Masalah Saraf dan Otak

Stroke Hemoragik

Tim Medis Klikdokter, 27 Jun 2019

Ditinjau Oleh

Icon ShareBagikan
Icon Like

Stroke hemoragik terjadi karena pembuluh darah pecah sehingga menimbulkan perdarahan di otak.

Pengertian

Stroke merupakan kondisi terhentinya aliran darah di otak secara mendadak, sehingga sel otak kekurangan oksigen dan mengalami kematian.

Terdapat dua jenis stroke, yaitu:

  • Stroke iskemik, terjadi karena pembuluh darah otak mengalami sumbatan tiba-tiba
  • Stroke hemoragik, terjadi karena pembuluh darah pecah sehingga menimbulkan perdarahan di otak

Stroke hemoragik merupakan kondisi yang berbahaya dan butuh penanganan secepatnya. Perdarahan yang terjadi di otak dapat menyebabkan tekanan di dalam otak meningkat tiba-tiba. Hal ini akan menyebabkan gangguan fungsi otak yang sangat berisiko menyebabkan kematian.

Terdapat dua jenis stroke hemoragik, yaitu:

  • Perdarahan intraserebral, perdarahan terjadi di dalam jaringan otak
  • Perdarahan subarachnoid, perdarahan terjadi di dalam ruang antar lapisan pembungkus otak (ruang subarachnoid) 

Stroke Hemoragik

Penyebab

Penyebab stroke hemoragik berbeda-beda, tergantung dari jenis stroke yang dialami.

Stroke hemoragik tipe perdarahan intraserebral umumnya disebabkan oleh: 

  • Hipertensi yang tidak terkontrol
  • Kelainan pembuluh darah otak
  • Arteriovenous malformation (AVM), yaitu jenis kelainan pembuluh darah yang disebabkan karena kegagalan pembentukan pembuluh darah arteri dan vena.

 Sementara itu, stroke hemoragik tipe perdarahan subarachnoid lebih sering disebabkan oleh:

  • AVM
  • Gangguan pembekuan darah
  • Trauma kepala
  • Aneurisma pembuluh darah otak, yaitu kondisi pembuluh darah otak yang mengalami penggelembungan sehingga dinding pembuluh darahnya tipis dan mudah pecah 

Diagnosis

Pengumpulan informasi riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik menyeluruh akan diperlukan dokter untuk menentukan adanya stroke hemoragik. Dokter akan memeriksa kesadaran dan fungsi syaraf pasien.

Setelah itu, perlu dilakukan pemeriksaan radiologi berupa CT-scan untuk memastikan ada tidaknya perdarahan otak dan lokasi perdarahan.  Selain CT-scan, pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan MRI dan MRI angiografi untuk mengetahui pembuluh darah yang pecah.

Gejala

Gejala utama stroke hemoragik adalah adanya tanda peningkatan tekanan di dalam otak, yaitu sakit kepala hebat, muntah menyemprot, dan gangguan kesadaran. Gangguan kesadarannya dapat berupa disorientasi (tampak kebingungan dengan lingkungan sekitar), cenderung mengantuk, sulit dibangunkan dari tidur, atau benar-benar tidak sadarkan diri.

Selain itu terjadi pula gangguan saraf, dapat berupa:

  • Penglihatan ganda
  • Kelemahan anggota gerak
  • Tangan dan kaki terasa kebas atau kesemutan
  • Kejang
  • Tidak bisa bicara atau tidak memahami isi pembicaraan
  • Gangguan menelan
  • Tekanan darah sangat tinggi
  • Nadi dan denyut jantung sangat lambat
  • Pernapasan tidak teratur

Penderita stroke hemoragik umumnya harus menjalani perawatan jangka panjang karena membutuhkan waktu yang lama untuk pemulihan. Selama masa perawatan, dapat terjadi berbagai komplikasi karena penderita biasanya banyak berbaring. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi di antaranya adalah:

  • Terbentuknya bekuan darah yang bisa menyumbat pembuluh darah di tungkai atau di paru
  • Infeksi paru (pneumonia)
  • Gangguan memori
  • Gangguan emosi atau depresi

Pengobatan

Pengobatan stroke hemoragik dibagi menjadi dua fase. Fase pertama adalah mengatasi kondisi gawat darurat yang terjadi. Tindakan yang dilakukan bertujuan untuk menurunkan tekanan di dalam otak yang terlalu tinggi. 

Beberapa tindakan yang biasanya dilakukan adalah:

  • Menaikkan kepala pasien 30 derajat
  • Meningkatkan frekuensi napas pasien (hiperventilasi)
  • Memberikan obat untuk menurunkan tekanan darah
  • Memberikan obat untuk menurunkan tekanan di dalam otak
  • Operasi kraniotomi 

Sedangkan fase kedua merupakan fase rehabilitasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi tubuh yang masih baik setelah serangan stroke. Penanganan pada fase ini bergantung pada cacat yang timbul pasca stroke.

Rehabilitasi yang umumnya dilakukan bisa berupa fisioterapi, terapi okupasi (terapi untuk melatih penderita stroke melakukan kegiatan sehari-hari dengan mandiri), dan terapi wicara.

Pencegahan

Pencegahan utama stroke hemoragik adalah dengan melakukan perubahan gaya hidup sehat. Beberapa upaya yang dapat dilakukan berupa: 

  • Olahraga atau latihan fisik teratur, minimal 3–4 kali per minggu
  • Menghindari rokok dan paparan asap rokok
  • Menghindari obesitas
  • Mengonsumsi makanan tinggi serat dan rendah lemak
  • Mengelola stres dengan baik