Persistent Vegetative State
Dokter spesialis |
Spesialis saraf, spesialis rehabilitasi medik, spesialis penyakit dalam, spesialis gizi klinik |
Gejala |
Tidak mampu berinteraksi dengan orang lain, tidak ada respons perilaku yang berkelanjutan, tidak ada bukti pemahaman atau ekspresi bahasa, terjaga intermiten dengan adanya siklus tidur-bangun, tidak mampu mengendalikan buang air besar dan buang air kecil |
Faktor Risiko |
Mengonsumsi alkohol atau narkotika, mengidap penyakit tertentu (kencing manis, stroke, meningitis), kecelakaan kendaraan bermotor |
Cara diagnosis |
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang |
Pengobatan |
Multidisiplin, terapi bergantung penyakit yang mendasari, terapi suportif |
Obat |
Bergantung penyebab penyakit |
Komplikasi |
Ulkus dekubitus, infeksi saluran kemih |
Kapan harus ke dokter? |
Bila orang-orang dalam pengawasanmu dalam kondisi tidak merespons dengan baik lingkungan sekitarnya, tidak sadarkan diri, mempunyai penyakit yang mendasari, seperti diabetes (kencing manis), riwayat cedera kepala berat, dan tumor otak |
Pengertian Persistent Vegetative State
Persistent vegetative state adalah kondisi penurunan kesadaran yang ditandai dengan penderita yang terkesan bangun, tetapi tidak dapat memberikan respons terhadap orang lain dan lingkungan di sekitarnya.
Penderita bisa membuka dan mengedipkan mata, serta mengeluarkan suara tak jelas. Meski demikian, penderita tidak bisa menggerakkan anggota tubuh dan tidak bisa diajak berkomunikasi. Umumya, kondisi ini lebih dari empat minggu. Sebagian besar kasus persistent vegetative state tidak bisa pulih.
Kondisi persistent vegetative state harus dibedakan dengan jenis penurunan kesadaran lainnya, seperti:
- Koma, yaitu penurunan kesadaran yang ditandai dengan tidak sadar sama sekali. Mata tertutup, tidak ada respons saat dipanggil atau diberi rangsang nyeri. Koma biasanya berlangsung selama 2–4 minggu. Bila lebih dari itu, maka dapat berkembang menjadi vegetative state atau minimally conscious state.
- Minimally conscious state, yaitu gangguan kesadaran yang bersifat fluktuatif, kesadaran yang naik turun. Kondisi ini bisa menetap atau sementara.
Artikel lainnya: Mengenal Glasgow Coma Scale (GCS), Metode Penilaian Tingkat Kesadaran
Penyebab Persistent Vegetative State
Penyebab persistent vegetative state sangat bervariasi. Namun pada prinsipnya, kondisi ini terjadi karena gangguan pada otak. Gangguan tersebut dapat berupa:
- Cedera kepala berat
- Tumor otak atau batang otak
- Keracunan zat yang memengaruhi otak, misalnya keracunan alkohol atau narkotika
- Stroke sumbatan
- Perdarahan otak
- Infeksi, seperti meningitis dan ensefalitis
- Diabetes (kencing manis)
Artikel lainnya: Bahaya Kepala Terbentur dan Penanganan Pertamanya
Gejala Persistent Vegetative State
Tanda yang dapat diamati pada penderita persistent vegetative state:
- Tidak mampu berinteraksi dengan orang lain, disebabkan oleh tidak ada kesadaran terhadap diri sendiri atau lingkungannya.
- Tidak ada respons perilaku yang berkelanjutan, dapat diproduksi, bertujuan, atau sukarela terhadap rangsangan visual, pendengaran, atau taktil.
- Tidak ada bukti pemahaman atau ekspresi bahasa.
- Terjaga intermiten dengan adanya siklus tidur-bangun.
- Tidak mampu mengendalikan buang air besar dan buang air kecil
Artikel lainnya: Pertolongan Pertama pada Orang Pingsan
Faktor Risiko Persistent Vegetative State
- Mengonsumsi alkohol atau narkotika
- Mengidap penyakit, seperti kencing manis, stroke, meningitis
- Kecelakaan kendaraan bermotor
Diagnosis Persistent Vegetative State
Kondisi persistent vegetative state dapat diketahui dengan melakukan observasi dan pemeriksaan fisik pada penderita. Adanya persistent vegetative state dipastikan oleh dokter spesialis saraf.
Selanjutnya perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab persistent vegetative state, di antaranya adalah:
- Pemeriksaan darah (darah rutin, gula darah, fungsi ginjal, dan lain-lain)
- CT-scan kepala
- MRI kepala
- Electroencephalogram (EEG)
Pengobatan Persistent Vegetative State
Pengobatan persistent vegetative state membutuhkan waktu yang lama, bahkan seumur hidup. Sebagian kasus akan terjadi permanen.
