Masalah Kesehatan Bayi

Shaken Baby Syndrome

Tim Medis Klikdokter, 09 Jan 2023

Ditinjau Oleh

Icon ShareBagikan
Icon Like

Shaken baby syndrome adalah cedera otak pada bayi akibat mengguncangkan tubuh bayi. Kondisi ini dapat berakibat fatal atau menyebabkan disabilitas.

Shaken Baby Syndrome

Shaken Baby Syndrome

Dokter spesialis 

Anak 

Gejala 

Kejang, lemas, muntah menyemprot

Faktor risiko

Bayi di bawah 1 tahun, orangtua dengan tekanan

Cara diagnosis 

Berdasarkan gejala, pemeriksaan radiologi kepala

Pengobatan 

Sangat bergantung gejala

Obat 

Sangat bergantung gejala

Komplikasi 

kematian, disabilitas

Kapan harus ke dokter? 

Kapan pun setelah bayi diguncang, khususnya dengan kasar.

Pengertian

Shaken baby syndrome adalah cedera pada otak bayi dan anak. Kondisi ini disebut juga dengan abusive head trauma (AHT).

Gangguan kesehatan ini umumnya terjadi pada bayi hingga anak berusia 5 tahun. Namun, kasus terbanyak dialami oleh bayi berusia 6–8 minggu.

Biasanya, shaken baby syndrome dicetuskan oleh rasa marah dan frustasi dari orang tua atau pengasuh karena anak menangis tak henti.

Namun, pada beberapa kasus, shaken baby syndrome terjadi karena ketidaksengajaan atau ketidaktahuan. Padahal, kondisi ini bisa berdampak fatal untuk bayi. 

Karena itulah, penting bagi orang tua untuk punya pengetahuan mengenai kondisi ini agar bisa mengantisipasinya.

Artikel lainnya: Bahaya Menggendong Bayi Sambil Diayun 

Penyebab

Saat orang dewasa mengguncang badan bayi atau anak, kepala bisa mengalami guncangan hebat karena otot leher tak menyangga kepala dengan baik. Hal inilah yang menjadi penyebab shaken baby syndrome.

Kondisi akan lebih berat bila kejadian tersebut diakhiri dengan benturan, misalnya benturan ke lantai atau tempat tidur.

Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko yang bisa mencetuskan shaken baby syndrome adalah:

  • Orang tua yang mengalami stres (sosial, biologis, finansial)
  • Bayi di bawah 1 tahun karena berisiko menangis lebih lama dan bertubuh relatif lebih kecil sehingga mudah diguncang. Secara alamiah, bayi umumnya mulai lebih rewel saat usia 2-3 minggu, dan memuncak di usia 6-8 minggu.
  • Setelah itu, umumnya frekuensi menangis bayi berkurang. Walau demikian, shaken baby syndrome pernah dilaporkan pada anak usia 5 tahun.
  • Memiliki ekspektasi yang tidak realistis berkaitan dengan tumbuh kembang anak (misalnya, tidak memahami menangis adalah cara bayi berkomunikasi, atau bahwa secara alamiah ada masa perkembangan di mana bayi cenderung lebih banyak menangis)
  • Orang tua dengan riwayat mengalami atau menyaksikan kekerasan
  • Single parent
  • Bayi dengan disabilitas, kembar, atau sering menangis


Gejala

Gejala shaken baby syndrome tak selalu langsung terlihat setelah kejadian cedera. Sering kali setelah kejadian, bayi terlihat baik-baik saja. 

Gangguan saraf dan perkembangan biasanya baru terlihat di kemudian hari. Tak jarang, dampak dari shaken baby syndrome tersebut baru terlihat saat anak memasuki usia sekolah.

Namun, pada cedera kepala yang berat, gejala bisa langsung terlihat segera setelah kejadian. Ciri - ciri bayi terkena shaken baby syndrome antara lain adalah:

  • Terlihat sangat lemas
  • Gelisah dan sangat rewel
  • Muntah menyemprot
  • Tidak bisa menyusu atau menelan makanan
  • Kejang
  • Sesak napas
  • Penurunan kesadaran
  • Mata tidak bisa fokus mengikuti satu objek tertentu

Artikel lainnya: Hey Para Ayah Baru, Perhatikan! Beginilah Cara Menggendong Bayi 

Diagnosis

Menentukan diagnosis shaken baby syndrome bukan hal yang mudah karena bayi dan anak belum bisa menyampaikan keluhannya. 

