokardiogram

Pemeriksaan ini memanfaatkan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung yang mendetail.

Metode ini bisa membantu menemukan sumber gumpalan pada organ jantung, yang saja mungkin sudah pindah ke otak hingga menyebabkan stroke.

Artikel lainnya: Tips Memenuhi Asupan Makanan pada Penderita Stroke

Pengobatan Stroke Infarct

Pengobatan stroke harus dilakukan dengan segera. Sumbatan yang berlangsung hanya beberapa menit dapat menyebabkan kerusakan dan kematian sel otak. 

Selain itu, perawatan darurat untuk stroke juga tergantung pada jenisnya, apakah stroke iskemik atau stroke yang melibatkan pendarahan ke otak (hemoragik).

Untuk stroke iskemik, dokter harus lekas mengembalikan aliran darah ke otak. Beberapa cara mengobati stroke infarct yang dapat dilakukan adalah:

1. Obat Intravena (IV) Darurat

Pemberian obat-obatan yang bisa bantu memecah gumpalan wajib diberikan dalam waktu 4,5 jam dari gejala pertama kali muncul bila diberikan secara intravena. 

Makin cepat obat diberikan, prognosis terapi akan semakin baik pula. Perawatan cepat tidak hanya meningkatkan peluang pasien untuk bertahan hidup, tetapi juga mengurangi komplikasi.

Injeksi Tissue Plasminogen Activator (TPA), juga disebut alteplase (activase) atau tenecteplase (TNKase), merupakan pengobatan gold standard untuk kasus stroke iskemik. 

Injeksi TPA biasanya diberi melalui pembuluh darah di lengan dalam 3 jam pertama. Kadang, TPA bisa diinjeksikan hingga 4,5 jam pasca-gejala stroke dimulai.

Obat ini bekerja mengembalikan aliran darah dengan cara melarutkan bekuan darah penyebab stroke. 

Dengan menghilangkan penyebab stroke dengan cepat, pasien bisa pulih lebih lengkap dari stroke. Dokter juga mempertimbangkan risiko tertentu, termasuk potensi pendarahan di otak, saat menentukan apakah TPA sesuai untuk pasien.

2. Prosedur Endovaskular Darurat

Terapi endovaskular telah terbukti secara signifikan meningkatkan hasil dan mengurangi kecacatan jangka panjang setelah terjadinya stroke iskemik. Metode endovaskular harus dilakukan sesegera mungkin.

Pada prosedur ini, dokter mengobati stroke iskemik langsung ke pembuluh darah yang tersumbat. Berikut langkah-langkahnya.

  • Obat dikirim langsung ke otak. Dokter memasukkan selang tipis panjang melalui arteri di area selangkangan dan memandunya ke otak untuk mengirimkan TPA langsung ke tempat stroke terjadi 
  • Menghilangkan bekuan dengan stent retriever. Dokter dapat menggunakan alat yang terpasang pada kateter untuk secara langsung mengeluarkan bekuan darah dari pembuluh darah yang tersumbat di otak
  • Prosedur ini sangat bermanfaat bagi orang dengan gumpalan besar yang tidak dapat sepenuhnya larut dengan TPA. Prosedur ini sering dilakukan dalam kombinasi dengan TPA yang disuntikkan
  • Dokter dapat melakukan tes pencitraan perfusi (dilakukan dengan CT atau MRI) untuk membantu menentukan seberapa besar kemungkinan seseorang dapat memperoleh manfaat dari terapi endovascular tersebut
  • Obat-obatan. Obat penghancur bekuan darah harus diberikan dalam waktu 4 jam dari awal gejala stroke
  • Obat tersebut adalah tissue plasminogen activator (tPA) dan diberikan melalui vena di lengan. Semakin cepat tPA diberikan, semakin baik prognosisnya.

Pencegahan Stroke Infarct

Stroke memang lebih baik dicegah dibanding diobati. Sebaiknya semua orang melakukan tindakan pencegahan terhadap stroke, terutama mereka yang berisiko tinggi. 