Pengobatan biasanya melibatkan multidisiplin, seperti Spesialis saraf, spesialis rehabilitasi medik, spesialis penyakit dalam, spesialis gizi klinik. Adapun penanganan lebih bersifat suportif untuk mendukung pasien agar bisa hidup seoptimal mungkin serta bergantung pada penyakit yang mendasari.
1. Nutrisi dan Hidrasi
Untuk menjaga nutrisi dan hidrasi diperlukan feeding tube (selang makanan dari hidung atau mulut ke lambung)
2. Trakeostomi
Untuk menjaga patensi jalan napas, dokter mungkin akan menyarankan tindakan trakeostomi.
3. Fisioterapi
Fisioterapi mencegah kontraktur (kekakuan sendi). Selain itu, penderita dimiringkan ke kanan atau ke kiri untuk mencegah ulkus dekubitus.
4. Pulmonary toilet
Metode ini bertujuan untuk mengeluarkan lendir dari jalan napas.
5. Berjemur
Penderita dipaparkan pada sinar matahari pagi selama 15-30 menit untuk menjaga kecukupan kalsium dan vitamin D.
6. Perawatan Sehari-hari
Perawatan sehari-sehari dengan membantu penderita untuk mandi, serta membersihkan buang air besar dan kecil.
7. Program Stimulasi Sensori
Program ini bertujuan menstimulasi jaringan saraf dan mempercepat plastisitas otak, dengan cara mengajak penderita berbicara, menaruh bunga yang harum atau aromaterapi di ruangan, menunjukkan foto-foto penderita, dan menyentuh atau memijat.
8. Terapi Musik
Intervensi ini menggunakan musik live yang dapat dimodifikasi sesuai perhatian dan gairah penderita saat itu. Parameter musik seperti tempo dan ritme dimanipulasi sesuai respons pasien, misalnya menggabungkan nama pasien di dalam materi musik. Penelitian menunjukkan bahwa musik meningkatkan gairah dan perhatian dibandingkan dengan stimulasi pendengaran non-musik.
9. Terapi Obat
Terapi obat diberikan sesuai penyakit yang mendasari, seperti amantadine.
Pencegahan Persistent Vegetative State
Hingga saat ini belum ada hal yang dapat dilakukan untuk mencegah persistent vegetative state. Upaya untuk memperkecil kemungkinan kejadiannya adalah dengan manajemen yang tepat terhadap faktor-faktor penyebabnya.
Komplikasi Persistent Vegetative State
Adapun komplikasi persistent vegetative state, yaitu:
- Ulkus dekubitus (luka akibat tekanan pada tirah baring yang lama)
- Infeksi saluran kemih
Obat Terkait Persistent Vegetative State
- N-methyl-D-aspartate (NMDA) receptor antagonist: amantadine
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan orang-orang dalam pengawasanmu, bila memiliki kondisi seperti tanda dan gejala yang dijelaskan sebelumnya.
Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang cara mengatasi persistent vegetative state, yuk download aplikasi KlikDokter dan diskusikan langsung kepada dokter di fitur Tanya Dokter. Jangan tunggu sakit. #JagaSehatmu setiap hari.
[LUF]
- Mayo Clinic Staff. Coma. 2022. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coma/symptoms-causes/syc-20371099. Accessed 19 April 2023.
- Yang L, Chen X, Wang KY, Liang Z, He LY. Research Status of Persistent Vegetative State in Recent 20 years: A Bibliometric Analysis. Life Research. 2022:1-6.
- Glacino J, Katz DI, Schiff ND, Whyte J, Ashman EJ, Ashman EJ, et al. Practice guideline update recommendations summary: Disorders of consciousness. Neurology. 2018;91(10):450-60
- Bunn S, Fritz Z. Prolonged Disorders of Consciousness. POSTNOTE. 2022:1-7.
- Quiñones-Ossa GA, Durango-Espinosa YA, Janjua T, Moscote-Salazar LR, Agrawal A. Persistent Vegetative State: An Overview. Egyptian Journal of Neurosurgery. 2021.
- Lotze M, Schertel K, Birbaumer N, Kotchoubey B. A long-term intensive behavioral treatment study in patients with persistent vegetative state or minimally conscious state. J Rehabil Med. 2011 Feb;43(3):230-6.
- Schnakers C, Magee WL, Harris B. Sensory Stimulation and Music Therapy Programs for Treating Disorders of Consciousness. Front Psychol. 2016.
- Gao Y, Zhang Y, Li Z, Ma L, Yang J. Persistent vegetative state after severe cerebral hemorrhage treated with amantadine: A retrospective controlled study. Medicine (Baltimore). 2020;99(33).
- Quiñones-Ossa GA, Durango-Espinosa YA, Janjua T, et al. Persistent vegetative state: an overview. Egypt J Neurosurg. 2021.