Masalah Liver

Atresia Bilier

Tim Medis Klikdokter, 16 Apr 2020

Ditinjau Oleh

Atresia bilier adalah salah satu jenis kelainan yang terjadi pada saluran metabolisme pada bayi baru lahir.

Pengertian

Atresia bilier adalah salah satu jenis kelainan yang terjadi pada saluran metabolisme pada bayi baru lahir. Penyakit yang merupakan gangguan hati ini sifatnya kronis, progresif, dan baru diketahui ketika bayi sudah lahir.

Dalam organ hati terdapat saluran empedu yang mengalirkan cairan empedu yang diproduksi, dari hati ke usus dan ginjal. Cairan empedu tersebut membawa produk sisa metabolisme dan akan dikeluarkan dari tubuh melalui usus dan ginjal.

Pada atresia bilier terjadi sumbatan atau gangguan pada saluran empedu. Akibatnya cairan empedu tidak dapat meninggalkan organ hati, lalu menyebabkan kerusakan pada hati, dan mengganggu fungsi tubuh lainnya. Penyakit ini membutuhkan penanganan segera karena dapat berakibat fatal jika tidak tertangani dengan baik.

Penyakit Atresia Bilier

Penyebab

Penyebab pasti atresia bilier hingga kini masih belum diketahui. Salah satu kemungkinan adalah karena terjadi gangguan saat berlangsung proses perkembangan hati dan saluran empedu ketika bayi dalam kandungan.

Dugaan lain terkait dengan adanya paparan terhadap infeksi atau zat beracun dalam kandungan atau sebelum lahir. Meski demikian, hingga kini masih belum diketahui adanya hubungan kelainan genetik, obat yang dikonsumsi ibu, penyakit ibu, atau hal lainnya yang dilakukan oleh sang ibu ketika hamil, dengan atresia bilier.

Penyakit ini jarang timbul pada lebih dari satu penderita di sebuah keluarga. Atresia bilier lebih sering terjadi pada anak perempuan daripada laki-laki. Penyakit ini juga lebih sering terjadi pada orang Asia, Afrika-Amerika, dan bayi prematur, dibandingkan ras Kaukasia.

Diagnosis

Dokter akan menduga adanya atresia bilier pada bayi dengan gejala seperti jaundice (kulit kekuningan) dan perubahan warna urine serta feses. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemui warna kuning pada mata atau kulit dan pembesaran organ limpa.

Setelah itu dokter akan melakukan pula beberapa pemeriksaan, di antaranya pemeriksaan darah, untuk membantu menetapkan diagnosis. Pemeriksaan darah yang akan dilakukan meliputi:

  • enzim hati
  • bilirubin
  • albumin dan total protein
  • waktu pembekuan darah
  • infeksi hepatitis atau HIV
  • kultur darah

Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan USG, sinar X di perut dan saluran empedu (cholangiogram), hepat obiliary iminodiacetic acid (HIDA) scan dengan teknik kedokteran nuclear, dan biopsi hati. Pemeriksaan yang dapat memberikan diagnosis pasti adalah biopsi hati.  

Biopsi hati diketahui bisa menyingkirkan kemungkinan diagnosis lainnya. Diagnosis macam ini dapat ditentukan ketika dilakukan operasi yang disebut sebagai pembedahan diagnostik. Pada pembedahan diagnostik ini dapat pula dilakukan pembetulan atau koreksi.

Gejala

Bayi dengan atresia bilier umumnya tampak seperti bayi sehat saat lahir. Gejala biasanya baru muncul pada minggu kedua hingga usia dua bulan.

Gejala awal biasanya adalah timbulnya kuning pada mata dan kulit atau jaundice. Kuning terjadi akibat tingginya kadar bilirubin atau zat warna empedu pada peredaran darah. Hiperbilirubin ini juga dapat terjadi akibat gangguan organ hati lainnya.

Gejala atresia bilier lainnya meliputi:

  • urine berwarna gelap
  • warna feses abu-abu atau tekstur dempul seperti tanah liat
  • feses yang mengambang dan berbau tajam
  • perut yang buncit atau distensi
  • penurunan berat badan

Pada satu bulan pertama bayi akan mengalami kenaikan berat badan. Setelah itu baru akan terjadi penurunan berat badan. Bayi umumnya juga akan rewel sehingga memperparah jaundice-nya.

Pengobatan

Atresia bilier hanya dapat diobati dengan pembedahan. Metode yang digunakan adalah prosedur Kasai, yang membuat saluran penghubung antara organ hati dan usus halus. Saluran empedu yang tidak normal dilewati.

Operasi akan sangat berhasil jika dilakukan pada bayi usia delapan minggu atau sebelum usia tiga bulan. Prosedur ini akan membantu anak untuk tumbuh baik dan sehat dalam beberapa tahun.  Namun, penderita tetap membutuhkan transplantasi hati. Hal ini diperlukan karena biasanya tetap terjadi gangguan hati akibat menumpuknya cairan empedu pada hati.

Pencegahan

Atresia bilier tidak bisa dicegah karena penyebab pasti dari penyakit tersebut masih belum diketahui.