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan.

  • Menjalani gaya hidup sehat dengan menjaga pola makanan untuk jantung sehat dan rutin berolahraga
  • Menjaga berat badan ideal atau menurunkan berat badan bagi yang berlebihan dan obesitas
  • Menjalani pemeriksaan medis secara rutin terutama tekanan darah, kolesterol, dan gula
  • Menghindari merokok dan asap rokok
  • Mengatasi stres dan mendapatkan istirahat yang cukup
  • Mengonsumsi obat-obatan penyakit yang berhubungan dengan stroke, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan hiperlipidemia
  • Bagi yang berisiko tinggi mungkin dibutuhkan obat harian, yaitu aspirin dosis rendah untuk mencegah stroke. Namun, tidak semua orang dapat mengonsumsi obat aspirin tersebut. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter

Artikel lainnya: Cara Mengatasi Hilang Ingatan bagi Penderita Stroke

Komplikasi Stroke Infarct

Stroke infarct bisa menyebabkan cacat sementara atau bahkan permanen. Hal ini bergantung pada lamanya otak kekurangan aliran darah serta bagian otak mana yang terpengaruh. 

Komplikasi stroke infarct mungkin termasuk:

  • Kelumpuhan atau kehilangan kendali pada gerakan otot. Pasien mungkin menjadi lumpuh di salah satu sisi tubuh ataupun kehilangan kendali atas otot tertentu, misalnya otot-otot di satu sisi wajah atau satu lengan
  • Kesulitan berbicara atau menelan. Stroke juga bisa memengaruhi kontrol atas otot-otot di mulut serta tenggorokan. Pasien jadi sulit untuk berbicara dengan jelas, menelan, dan makan.
  • Pasien mungkin kesulitan dalam hal berbahasa, termasuk memahami ucapan, berbicara, membaca, dan menulis
  • Kesulitan berpikir dan kehilangan memori. Banyak penderita stroke mengalami beberapa kehilangan ingatan. Mereka cenderung sulit berpikir, penalaran, membuat penilaian, dan memahami konsep
  • Masalah emosional. Penderita stroke mungkin jadi lebih sulit mengendalikan emosi, atau bahkan depresi.
  • Mati rasa, nyeri, atau sensasi tidak nyaman lainnya dapat terjadi di bagian tubuh yang terkena stroke. Misalnya, jika stroke menyebabkan kehilangan perasaan di lengan kiri, kamu mungkin mengalami sensasi kesemutan yang tidak nyaman di lengan itu
  • Perubahan perilaku. Orang yang pernah mengalami stroke mungkin lebih menarik diri dari lingkungan sosialnya. Selain itu, mereka juga mungkin membutuhkan bantuan terkait perawatan diri dan pekerjaan sehari-hari

Kapan Harus ke Dokter?

Cari pertolongan medis segera jika kamu melihat tanda atau gejala stroke. Beberapa tanda di bawah ini bisa diperhatikan, yaitu:

  • Face (wajah). Wajah mengalami kelumpuhan di satu sisi atau mata yang terkulai
  • Arms (lengan). Lengan mengalami kelemahan, sehingga sulit untuk diangkat, kesemutan, atau kebas
  • Speech (bicara). Sulit berbicara atau tampak cadel, serta pelo tidak seperti biasanya dalam keadaan normal
  • Time (waktu). Jika kamu ataupun kerabat terdekat mengalami tiga hal di atas, segera cari bantuan medis darurat. Setiap menit berarti, sebab semakin lama stroke tidak diobati, semakin besar potensi kerusakan otak dan kecacatan

Apabila kamu masih punya pertanyaan seputar stroke dan penanganannya, konsul langsung dengan dokter kami di fitur Tanya Dokter. Jangan tunggu sakit memberat! #JagaSehatmu hari ini.

[HNS/NM]