Selain itu, jika pelakunya orang tua atau pengasuh, umumnya mereka berusaha menyembunyikan tindakan kekerasan yang pernah dilakukan.

Oleh karena itu, pada umumnya serangkaian pemeriksaan perlu dilakukan adalah:

  • Pemeriksaan funduskopi pada mata untuk melihat ada tidaknya perdarahan di dalam mata
  • CT-scan kepala dan perut untuk melihat adanya cedera dan perdarahan
  • Pemeriksaan darah rutin
  • Analisis cairan otak jika diduga ada perdarahan di daerah subarakhnoid di otak

Pengobatan

Pengobatan untuk kasus shaken baby syndrome sangat bervariasi, tergantung usia dan keadaan anak. 

Bila sedang sakit berat, letakkan anak dalam kondisi telentang tanpa bantal, lalu segera bawa ke rumah sakit terdekat. 

Jika dari pemeriksaan ditemukan adanya perdarahan di otak, umumnya operasi untuk mengalirkan darah keluar dari otak akan diperlukan. 

Demikian juga jika ditemukan adanya perdarahan di retina mata. Operasi pada daerah mata diperlukan untuk memperbaiki penglihatan anak dan mencegah kebutaan.

Pengobatan untuk kasus shaken baby syndrome sebaiknya dilakukan bersama tim yang terdiri dari dokter, perawat, dan psikolog. Pengacara dan polisi juga bisa terlibat jika didapatkan adanya dugaan masalah pidana.

Selain itu, umumnya anak yang mengalami shaken baby syndrome membutuhkan tindakan rehabilitasi medik dan fisioterapi. 

Penanganan ini diperlukan untuk mengatasi keterlambatan perkembangan yang dialami.

Artikel lainnya: Mana Lebih Baik, Menggendong Bayi atau Menggunakan Stroller? 

Pencegahan

Penyakit Shaken baby syndrome sepenuhnya bisa dicegah, asalkan tindakan kekerasan pada anak bisa dihindari. 

Berikut beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh orang tua untuk mencegah terjadinya penyakit ini:

  • Ingatkan terus diri sendiri dan pasangan bahwa memukul, melempar, atau mengguncang bayi sama sekali tidak boleh dilakukan
  • Jika anak menangis tak henti dan memancing emosi, orang tua sebaiknya mengendalikan diri dengan menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Lakukan setidaknya sebanyak 10 kali.
  • Jika emosi belum terkontrol, letakkan bayi di tempat yang aman dan tinggalkan sebentar untuk menenangkan diri.
  • Jika anak menangis tak henti dalam waktu yang lama, pertimbangkan untuk membawanya ke dokter untuk mengetahui kemungkinan adanya gangguan kesehatan yang dialami anak.
  • Jangan pernah tinggalkan anak dengan pengasuh atau anggota keluarga yang tak jelas apakah dapat dipercaya atau tidak.
  • Jika memutuskan untuk menitipkan anak pada pengasuh atau di tempat penitipan anak, cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai rekam jejak pengasuh atau tempat penitipan anak tersebut.

Komplikasi

Satu dari empat bayi yang mengalami shaken baby syndrome meninggal dunia. Sementara itu, pada bayi yang bertahan hidup, komplikasi jangka panjang bisa terjadi, di antaranya:

  • Kebutaan
  • Gangguan pendengaran
  • Kejang berulang
  • Keterlambatan perkembangan
  • Gangguan bicara
  • Gangguan belajar, misalnya disleksia
  • Retardasi mental
  • Cerebral palsy

Kapan Harus ke Dokter?

Segera bawa bayi periksa ke dokter jika bayi habis diguncang, khususnya secara kasar. Terlebih, setelah kejadian terdapat tanda-tanda seperti bayi lemas, gelisah, muntah, kejang, dan penurunan kesadaran. 

Kini kamu sudah tahu apa itu shaken baby syndrome. Jika masih punya pertanyaan seputar kondisi ini, tanyakan langsung kepada dokter spesialis lewat layanan Tanya Dokter. Jangan tunggu sakit! #JagaSehatmu setiap hari. 

[HNS/NM]